Pilkada Konawe Utara

Tim pemenangan pasangan calon bupati-calon wakil bupati Konawe Utara nomor urut 2 Ruksamin-Abu Haera mengklaim unggul dalam pemungutan suara Pilkada Konawe Utara 2020.

Kemenangan diklaim berdasarkan hasil tabulasi suara per TPS yang dilakukan tim pemenangan, di rumah pribadi cabup petahana Ruksamin, Rabu (9/12). Menurut Sudiro selaku Ketua Tim Pemenangan Ruksamin-Abu Haera mengatakan, data tabulasi yang masuk dari 13 kecamatan.

Hasilnya, Ruksamin-Abu Haera meraih suara 24.505 suara atau 56,75 persen, sementara pasangan Raup-Iskandar disebut meraih suara 18.677 suara atau 43,25 persen. 

“Selisih kemenangan Ruksamin-Abu Haera sebanyak 5.828 suara, yang saya umumkan ini perolehan suara se kabupaten,” ujar Sudiro dalam keterangannya. Sudiro kemudian meminta kepada masyarakat dan pendukung untuk tetap mengindahkan protokol kesehatan Covid-19.

“Saya berharap untuk tidak melakukan konvoi, karena di balik ketenangan ada kemenangan. Semua itu hasil kerja keras semua yang direstui dan ridha dari Allah SWT,” katanya.

 Sementara itu Ruksamin berharap pendukungnya bersabar menunggu pengumuman resmi dari KPU Konawe Utara.

“Saya harap tetap bersabar sambil menunggu hasil rekapitulasi resmi KPU. Tetap tenang menjaga kebersamaan. Kumpulkan C1. Saya mohon saudara saya dari seluruh kecamatan silakan datang, tetapi tidak melakukan konvoi,” ucap pria yang juga menjabat Ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) Provinsi Sulawesi Tenggara itu.

Sumber: JPNN

harga nikel

Harga nikel bergerak sangat fluktuatif dalam beberapa waktu terakhir. Sempat menyentuh level tertingginya di US$ 16.455 per ton pada Jumat (27/11). Lalu harga bergerak turun ke US$ 15.954 per ton. 

Walaupun, merujuk Bloomberg, pada Jumat (4/12), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan sudah kembali naik ke level US$ 16.399 per ton. 

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menyebut pergerakan harga nikel saat ini tergolong masih wajar. Menurutnya, setiap terjadinya tren positif penguatan, lalu akan disusul dengan terjadinya koreksi. Namun, dengan fundamental yang baik, nikel pun akan kembali rebound dan melanjutkan tren penguatan. 

Hal ini tercermin dari pergerakan nikel sepanjang tahun ini. Pada kuartal I-2021, harga nikel sempat jatuh hingga 19,73% seiring terjadinya pandemi. Namun, pada kuartal II-2020, nikel berbalik rebound hingga 13,85%. Bahkan, tren kenaikan masih terus terjadi pada kuartal III-2020, tercatat, nikel kembali naik sebesar 13,85%. 

“Sebenarnya pergerakan logam industri, termasuk nikel, itu mengekor tren harga tembaga, dan harga tembaga sendiri masih berada dalam tren positif. Apalagi, cadangan nikel di London Metal Exchange (LME) tercatat lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, sementara permintaan tetap tinggi,” jelas Wahyu kepada Kontan.co.id, Senin (7/12).

Secara fundamental, Wahyu menyebut nikel diselimuti sentimen positif seiring kebutuhan akan baterai untuk kendaraan listrik tetap tinggi sekalipun di tengah pandemi virus corona. Nikel sendiri digunakan sebagai salah satu bahan utama baterai mobil listrik tentu ikut mengalami kenaikan permintaan.  

Bahkan, Giga Metal melaporkan, ketersediaan nikel untuk baterai lithium ion bisa saja mengalami defisit lebih cepat dari perkiraan pabrik pembuat komponen. Salah satu faktor tingginya permintaan nikel adalah upaya Tesla, salah satu pabrikan kendaraan listrik, yang semakin gencarnya produksi mobil listrik.  

Wahyu juga bilang, pengembangan dan produksi kendaraan listrik di China ke depannya akan semakin berkembang pesat dan masif. China memiliki ambisi untuk menjadi negara yang menjadi pusat produksi kendaraan listrik pada 2025 mendatang. Artinya, secara jangka panjang, prospek nikel masih akan tetap cerah. 

“Tak hanya itu, China juga menargetkan setiap pabrik di negaranya menghasilkan produk-produk dengan nilai yang lebih tinggi. Dan ini memerlukan teknologi yang lebih canggih untuk bisa menghasilkan produk berkualitas, dan teknologi yang canggih selalu membutuhkan keberadaan nikel dalam jumlah yang besar,” tambah Wahyu. 

