Senam Berhadiah Maumere dilaksankan oleh PT GKP

Senam berhadiah. Corporate Social Responsibility PT. Gema Kreasi Perdana menggelar Lomba Senam Maumaere berhadiah. kegiatan senam ini, dalam rangka memperingati Hari Olah Raga Nasional Tahun 2019.

Selain untuk menyehatkan badan, senam massal ini juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahim dan ajang untuk saling menjalin kerja sama, kerukunan dan kekerabatan antar sesama khususnya di wilayah Kecamatan Wawonii Tenggara dan Kabupaten Konawe Kepulauan pada umumnya.

Kegiatan Senam Massal diikuti oleh ibu ibu dari Desa Sukarela Jaya, Desa Dompo Dompo, Desa Roko – Roko, Desa Mosolo, Desa Lawei, Desa Wawouso dan Desa Pu’uwatu.

Selain senam massal, diadakan pula Lomba Senam Maumere Competition 2019. Lomba ini diikuti oleh 7 Tim, dimana pesertanya adalah ibu – ibu dan pemudi pemudi yang berada di Roko – Roko Raya dan sekitarnya.

Untuk memeriahkan acara senam massal para peserta mendapat kupon undian yang nantinya akan di undi untuk mendapatkan Doorprize. hadiah hiburan yang disiapkan oleh panitia tim CSR PT. Gema Kreasi Perdana.

Sementara itu Humas PT GKP, Marlion mengatakan kegiatan yang di gagas oleh Corporate Social Responsibility PT. Gema Kreasi Perdana ini bertujuan positif selain dapat mempererat tali silaturrahmi dengan saudara dari desa lainnya kegiatan lomba senam ini juga untuk menyehatkan badan.

Hal senada di katakan ibu zamnah salah seorang peserta dia mengatakan melalui kegiatan senam berhadiah ini, para ibu-ibu diharapkan bisa menjadi sehat sehingga keluarga pun menjadi bahagia sebab para ibu memiliki peran penting di dalam keluarga.

Pemandangan air terjun lasolo di kendari

Kendari. Air terjun sering menjadi spot wisata pilihan saat hendak berlibur. Bukan hanya tentang pantai, berbagai flora dan fauna yang unik di sekitar air terjun juga menjadi daya tarik tersendiri. Salah satunya air terjun Lasolo

Air terjun ini merupakan salah satu objek wisata yang ada di Kota Kendari dan belum banyak diketahui orang. Letaknya di Jalan Lasolo, Kelurahan Sodoha Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Air Terjun Lasolo ini mempunyai pesona keindahan yang bisa memanjakan mata. Para pengunjung dapat melihat panorama air terjun dan bebatuan yang indah serta kolam permandian yang airnya jernih dan dingin. Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan pemandangan hutan begitu hijau.

 “Enak kalau kita mandi-mandi di sana, airnya jernih dan dingin. Pemandangan disekitarnya juga bagus. Jadi kita sering ke

sana kalau hari minggu,” kata seorang pengunjung

Menurut Mail, akses untuk menuju lokasi air terjun ini cukup mudah. Pengunjung bisa masuk melalui lorong depan Rumah Sakit Santaana Kendari sampai pada tepi sungai. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 300 meter untuk sampai di area air terjun Lasolo

Saat berjalan kaki, kita bisa melihat dan menikmati aliran air yang jernih dan bebatuan terjal membuat pemandangannya bagus serta suasana senang dan nyaman,” aku Luber yang pernah menikmati air terjun Lasolo.

Jatam tuntut PT GKP

Jatam. mendesak kepada Komnas HAM untuk turun tangan membantu membebaskan Jasmin dari tindakan kriminalisasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian kepada warga.

Jasmin menjadi salah satu dari 20 warga yang dilaporkan ke polisi oleh PT Gema Kreasi Perdana. Perusahaan yang bergerak di bidang tambang itu menganggap mereka merampas kemerdekaan seseorang. Padahal sebelum ditangkap Jasmin dan warga lainnya berusaha untuk menghalau perusahaan itu yang berusaha menerobos lahan masyarakat.

