Seekor ikan Duyung atau halicora dugong ditemukan warga Desa Bahaba, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Tenggara (16/11/2020). Ikan duyung dengan kondisi luka di beberapa tubuhnya itu semula sudah dibawa warga ke tengah laut namun kembali menepi ke pantai.

“Warga sini sudah membantu ikan duyung itu dengan membawanya ke tengah laut, tapi balik lagi,” kata Syawaludin, warga Bahaba, Konawe, Selasa (17/11/2020).

Khawatir terjadi sesuatu, kata dia, warga kemudian menghubungi petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam ,(BKSDA) Sultra. mengatakan, ikan duyung tersebut.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sultra La Ode Kaida mengatakan, pada Minggu (15/11) tim rescue (penyelamat) Balai KSDA Sultra mendapatkan laporan dari masyarakat tentang adanya satwa liar yang dilindungi jenis dugong di desa itu.

“Setelah mendapat laporan, maka pada Senin (16/11) pukul 01.30 Wita dini hari tim berangkat menuju Desa Bahaba. Tim rescue berangkat dari Desa Ampera Kecamatan Kolono Timur, Kabupaten Konawe Selatan, menggunakan Kapal Balai KSDA Sultra,” kata La Ode Kaida.

Dia mengatakan, proses evakuasi ikan duyung berjenis kelamin betina panjang 130 cm dengan berat bobot kurang lebih 50 kg tersebut, sempat terjadi diskusi alot antar warga dan petugas rescue BKSDA, karena keinginan warga setempat untuk tetap memelihara dugong tersebut agar tetap berada di desa mereka.

Namun, lanjut dia, setelah diberi pengertian tentang aturan perundang- undangan yang berlaku, serta risiko keselamatan satwa dugong yang sangat rentan apabila tidak dievakuasi segera, maka warga setempat diwakili tokoh masyarakat sepakat menyerahkan satwa dugong secara sukarela kepada tim BKSDA Sultra.

“Penyerahan satwa dituangkan dalam berita acara penyerahan satwa yang disaksikan oleh warga setempat. Dan dijelaskan pula tupoksi dan kewenangan Balai KSDA Sultra tentang pengawasan dan penertiban satwa liar,” katanya.

Dia mengatakan, tim Balai KSDA Sultra mengevakuasi satwa dugong menuju tempat perawatan sementara dengan meminjam karamba masyarakat di Desa Ampera, Kecamatan Kolono Timur Kabupaten, Konawe Selatan.

“Kondisi saat dievakuasi pada satwa terdapat luka dan sayatan dan beberapa garis bekas luka. Pada bagian punggung luka serius terdapat pada sirip ekor dan bagian perut,” kata Kaida.

Sumber: iNewsid

mobil listrik

Indonesia pernah merasakan sebagai salah satu negara penghasil minyak dan pernah menjadi negara eksportir minyak di dunia. Sekarang negara kita menjadi salah satu negara importir minyak dunia. Dampak dari berkembangnya industri otomotif di Indonesia sehingga konsumsi bahan bakar setiap tahun mengalami peningkatan dan lambatnya pemerintah khususnya Pertamina melakukan investasi di sektor perminyakan. Negara maju seperti Eropa dan Amerika sudah lama mengembangkan mobil listrik, sebagai respon atas terbatasnya supply bahan bakar minyak dunia dan menipisnya cadangan minyak dunia.

Pemerintah Indonesia melihat keterbatasan pasokan minyak dunia ini sebagai peluang dalam mengembangkan industri battery mobil listrik di mana bahan baku dari baterai listrik NiHM ( Nickel Metal Hydride ) dari bahan baku Nikel.

Indonesia menjadi negara terbesar di dunia yang memiliki cadangan nikel mencapai 3,57 miliar ton. Melalui UU No 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang mengatur tentang kebijakan pelaksanaan kewajiban peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dan setiap industri tambang berkewajiban membangun smelter.