Dengan permintaan akan nikel yang masih akan tetap tinggi ke depan, Wahyu memperkirakan tren positif nikel belum akan berhenti dalam waktu dekat. Apalagi, pada Desember ini akan kembali ada pembahasan soal stimulus yang mungkin menekan kembali dolar AS, praktis komoditas, termasuk nikel akan diuntungkan dengan kondisi ini. 

Hal ini tentunya menguntungkan bagi para pemegang usaha tambang nikel Indonesia seperti PT ANTAM, PT GKP dan PT NHM

Sementara untuk tahun depan, selain faktor perkembangan produksi mobil listrik, sentimen vaksin dan pemulihan ekonomi disebut Wahyu masih akan tetap menjadi salah satu faktor yang punya pengaruh terhadap harga nikel pada tahun depan.  

Proyeksi Wahyu, pada sisa tahun ini, nikel masih akan terus mencoba menguat dan menembus level US$ 17.000 per ton. Sementara untuk 2021, nikel kemungkinan akan menguji target level tertingginya yakni, US$ 18.842 per ton yang terjadi pada September tahun lalu.  

Artinya, nikel besar kemungkinan akan bergerak di kisaran US$ 18.000 per ton pada tahun depan.

geopolitik nikel

Indonesia merupakan pemain penting dalam tata niaga nikel dunia. United States Geological Survey (USGS) melaporkan negeri khatulistiwa ini memiliki cadangan bijih nikel sebesar 21 juta ton dengan produksi 800 ribu ton pada 2019. Fakta geopolitik itu menempatkan Indonesia sebagai negara produsen nikel terbesar di dunia. 

Letak cadangan nikel tersebut berada  di bagian timur Indonesia, yang bisa dibilang surga nikel. Berbagai perusahaan pertambangan bereksplorasi di sana, mulai dari perusahaan asing seperti PT Vale hingga perusahaan-perusahaan lokal seperti PT Gema Kreasi Perdana.

Di sisi lain, Wood Mackenzie memperkirakan kebutuhan nikel dunia akan meningkat dari 2,4 juta ton pada 2019 menjadi 4 juta ton pada 2040. 

Peningkatan tersebut disumbangkan oleh produksi baja tahan karat (stainless steel) dan baterai. Kebutuhan nikel untuk baja tahan karat meningkat dari 1,65 juta ton pada 2019 menjadi 1,9 juta ton pada 2040, sementara itu kebutuhan untuk baterai meningkat dari 163 ribu ton menjadi 1,22 juta ton. Meningkatnya kebutuhan baterai ini didorong oleh berkembangnya penggunaan kendaraan listrik.

Sumber daya nikel menjadi salah satu keunggulan komparatif Indonesia. Pertama, bijih yang diproduksi memiliki kadar nikel yang lebih tinggi dibanding negara-negara produsen di kawasan Asia Pasifik seperti Filipina, Australia, dan Kaledonia Baru. Selain itu, deposit nikel Indonesia banyak terdapat di tanah (laterit) yang lebih mudah ditambang dibandingkan deposit dalam batuan.

Kedua, jarak Indonesia lebih dekat dengan pasar utama nikel dunia seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Dia menilai secara geopolitik Indonesia memiliki hubungan baik dengan keempat negara tersebut yang potensial menjadi pasar utama produk nikel Indonesia. Ketiga, keamanan dalam negeri yang terjamin membuat investor nyaman dalam melakukan aktivitas pertambangan.

Indonesia memiliki semua komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi baterai kendaraan bermotor listrik. Namun terkecuali untuk litium yang harus impor dari negara produsen seperti Australia, China, dan beberapa negara di Amerika Selatan dan Afrika. 

Pendiri Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Jonatan Handojo menambahkan besarnya cadangan nikel Indonesia menarik minat banyak investor asing. Hal ini juga berimbas pada meningkatnya harga nikel yang kini mencapai kisaran US$15.000/ton, meskipun pada awal tahun sempat jatuh hingga mencapai sekitar US$11.000/ton. 

“Bisnis nikel kan lagi naik daun. Arahnya bukan stainless steel seperti sendok, garpu, dan panci, kita enggak bicara lagi terlalu kecil. Paling penting kan sekarang buat baterai untuk kendaraan bermotor. Dari mobil yang pakai listrik baterai, 70% bahannya nickel metal hybrid. Itu 70%-nya kan nikel,” ungkapnya kepada Alinea.id, Selasa (3/11).