“Ditangkap Polda Sultra sore tadi pukul 17.00 WITA sore tanggal 24 November 2019 di rumah kakaknya di Kendari,” kata Divisi Hukum Jatam Muhamad Jamil dalam keterangan tertulisnya,

Jamil menjelaskan bahwa PT. Gema Kreasi Perdana (GKP) yang juga merupakan anak usaha dari Harita Group sudah tiga kali menerobos lahan masyarakat. Dalam usaha terakhirnya, penerobosan itu bahkan dikawal ketat aparat kepolisian pada 22 Agustus 2019.

“Laporan warga atas penerobosan lahan itu tak kunjung ditindaklanjuti polisi, sebaliknya, laporan pihak PT GKP yang cenderung dengan mudah diproses oleh polisi,” tandasnya.

Karena itulah Jatam mendesak Komnas HAM, Kapolri dan Kapolda Sultra untuk memberikan perhatiannya terhadap warga Pulau Wawonii.

Kemudian mendesak Komnas HAM untuk segera menghubungi Kapolri dan Kapolda Sultra untuk menghentikan proses kriminalisasi terhadap petani dan warga Wawonii segera.

Jamil meminta kepada Komnas HAM untuk segera membuka ke publik terkait rekomendasi kepada Polda Sultra soal pelanggaran HAM dan kriminalisasi terhadap warga dan petani Wawonii yang memperjuangkan lingkungan hidup dengan menolak tambang.

“Apalagi legalitas perusahaan tambang beserta Tersus pelabuhan PT. Gema Kreasi Perdana diduga tak lengkap dan tak memiliki izin lingkungan,” ujarnya.

Bukan hanya kepada Komnas HAM, Jatam juga mendesak kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya untuk mengintervensi Kapolri membatalkan penahanan Jasmin dan segera membebaskannya. Pasalnya Jasmin ialah pejuangan lingkungan hidup dan masuk kategori Anti Slapp (Strategic Lawsuit Against Public Participation) sesuai dengan Pasal 66 UU PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) Nomor 32 Tahun 2009.

“Meminta Komnas HAM segera mendesak Kapolda Sultra segera membebaskan seluruhnya 27 warga yang dikriminalisasi dan 3 sudah ditahan sekarang karena desakan perusahaan tambang,” tandasnya.

Virus Corona yang terjadi di kendari

Virus Corona. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan pasien MW (22) yang sempat dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Bahteramas Kendari tak terjangkit virus corona

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sultra Andi Hasnah mengatakan seseorang bisa dikatakan suspect corona jika mempunyai gejala demam atau riwayat penyakit batuk, pilek, nyeri tenggorokan, pneumonia berat berdasarkan gejala klinis dan atau gambaran radiologis.


Meski demikian, klaim negatif virus corona terhadap pasien tersebut bukan atas dasar hasil uji laboratorium melainkan perkiraan riwayat perjalanannya ke Korea Selatan.

Menurut dia, MW sudah batuk lebih dulu sebelum berangkat ke Korea. Ia menduga, pasien mengalami sakit setelah tiba di tanah air karena kelelahan dalam perjalanan empat hari di Korea Selatan.

“Saya curigai akibat dari perjalanannya. Perjalanan jauh kan capek,” tuturnya.

Terhadap hasil uji laboratorium pasien, Dinkes Sultra baru meminta bahannya dari Kementerian Kesehatan untuk kemudian memeriksa kondisi MW.

“Tapi menurut pusat, kenapa harus diperiksa, dia itu bukan suspect corona,” tegasnya.

Sementara itu, Plt Direktur RSU Bahteramas dr Sjarif Subijakto menyebut, diagnosa wabah corona adalah pneumonia berat, berasal dari China.

“Nah ini pasien cuma demam, batuk, tapi ada riwayat dari Korea. Dari dua kriteria itu saja tidak masuk kriteria diagnosis corona,” katanya.

Dokter, kata dia, sudah memeriksa fisik paru pasien dalam kondisi normal. Hanya saja, semua itu perlu dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui infeksi sekunder.

“Kenapa diisolasi, antisipasi saja karena ada wabah. Saat ini pasien cenderung normal ya diisolasi 7 hari lagi. Jadi flu saja. Yang bikin dicurigai ya karena riwayat dari Korea siapa tahu tertular. Tapi kriteria yang betul high risk ya riwayat dari Wuhan, atau dari China,” ujar Sjarif.

Sebelumnya, MW tergabung dalam rombongan 38 orang yang bepergian di Korea Selatan. Delapan orang dari Kendari, 28 orang dari Makassar dan 2 orang dari Jakarta.