Untuk menangkap peluang yang ada di depan mata tersebut , pemerintah membangun dan menyediakan kawasan ekonomi secara khusus di daerah penghasil nikel terbesar di Sulawesi. Banyak investor baik dari dalam negeri dan luar negeri datang dan melakukan investasi di daerah tersebut. Indonesia saat ini sudah mampu memproduksi 800.000 ton per tahun, sementara produksi dunia tahun 2019 mencapai 2,67 juta ton. 

Dengan banyaknya perusahaan yang menambang di Sulawesi seperti PT. VDNI, PT Vale dan PT Gema Kreasi Perdana, Indonesia menjadi negara terbesar di dunia disusul Philipina yang mampu memproduksi 420.000 ton per tahun.

Orientasi Industri otomotif dunia kedepan akan berubah dari kendaraan berbahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik. Dengan perubahan tersebut tentunya kebutuhan nikel sebagai bahan baku battery mobil listrik akan meningkat. Sebagai gambaran satu unit mobil listrik yang produksi Tesla rata-rata membutuhkan nikel sebanyak 55 kg. Tesla tahun 2025 akan memproduksi 3.8 juta mobil listrik, dengan asumsi jumlah produksi tersebut maka akan dibutuhkan 209.000 ton nikel.

Elon Musk pemilik Tesla menyampaikan bahwa nikel dari Indonesia adalah Nikel dengan kualitas terbaik di dunia. Inilah yang menjadi salah satu alasan Tesla tertarik untuk membangun pabrik battery mobil listrik di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah.

Membangun pabrik komponen battery mobil listrik di negara penghasil nikel terbesar di dunia sangat penting bagi manajemen Tesla untuk menjaga dan menjamin keberlangsungan produksi dan supply bahan baku dalam jangka panjang. Selain Indonesia, negara Asia lain seperti India juga sedang melakukan pendekatan kepada Tesla. Untuk menarik investor, selain memiliki sumber bahan baku, faktor keamanan merupakan kunci utama bagi para pelaku usaha. Mereka tidak ingin modal yang sudah diinvestasikan untuk menggerakan bisnis terhambat karena faktor keamanan.

Hendaknya para elite yang berseberangan secara politik dengan pemerintah bisa menahan diri untuk tidak melakukan gerakan yang bisa mengganggu stabilitas keamanan negara dengan membawa agama tertentu untuk kepentingan politik. Rakyat membutuhkan rasa aman untuk bisa bekerja, dan investor yang memiliki modal juga membutuhkan rasa aman untuk melakukan investasi bila stabilitas keamanan suatu negara terjamin dengan baik.

Selama masa pandemic covid-19, banyak perusahaan yang merumahkan karyawan, banyak industry untuk sementara mengurangi kegiatan produksi, karena daya beli masyarakat menurun. Jika para elite tertentu selalu memprovokasi kepada masyarakat untuk melakukan aksi demonstrasi dan turun ke jalan, tentu akan mengganggu aktivitas masyarakat lainya.

Kantor Perwakilan (KPw) Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi menambah dua galeri investasi di Sultra sehingga total galeri yang dimiliki sebanyak 9 galeri investasi. Untuk peresmian dua galeri yang baru ini BEI bekerja sama dengan MNC Sekuritas yaitu Galeri Investasi Ammi Ana Wonua dan Galeri Investasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Selasa (10/11/2020).

Pelaksana Harian (PH) Kepala KPw BEI Sultra Ricky mengatakan seluruh galeri tersebut yakni, Galeri Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo, Galeri Investasi Syariah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam-Enam Kendari, Galeri Investasi Syariah IAIN Kendari, Galeri Investasi Syariah Universitas Muhammadiyah Kendari, Galeri Investasi Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Galeri Investasi Syariah Universitas Muhammadiyah Buton, Galeri Investasi Universitas Sulawesi Tenggara, Galeri Investasi Ammi Ana Wonua dan Galeri Investasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kendari.