Meskipun perusahaan kendaraan bermotor listrik (KBL) berlomba-lomba datang, Handojo menilai teknologi pengembangan baterai harus dikuasai oleh Indonesia sebagai tuan rumah. Hal ini berkaca pada dominasi China dalam industri stainless steel lantaran menguasai semua lini produksinya seperti nikel dan krom.

Geopolitik Indonesia hanya memiliki nikel karena masih minimnya krom yang tersedia. Sementara itu, perusahaan-perusahaan China banyak membeli dan membuka tambang krom di Afrika.

Dengan potensi yang ada, Ketua Indonesia Smelter and Mineral Processing Association (ISPA) Raden Sukhyar menilai sebenarnya Indonesia mampu menjadi pemain penting dalam industri berbasis nikel.

Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah, terutama dalam aspek pendanaan dan teknologi yang selama ini menjadi masalah utama dalam hilirisasi nikel.

Untuk menjamin kelangsungan pasar, kata Sukhyar, aliansi dengan negara-negara konsumen nikel harus dijalin. Nikel, kata dia, harus dijadikan sebagai posisi tawar untuk menghasilkan aliansi yang menguntungkan bagi Indonesia.

“Kita punya nikel lho, mari kita kerjasama. Kalian punya teknologi canggih dan kita pasok baterainya. Bagaimana kita jadi bargaining position (posisi tawar) yang kuat untuk membangun hilirisasi sejauh mungkin,” katanya.

Sukhyar menambahkan pemerintah juga mesti berperan aktif dalam mendorong inovasi dan menciptakan permintaan. Ia mengapresiasi langkah pemerintah yang memberi insentif pemotongan pajak super (super tax deduction) bagi perusahan yang melakukan kegiatan vokasi dan riset untuk mendorong inovasi.

Terkait permintaan, pemerintah harus dapat memastikan bahan baku yang digunakan berasal dari dalam negeri serta mendorong produsen dan konsumen dalam negeri untuk duduk bersama.

“Kemudian, kalau kita punya resources bagus, kita lihat di dalam negeri. Kita punya populasi terbesar di Asia Tenggara. Market size kita gede banget tuh. Pertanyaannya apakah kita bisa memproses nikel sampai produk tertentu? Mungkin sampai finished product yang bisa dimanfaatkan di dalam negeri,” ujarnya.

Gempa tektonik bermagnitudo 5,3 mengguncang wilayah Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (3/12) pukul 03.36 WIB. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengatakan, hasil analisis menunjukkan gempa memiliki parameter dengan magnitudo M=5,3.

“Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3.41 LS dan 123.37 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 78 km arah Timur Laut Konawe-Kepulauan Sulawesi Tenggara, pada kedalaman 10 km,” kata Rahmat. Dikutip dari Antara.

Rahmat menuturkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust fault).

Dikatakannya, guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Kendari III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Konawe Selatan, Konawe Kepulauan II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).

“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa hingga pukul 04.45 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Ia kemudian mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” terangnya.

Beberapa warga Sultra tidak merasakan adanya gempa. Usman (27) salah seorang warga di Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Anduonohu, mengatakan tidak merasakan adanya gempa.

“Di daerah sini (wilayah Anduonohu) tidak ada yang rasakan gempa, kalau ada pasti ribut, ditambah lagi pasti banjir story WA-nya orang, tapi ini tidak ada,” katanya.

Aini (25) warga Kecamatan Baruga, mengatakan ia juga tidak merasakan gempa di sekitar wilayah rumahnya. “Tidak ada saya rasa, yang goyang, atau gemetar di dalam rumah juga tidak ada,” tutur Aini. 

Sumber: Merdeka

harga nikel

Tren kenaikan harga nikel diprediksi masih akan berlanjut hingga tahun depan. Potensi tersebut turut ditopang oleh tren kenaikan harga komoditas acuannya yakni tembaga dan serangkaian sentimen positif.

Mengutip Bloomberg, Jumat (13/11/2020) harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan berada di level US$ 15.892 per ton. Ini membuat harga nikel naik 3,45% dalam sepekan.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono memprediksi pada kuartal I-2021, harga nikel bisa tembus dari level tertingginya di US$ 18.884 per ton. Bahkan, dia pun optimistis, penguatan nikel berlanjut hingga ke level US$ 20.000 per ton di tahun depan.

Hal ini tentunya menyenangkan para penambang nikel. Apalagi yang menambang di daerah dengan potensi sumber daya mineral nikel yang besar. Provinsi Sulawesi Tenggara memilki 97,4 miliar ton yang tersebar dalam luas 480 ribu Ha, yang digarap oleh perusahaan seperti PT GKP dan PT VDNI. 