MW bersama tujuh orang lainnya berangkat dari Kendari ke Jakarta pada 23 Januari 2020. Kemudian dari Jakarta bertolak ke Korea Selatan pada 24 Januari serta kembali di Kendari pada 27 Januari 2020.

Tiba di Kendari, pasien sempat masuk kerja. Namun, pada 1 Februari mengalami sakit dan ia sempat berobat ke Puskemas Poasia dengan keluhan demam dan sakit kepala.

Keluarga pasien kemudian merujuknya ke RSU Bahteramas pada 2 Februari 2020 karena tidak ada perubahan, hingga akhirnya dirawat di ruang isolasi khusus akibat kekhawatiran pasien terjangkit virus corona.

Namun, kata Sjarif, kondisi pasien saat ini sudah membaik usai mendapatkan pengobatan di RSU Bahteramas.

Pelatihan komputer untuk warga wawonii

PT. Gema Kreasi Perdana guna melahirkan generasi yang melek teknologi, salah satu perusahaan pertambangan di Kabupaten Konawe Kepulauan mengadakan Kursus Komputer. Hal ini telah dijalankan PT Gema Kreasi Perdana (GKP) sejak bulan Januari 2019. Tempat kegiatan kursus terbagi dua Desa, yakni Sukarela Jaya dan Desa Nambo Jaya.

Khusus kursus komputer di desa Sukarela Jaya telah melahirkan seratusan alumninya. Kebanyakan pelajaran SMP dan SMA serta masyarakat umum. Bahkan empat orang telah direkrut menjadi staf administrasi di perusahaan GKP.

Seperti di ketahui januari 2019 lalu pihak perusahaan meresmikan tempat kursus komputer di desa sukarela jaya dan kali ini, PT Gema Kreasi Perdana kembali membuka dan meresmikan di desa nambo jaya.

Sementara itu, staf pengajar Pipit Aprianti yang juga Alumni universitas 17 agustus (untad) mengatakan, pihaknya terus berkomitmen melatih generasi pelajar untuk memahami pengoperasian komputer. Mereka diharapkan mampu menguasai Microsoft word, Excel, membuat power point dan perangkat lainnya.

Bahkan lanjut pipit perangkat desapun kami ajar agar paham mengoperasikan komputer.

Humas PT GKP, Marlion mengaku bahwa perusahaannya memiliki komitmen yang tinggi guna menciptakan generasi yang kelak melek teknologi. Buktinya, setelah membuka kursus komputer di Desa Sukarela Jaya sejak awal tahun. Maka pertengahan tahun ini kembali diresmikan kursus komputer di desa Nambo Jaya.

“Saat ini dan ke depan persaingan kerja hanya bisa digeluti oleh generasi yang paham digital. Dasar inilah yang membuat kami berkontribusi dikegiatan kursus komputer. Ini juga bagian komitmen perusahaan kami terhadap masyarakat lingkar tambang,” jelasnya, Minggu (21/7/2019) saat ditemui usai peresmian kursus komputer.

Bakori Island hadap depan

Pulau Bokori. Di Sulawesi Tenggara, ada pulau yang disebut-sebut sebagai Pulau Surga. Pulau Bokori namanya. Wisata ke sini serasa liburan di pulau pribadi.

Untuk bisa sampai disana diperlukan waktu sekitar 1,5-2 jam dari kota Kendari. Pulau Bokori masuk ke dalam wiayah Tanjung Soropia, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe.

Dengan menyewa perahu tradisional sebesar Rp 100.000 (tarif antar jemput), berangkatlah ke Pulau Bokori. Laut biru dan tenang menemani perjalanan ke Pulau Bokori. 10-15 menit kemudian sampailah kami di Pulau Bokori.

Karena pada saat berkunjung pada hari biasa, maka sangat sedikit sekali pengunjung yang terlihat. Tiket masuknya sangat murah sekali, hanya sebessar Rp 6.000 per orang, berasa berada di pulau pribadi. Suasana tenang dan hanya terdengar sapuan gelombang air laut di pantai dan sapuan semilir angin di pantai.

Pulau Bokori memiliki air laut yang jernih dengan hamparan pasir putih juga dikelilingi oleh hutan mangrove dan tanaman pantai lainnya seperti‚ pohon kelapa dan cemara. Pantai Bokori telah dilengkapi pula dengan villa-villa yang bisa disewa untuk umum, termasuk vila-vila yang berjejer yang terapung di atas laut.