“Dengan bertambahnya galeri investasi ini sebagai bentuk komitmen BEI untuk meningkatkan jumlah investor pasar modal di Sultra. Hal ini tentunya juga dengan semangat para investor muda untuk bermain pasar saham,” ungkap Ricky melalui siaran persnya.

Akan tetapi, peresmian galeri investasi kali ini cukup berbeda dari sebelumnya dikarenakan dilakukan secara daring, dan akan digabungkan dengan galeri investasi dari daerah lainnya sehingga hari ini akan dilaksanakan peresmian 13 galeri investasi secara bersamaan.

Adapun 13 Galeri Investasi yg akan diresmikan hari ini adalah GI Elizabeth International, GI PT. Ammi Ana Wonua, GI Univ. Agung Podomoro, GI Univ. Bengkulu, GI Univ. Brawijaya, GI Univ. Dhyana Pura, GI FISIP Universitas Halu Oleo, GI Univ. Katolik Widya Karya, GI Univ. Muhammadiyah Gorontalo, GI Univ. Muria Kudus, GI Univ. Pendidikan Indonesia, GI Univ. Satya Negara Indonesia dan GI Univ. Tamansiswa.

Acara ini disiarkan secara langsung di stasiun televisi swasta dan juga menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam hal peresmian Galeri Investasi terbanyak dalam 1 hari, terdapat 2 Galeri Investasi dari Sultra yang turut berkontribusi dalam pemecahan Rekor MURI tersebut.

Adapun tujuan dari pendirian Galeri Investasi ini adalah untuk meningkatkan awareness terkait pasar modal kepada mahasiswa maupun masyarakat sekitar, KPw BEI Sultra berharap dengan bertambahnya galeri investasi maka akan mendorong semakin banyak masyarakat untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia. Untuk diketahui galeri investasi PT Ammi Ana Wonua adalah galeri investasi non kampus pertama di Sultra.

Sumber: ZonaSultra

Saat popularitas kendaraan listrik terus menanjak karena kian diminati, masa depan produksi nikel di negara Penghasil Nikel Terbesar Dunia juga semakin cerah di masa depan.

Permintaan komoditas tambang ini akan terus tumbuh, mendorong perusahaan dan Penghasil Nikel Terbesar Dunia bersemangat untuk menggenjot produksi.

Bahkan, CEO kendaraan listrik Tesla Elon Musk mengakui tentang potensi nikel ini. Dia mengatakan nikel merupakan tantangan terbesar produksi baterai mobil listrik di dunia.

Nikel menjadi tantangan terbesar untuk baterai (mobil listrik) secara volume besar dan jarak yang jauh. Australia dan Kanada melakukannya dengan cukup baik. Produksi nikel AS secara obyektif sangat buruk. Dan Indonesia yang terhebat,” cuit Musk, melalui twiter, pada 27 juli 2020 lalu.

Lantas negara mana saja yang bisa menikmati masa depan nikel ini?

Berdasarkan data terbaru dari Survei Geologi AS pada 2019, berikut 5 negara produsen nikel terbesar dunia, melansir dari Investing News, Senin (26/10/2020).

5. Australia

Total Produksi: 180.000 MT

Australia, salah satu negara produsen terbesar nikel juga mengalami peningkatan produksi dari 170.000 MT di tahun 2018 menjadi 180.000 MT di tahun 2019.

Beberapa produsen terbesar di negara ini, termasuk BHP, belakangan ini mengumumkan rencananya untuk terus menumbuhkan investasi terhadap operasional produksi nikel. Di mana permintaan dari komoditas ini terus diminati oleh banyak pihak.

Saat tahun 2014 sampai dengan 2016, harga Nikel sendiri pernah terjun bebas sampai mengakibatkan beberapa daerah pertambangan di Australia terpaksa tutup.

Tapi saat harga komoditas kembali seperti normal, sampai akhirnya para pihak pertambangan sekali lagi mencoba membuka produksinya.

4. New Caledonia

Total Produksi: 220.000 MT

Wilayah yang merupakan kepemilikan negara Prancis ini melihat adanya peningkatan produktivitas di tahun 2018, berawal dari 216,000 MT menjadi 220,000 MT.