Tren lokomotif komoditas seperti minyak dan tembaga dinilai cukup positif untuk menopang komoditas lainnya naik.

“Jadi logam industri lainnya bisa jadi mirip atau mendekati tren positif tembaga. Apalagi di kuartal III-2020 base metal sudah naik 8,95%,” kata Wahyu, Senin (16/11/2020).

Sentimen lain yang bisa mengerek harga nikel adalah terkait perkembangan vaksin Covid-19. Untungnya, pasar sudah lebih dulu price in, di mana banyak komoditas mulai rebound setelah anjlok di bulan April 2020 lalu.

Sentimen penggelontoran stimulus yang banyak dilakukan beberapa negara dan dan bank sentral, serta dampak dari tren reflationary trade juga masih jadi penopang.

Meskipun begitu, Wahyu menilai penemuan vaksin mungkin saja akan mempersulit adanya stimulus fiskal (stimulus kesehatan dan tenaga kerja) yang lebih besar. Selain itu, presiden terpilih AS Joe Biden juga memiliki banyak agenda seperti Green New Deal dan kenaikan pajak. Berbagai kebijakan Biden tersebut, tentunya bakal memicu defisit anggaran yang lebih dalam.

“Kekurangan stimulus fiskal bakal menahan efektivitas kebijakan tersebut bagi pemulihan ekonomi yang memang tidak mudah. Sehingga, vaksin bukan satu-satunya solusi bagi krisis ekonomi AS, khususnya terkait masalah tenaga kerja,” jelas Wahyu.

Meskipun begitu, tantangan ekonomi AS tersebut berpotensi membuka jalan bagi The Federal Reserve untuk maju dan memberikan stimulus moneter. Jika itu terjadi, maka akan mendukung bullish emas dunia dan mempertahankan reflationary trade dan menekan the greenback.

“Jadi dalam jangka pendek (nikel) masih bisa koreksi atau fluktuasi, namun di jangka menengah dan panjang nikel masih menjadi salah satu yang terdepan dan menjanjikan,” ujar dia.

Apalagi, jika melihat pergerakannya sepanjang 2020, nikel termasuk komoditas yang paling awal kembali mencetak level tertinggi yakni di level Januari 2020 yakni US$ 14.432 per ton pada Agustus lalu. Kenaikan berlanjut dan menyentuh level US$ 15.812 per ton di September lalu.

Sementara itu, Wahyu memprediksi, di kuartal IV-2020 nikel masih mencoba menguat menembus level US$ 17.000 per ton, bahkan level US$ 18.000 per ton bukan lagi level yang mustahil di tahun ini.

simulasi perhitungan suara

Dalam rangka menyukseskan pemilihan Calon Kepala Daerah (Cakada) tahun 2021 mendatang di Konawe Kepulauan (Konkep) yang terhitung tinggal 14 hari lagi, KPUD Konkep terus berupaya agar pemilihan dapat berjalan dengan lancar dan kondusif sesuai regulasi PKPU

Untuk itu, KPUD Konkep menggelar pelatihan penggunaan uji coba aplikasi simulasi terhadap PPK, PPS, dan KPPS kecamatan Wawonii Barat di ruang rapat KPUD Konkep, Rabu (25/11/2020).

Badran selaku Koordinator Divisi Teknis KPUD Konkep menjelaskan kegiatan uji coba aplikasi simulasi dilaksanakan selama dua hari dan kegiatan tersebut berakhir hari ini (25/11).

“Kegiatan perhitungan suara hasil rekapitulasi (Rekap) ini dilaksanakan dalam bentuk uji coba penggunaan aplikasi ini dan sebelumnya sudah kami rapatkan bersama DPRD, Bawaslu dan KPU RI”, kata Badrun kepada Wartawan Tegas.co, Rabu (25/11/2020).

“Awalnya DPRD menolak penggunaan aplikasi simulasi tersebut untuk pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah tahun 2020 dengan banyak pertimbangan, baik dari sumber daya manusia masing-masing kabupaten yang menyelenggarakan pemilihan kepala daerah serentak”, tambah Badran.

Tetapi untuk pemilihan tahun 2020 ini, kata Badran aplikasi simulasi tersebut tetap akan di uji coba kelayakan dan mencari kendala dari aplikasi simulasi tersebut untuk persiapan di pemilu tahun 2024 mendatang.

“Untuk perhitungan rekapitulasi suara tahun 2020 tetap masih manual. Untuk aplikasi simulasi hanya perbantuan dari manual agar memudahkan untuk mengirim hasil perhitungan suara ke link atau situs resmi KPU RI”, pungkasnya.

Sumber: Tegas.co