Namun sayang villa-villa tersebut terlihat kurang terawat dengan baik, termasuk keberadaan toilet umum yang juga tidak terawat dengan baik. Hal ini sungguh sangat disayangkan karena memiliki pesona pemandangan yang sangat cantik, sayang apabla fasilitas pendukungnya tidak terawat dengan baik.

Hal ini harus menjadi perhatian khususnya dari instansi terkait dan pemerintahan setempat agar segera dibenahi sehingga bisa menjadi destinasi wisata yang tidak kalah dengan destinasi wisata lainnya di Indonesia.

Berjalan-jalan sepanjang pantai sepanjang Pulau Bokori sungguh tidak membosankan, selain menikmati pemandangan laut yang menenangkan juga sangat menyehatkan. Selain berjalan kaki yang bisa mencapai 11 ribu lebih langkah kaki juga‚ karena udara yang masih bersih dan menyegarkan dan tentu saja banyak spot  spot foto yang instragrammable.

Tak terasa, hari semakin siang dan matahari juga semakin terik, akhirnya kami kembali ke dermaga dengan perahu tradisional yang sudah siap menunggu. Sepanjang perjalanan kembali ke dermaga, terlihat dari kejauhan rumah  rumah suku Bajo yang berderet sepanjang pantai.

Menurut informasi bahwa suku Bajo adalah penduduk asli dan nenek moyang mereka orang-orang yang ulung dalam hal melaut.

Akhirnya‚ sampailah di dermaga dan langsung melanjutkan perjalanan kembali ke kota Kendari menuju hotel untuk check out karena harus segera kembali ke Jakarta dengan penerbangan pada sore harinya.

Pertambangan Sultra

Pertambangan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat rekonsiliasi bersama seluruh kepala daerah dan para pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Hotel Claro.

Dalam rapat tersebut, Gubernur Sultra, Ali Mazi, SH, meminta kepada para pemegang IUP untuk menuntaskan segala kewajiban untuk mendukung percepatan pembangunan daerah.

Menurutnya, salah satu keseriusan Pemprov Sultra dalam menata para pemegang IUP adalah mewajibkan pemilik IUP memiliki kantor sendiri dan NPWP perusahaan berada di Sultra sampai akhir bulan September tahun ini, sesuai dengan surat edaran kepala Dinas ESDM Provinsi Sultra.

“Tujuan dari hadirnya investasi pertambangan di Sultra untuk memberikan kontribusi terhadap percepatan pembangunan di daerah kita,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, sambungnya, ketika akan melakukan perpanjangan IUP, harus mengajukan perubahan izin lingkungan dan studi kelayakan, dengan terlebih dahulu menyelesaikan kewajiban perpajakannya termasuk jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang.

Selain itu, pemilik IUP juga harus menggunakan alat berat yang berplat nomor daerah, dan menggunakan bahan bakar minyak industri dan bekerja sama dengan agen yang terdaftar sebagai wajib pungut di BAPENDA Provinsi Sultra.

Ali Mazi juga turut memberikan tanggapan terkait IUP di Pulau Wawonii. Menurutnya, sudah dijalankan sesuai aturan dan telah menjalankan kewajibannya, bahkan tanggung jawab sosial kemasyarakatan sudah dilaksanakan oleh perusahaan.

Langkah ini sebagai upaya dalam menata investasi yang baik, untuk kemajuan pembangunan daerah kita, sebab hadirnya mereka, selain bisa membuka lapangan kerja juga akan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD),” ujarnya

Hadirnya investasi pertambangan di Konawe Kepulauan (Konkep) sudah bisa membuka lapangan kerja bagi warga lingkar tambang. Selain itu juga, menghidupkan geliat perekonomian masyarakat di sana serta bisa meningkatkan pendapatan asli daerah bagi Konkep dan Provinsi Sultra.

“Tujuan dari pemekaran supaya bisa mandiri dalam mengelola daerahnya, supaya tidak berharap dana dari pusat terus. Maka potensi pertambangan, perikanan, perkebunan harus di maksimalkan untuk dikelola secara baik,” pungkasnya.