Tapi tidak seperti Indonesia dan Filipina, New Caledonia tidak mau mengekspor komoditasnya tersebut kepada China, dengan alasan untuk menyimpan dan memperbaiki industri lokalnya.

Tapi pada Desember tahun 2016, di bawah pemerintahan baru, kegiatan ekspor nikel ke China pun akhirnya disetujui, dan semenjak itu New Caledonia sudah mengirimkan lebih dari 2 juta ton nikel ke negeri bambu tersebut.

Walaupun begitu ekonomi dari wilayah ini pun nampaknya terancam, mengingat ketergantungannya dengan harga nikel.

Di tahun 2018, VALE yang merupakan salah satu pertambangan besar, mengumumkan rencananya untuk menginvestasikan lebih dari USD 500 juta kepada produksi nikel di New Caledonia dari tahun 2019 sampai 2022.

Tapi di akhir tahun 2019, rencana itu berubah karena perusahaan tambang tersebut kembali memfokuskan usahanya di Indonesia.

3. Australia

Total Produksi: 270.000 MT

Walaupun Rusia menjadi negara produsen nikel urutan ketiga dunia, pada tahun 2019 negara ini sempat mengalami penurunan produksi. Berawal dari 272.000 MT di tahun 2018 hingga turun menjadi 270.000 MT.

Tetapi menurut Norilsk Nickel yang merupakan produsen nikel terbesar di Rusia, dilaporkan memproduksi Nikel dengan tidak produktivitas yang baik.

Laporan tersebut menyatakan bahwa total produksi Nikel tahun lalu selalu bertumbuh 5 per sen dari tahun ke tahunnya hingga menjadi 229.000 ton.

2. Filipina

Total Produksi: 420.000 MT

Filipina memang terkenal sebagai salah satu negara produsen top untuk masalah produksi nikel. Walaupun sempat mengalami penurunan produksi di tahun 2017-2018, dari 366.000 MT menjadi 340.000 MT, pada 2019 Filipina kembali menggenjot tingkat aktivitasnya, dengan total 420.000 MT.

Hampir sama halnya dengan Indonesia, dengan jaraknya yang cukup dekat dengan China dan total 30 tempat pertambangan, membuat proses ekspor Nikel menjadi ideal bagi negara ini.

Tapi terdapat laporan bahwa tahun lalu, produsen pertambangan DMCI terbesar, bahwa kegiatan produksi bisa terancam menurun dengan kebijakan pemerintah untuk menutup 2 lahan pertambangan di Filipina.

1. Indonesia

Total Produksi: 800.000 MT

Indonesia selama ini dijadikan sebuah tolak ukur oleh banyak pihak mengenai keseriusan sebuah negara untuk terjun kepada tren Nikel.

Pada tahun 2019 sendiri, dilaporkan bahwa penghasilan nikel sendiri bisa melampaui produksi minyak kelapa sawit, yang merupakan komoditas kedua terbanyak untuk bisa diekspor.

Jaraknya yang cukup terjangkau dengan China, yang menjadi negara pemimpin dalam produksi manufaktur kendaraan elektronik, membuat proses ekspor komoditas ini menjadi sangat ideal. Indonesia juga masih mempunyai mempunyai cadangan nikel sebanyak 21 juta MT.

Modal tersebut yang membuat iklim pertambangan nikel sangat bergairah di Indonesia. Mulai dari pemain global seperti VALE sampai lokal seperti PT Gema Kreasi Perdana yang menambang nikel di Sulawesi Tenggara. 

hilirisasi industri nikel

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hilirisasi industri nikel yang tengah dilakukan pemerintah bisa menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dunia baterai lithium.

Hilirisasi industri nikel, hemat Luhut, penting untuk masa depan, sehingga tidak hanya ekspor material mentah. Dalam hal ini memproses dari bijih nikel sampai menjadi baterai dan stainless steel. Namun, Indonesia masih butuh transfer teknologi dari investor asing.

