41 Anggota IDI Sultra Terinfeksi Covid, Termasuk Kadinkes
Sebanyak 41 dokter yang terhimpun di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara (Sultra), termasuk Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Muh Ridwan, terinfeksi Virus Corona.
Sejauh ini, sudah ada 32 orang dokter yang dinyatakan sembuh sementara sembilan orang masih dalam perawatan.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra La Ode Rabiul Awal menyebut dokter terakhir yang dinyatakan terinfeksi adalah Muh Ridwan. Total jumlah dokter yang tergabung di IDI Sultra sendiri mencapai 986 orang. Sebanyak 41 dokter yang terhimpun di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara (Sultra), termasuk Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Muh Ridwan, terinfeksi Virus Corona.
Sejauh ini, sudah ada 32 orang dokter yang dinyatakan sembuh sementara sembilan orang masih dalam perawatan.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra La Ode Rabiul Awal menyebut dokter terakhir yang dinyatakan terinfeksi adalah Muh Ridwan. Total jumlah dokter yang tergabung di IDI Sultra sendiri mencapai 986 orang.
“Itu data terakhir yang kita himpun per hari ini,” kata pria yang akrab disapa Dokter Wayong ini kepada CNNIndonesia.com, Senin 21 September 2020.
Menurut Wayong, jumlah dokter yang terinfeksi ini di luar dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).
“Mereka punya organisasi tersendiri juga,” katanya.
Ia menyebut, salah satu anggota PDGI Sultra dilaporkan meninggal dunia terinfeksi Covid yang berasal dari Kabupaten Konawe Selatan. Namun, soal jumlah dokter gigi yang terinfeksi ia belum tahu pasti detilnya.
Dokter Wayong menyebut mayoritas dokter yang terinfeksi adalah dokter umum sebanyak 32 orang dan dokter spesialis 9 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa, dokter umum paling rentan kontak langsung dengan pasien Covid yang tidak memiliki gejala.
“Jumlah nakes kita juga sudah banyak, sudah ratusan yang terinfeksi dan ada yang meninggal dunia,” jelasnya.
Karena tenaga kesehatan dan dokter sangat rentan tertular, maka ia mendorong adanya perlindungan tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya di garda terdepan melawan virus asal Wuhan China ini.
“Minimal ada kebijakan agar tenaga kesehatan dan dokter bisa swab jika ada gejala atau tanpa gejala namun memiliki riwayat kontak dengan pasien terinfeksi,” jelasnya.
Menurut Rabiul, hal ini penting dilakukan mengingat banyak dokter dengan tanpa gejala, namun berbahaya karena bisa menjadi carier bagi pasiennya.
“Jangan sampai tujuannya menolong pasien, padahal bisa menulari. Ini pentingnya bahwa dokter perlu dilakukan swab secara periodik jangan sampai menjadi penular dan akibatnya virus corona tidak bisa dikendalikan,” bebernya.
Berdasarkan data gugus tugas, pada hari ini, Senin 21 September 2020, terjadi penambahan 36 kasus baru yang terdiri dari Kota Kendari 23 orang, Kota Baubau 6 orang, Konawe Utara 2 orang, Konawe Selatan 2 orang, Kolaka 1 orang dan Konawe 2 orang. Total pasien positif hingga saat ini sebanyak 2.223 orang.
Sementara pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 45 orang yang berasal dari Konawe Selatan 1 orang, Konawe Utara 1 orang, Buton Tengah 6 orang, Kendari 9 orang dan Baubau 28 orang.
Total pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 1.417 orang. Sementara pasien yang meninggal dunia sebanyak 48 orang dan pasien yang masih menjalani perawatan sebanyak 758 orang.
Sumber: CNN Indonesia