Gema Kreasi Perdana Marlion

PT. Gema Kreasi Perdana (GKP) melalui Marlion. SH selaku legal officer PT. menepis tudingan yang dilayangkan oleh Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar.

Tudingan Jatam menyebutkan, pelaporan oleh tim kuasa hukum terhadap para terduga pelaku penyekapan disertai kekerasan 10 Karyawan PT.GKP, pada Agustus lalu di Mapolda Sultra mengada-ada.

“Apa yang dituduhkan oleh kawan-kawan dari Jatam dan LBH Makassar justru membuktikan bahwa mereka tidak begitu faham tentang kondisi yang sebenarnya. Sebab, fakta yang terjadi, pada saat kejadian ada 10 orang karyawan PT.GKP, disandera disertai kekerasan, yang dilakukan oleh sejumlah oknum masyarakat disana,” tegas marlion saat dikonfirmasi oleh tim sorotsultra.com via selulernya, Jum’at, 29/11/2019.

Bahkan lanjut dia saat aksi penyanderaan berlangsung ada salah seorang warga sempat mengabadikanya lewat rekaman video, dan sempat beredar luas di sosial media facebook.

“Inikan aneh, ada korban penyanderaan lalu salah satu pelaku telah ditangkap namum penahananya ditangguhkan dan bahkan suda menyandang status tersangka masih disebut mengada ngada,” jadi yang ngawur siapa disini ,”tuturnya

Dia juga berharap agar secepatnya polda sultra segera menangkap semua pelaku yang telah di laporkanya dan meminta semua pihak agar menghormati proses hukum yang sedang berjalan

Berkaitan tudingan lainnya menyebut perusahaan menerobos lahan warga, secara gamblang pria yang akrab disapa lionk ini juga menjelaskan, “PT. Gema kreasi perdana berjalan sesuai koridor yang telah ditentukan bahwa lokasi yang di maksud itu dari segi legalitas telah kami kantongi izin IPPKH nya jadi dimana letak kesalahan perusahaan,” katanya

Diapun berharap, Komnas HAM Republik Indonesia (RI) untuk lebih jernih melihat persoalan yang terjadi disana, dan tidak hanya mengedepankan masukan dari warga yang katanya dikriminalisasi. Namun harus juga menemui pihak korban penyanderaan, dalam hal ini karyawan PT. GKP agar fair siapa sebenarnya yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia

Senada dengan Marlion, Amir karim selaku humas Perusahaan juga menambahkan, tudingan dan tuduhan yang selama ini dialamatkan ke PT Gema harus segera dihentikan sebab semua itu tidak mendasar, “tudingan kriminalisasi, menyerobot lahan warga, dan bahkan perusahaan ilegal semua itu tidak benar

Kongres PAN akan digelar di Sultra

Sulawesi Tenggara. Wakil Ketua Umum PAN, Totok Daryanto mengatakan terdapat sembilan lokasi yang akan menjadi kandidat Kongres PAN pada awal 2020 mendatang.

Kesembilan lokasi tersebut yakni Sumut, Sumbar, Lampung, DKI Jakarta, Yogya, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Papua, Kalimantan Selatan.

“Tadi sudah dikatakan ada sembilan lokasi, nanti masing-masing lokasi akan di survei,” kata Totok di lokasi Rakernas PAN, Hotel Milenium, Jakarta, Sabtu, (7/12/2019).

Menurut dia dari kesemebilan lokasi tersebut Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi kandidat kuat pelaksanaan Kongres yang salah satu agendanya memilih Ketua Umum PAN yang baru itu.

“Karena memenuhi kriteria prestasi, dan memenuhi kriteria buka daerah asal dari para kandidat,” katanya.

Totok mengatakan hampir semua daerah menginginkan menjadi tuan rumah pelaksanaan Kongres.

Hanya saja menurutnya, ada wacana agar Kongres PAN digelar di wilayah yang bukan menjadi daerah pemilihan Calon Ketua Umum, agar pelaksanaan Kongres berjalan netral.

Adapun sejumlah kader PAN yang digadang gadang maju dalam pemilihan yakni Zulkifli Hasan, Asman Abnur, Mulfachri Harahap, Hanafi Rais, dan Bima Arya.

“Memang ada wacana bahwa tempat kongres itu harus netral dalam arti daerah yang punya kedekatan khusus dengan calon. Itu fatsun aja. Semua saya kira setuju,” pungkasnya.