Selain baterai lithium, hilirisasi nikel bisa memberikan nilai tambah hingga 10,2 kali lipat. Dalam catatan Luhut, ekspor bijih nikel pada 2018 sebanyak 19,25 juta ton mencapai nilai AS $612 juta. Bila diproses menjadi stainless steel slab, ekspor produk hilirisasi tersebut menghasilkan AS $6,24 miliar.

Saat ini, Indonesia, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menduduki peringkat ke-6 sebagai negara yang kaya akan sumber daya tambang. Selain itu, dari potensi bahan galiannya untuk batubara, Indonesia menduduki peringkat ke-3 untuk ekspor batubara, peringkat ke-2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk produksi tembaga, peringkat ke-6 untuk produksi emas. 

Kondisi excellent tectonic dan geologi itulah yang membawa Indonesia menjadi satu di antara produsen terbesar emas, tembaga, nikel, dan timah. Sebagai catatan, Indonesia memberikan sumbangsih cadangan emas terbesar di kawasan South East Asia, yaitu sebesar 39% (sekitar 168 Moz /5,215 tonnes). Dengan profil yang demikian, Indonesia menjadi negara yang sangat menjanjikan bagi kalangan pelaku industri pertambangan untuk bisa berinvestasi di Indonesia.

Pemerintah juga mendorong swasta yang selama ini mengimpor kendaraan listrik untuk segera membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia dengan menggandeng prinsipal dari luar negeri.

Keinginan dan komitmen Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik dituangkan dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Perpres ini menandakan kebangkitan Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik.

Indonesia bisa menjadi pemain rantai pemasok global baterai untuk kendaraan listrik. Rantai pasokan global dalam industri kendaraan listrik diperlukan, di mana sesama negara bisa saling melengkapi suku cadang. Misalnya Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, mengingat nikel bisa menjadi salah satu pembuat baterai mobil listrik.

Hilirisasi dengan teknologi hidrometalurgi (pelindian) menggunakan bijih nikel berkadar rendah (limonit). Namun, untuk proses hilirisasi ini masih dalam persiapan. Produk yang dapat dihasilkan berupa logam nikel murni dan senyawa nikel sulfat (bahan baku manufaktur nickel-based ion lithium battery). Di samping itu, juga dapat dihasilkan logam kobalt murni dan senyawa kobalt sulfat (bahan baku manufaktur nickel-based ion lithium battery). Perusahaan yang berencana akan melakukannya adalah Harita Nickel yang saat ini pembangunan pabriknya di Maluku segera rampung.

Lokasi pertambangan yang baik harus memiliki potensi mineral yang sesuai target. Wilayah pertambangan itu juga tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintah yang sudah menjadi bagian dari tata ruang nasional. Contohnya seperti Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara yang kaya akan sumber Nikel. Disini merupakan surga nikel yang menjadi rumah bagi perusahaan tambang Indonesia seperti PT Gema Kreasi Perdana yang turut mengembangkan daerah sekitar lingkar tambang.

Nikel dapat digunakan pada berbagai industri, mulai dari konstruksi, kimia, manufaktur alat dapur, manufaktur baterai, bidang otomotif, hingga bidang keuangan.

Semakin banyak hilirisasi nikel di Indonesia diharapkan dapat memberikan kesejahteraan langsung kepada masyarakat Indonesia dengan menjadi negara yang bisa mengekspor produk bangsa berupa baja tahan karat (stainless steel), baterai litium basis nikel, logam nikel, senyawa kimia nikel, dan produk-produk nikel lainnya.

Indonesia kaya akan destinasi wisata. Namun, banyak yang belum dikelola dengan baik. Misalnya, destinasi wisata di Kabupaten Konawe Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tenggara.
 
Air Terjun Tumburano menjadi wisata andalan di sana, namun kurangnya perhatian dari pemerintah membuat Air Terjun Tumburano masih sepi pengunjung.
 
Air Terjun Tumburano dijuluki air terjun tertinggi dan terbesar di Kecamatan Wawonii Utara. Air Terjun Tumburano memiliki ketinggian sekira 120 meter dengan tiga undakan air terjun besar dan beberapa undakan kecil.

Air Terjun Tumburano terbagi atas tiga tingkatan. Pada tingkatan ketiga merupakan air terjun tertinggi (80 meter) dan bisa diakses melalui air terjun tingkat kedua dengan tinggi sekitar 15 meter.
 
Tak hanya memesona, Air Terjun Tumburano memiliki kisah legenda tentang sepasang kekasih, Durubalewa dan Wulangkinokooti, yang tidak direstui kedua orang tuanya. Mereka memutuskan mengakhiri hidup di air terjun tersebut.
 
Untuk mencapai air terjun Tumburano dari Kota Langara, Ibu Kota Kabupaten Konawe Kepulauan, harus menempuh jarak 7 kilometer. Sebelum mencapai air terjun, pengunjung dihadapkan pada kondisi jalan yang rusak. Pengunjung harus menggunakan kendaraan doule cabin karena medan yang sulit.
 
Ketua Bappeda Kabupaten Konawe Kepulauan Syafiuddin Alibnas mengatakan, untuk membuka akses jalan ke Air Terjun Tumburano butuh pendekatan khusus dengan pemilik tanah. Sebab, untuk mencapai air terjun Tumburano harus melalui kebun warga.
 
Meskipun destinasi wisata di Pulau Wawonii atau Kabupaten Konawe Kepulauan belum tersentuh infrastruktur, Pemkab Konawe terus melakukan berbagai upaya mengenalkan kawasan wisata unggulan.
 
“Kita harus mempromosikan air terjun ini di Kota Kendari dan tempat-tempat pelabuhan. Misalnya, di Langara. Kita siapkan transportasi jika ada yang ingin melihat atau menikmati Air Terjun Tumburano,” kata Syafiuddin Alibnas.

Salah seorang pengunjung wisata Air Terjun Tumburano Helen mengatakan pesona Air Terjun Tumburano sangat indah dan pesona, namun terkendala sulitnya akses jalan.
 
“Infrastruktur jalan sangat memprihatinkan. Sebenarnya kalau pemerintah bisa memperbaiki infrasturktur menuju air terjun, tempat ini pasti banyak pengunjungnya,” ucap Helen.
 
Pj Bupati Konawe Kepulauan Muhamad Yusuf mengatakan destinasi wisata di daerahnya harus diperkenalkan hingga tingkat nasional.
 
“Untuk mengenalkan destinasi wisata di Kabupaten Konawe Kepulauan disatukan dengan wisata di Kota kendari, Pulau Bokori di Kabupaten Konawe, Pulau Labengki di Kabupaten Konawe Utara dan destinasi wisata di Kabupaten Muna,” ujarnya.
 
Sejak dimekarkan menjadi Kabupaten Konawe Kepulauan, kabupaten ini baru memiliki bupati definitif satu periode, yakni Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan Amrullah dan Wakil Bupati Muhamad Lutfi. Meraka terpilih pada Pilkada 2015. Saat ini, mereka kembali maju untuk mencalonkan diri pada Pilkada 2020 yang akan digelar pada 9 Desember.
 
Gubernur Sulawesi Tenggara menunjuk Muhamad Yusuf yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Koperasi Sulawesi Tenggara untuk menjabat sebagai PJ Bupati Konawe Kepulauan.
 
Selain Air Terjun Tumburano masih ada sejumlah destinasi wisata lain yang tak kalah memukau, yaitu Air Terjun Kopea, Air Terjun Lanuku, dan Air Terjun Ringkulele di Sungai Mesolo.
 
Untuk wisata pantai, terdapat Pantai Kampa yang memiliki pemandangan indah dengan hamparan pasir putih sepanjang 1,3 kilometer. Selain itu ada juga Pantai Tengkera, Batu Belah, dan pemandian air panas.

Sumber: Medcom ID