Peresmian jembatan di Desa Sinalu Jaya

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) melakukan perbaikan jembatan di Wawonii Tenggara, Mosolo Raya, tepatnya di Desa Sinaulu Jaya. Peresmian perbaikan jembatan berlangsung, Senin (24/10/2022) kemarin.

Hadir dalam peresmian tersebut Camat Wawonii Tenggara Iskandar, Kepala Desa Sinaulu Jaya Labarimu, Kepala Desa Nambo Jaya La Mido. Hadir juga Cessa Loprang CEO Tunas Muda Pertiwi (TMP), sekaligus mewakili manajemen TMP dan dari GKP, hadir Bambang Murtiyoso GM External Relation, sekaligus mewakili manajemen GKP Site Wawonii.

Acara diawali dengan Kepala Desa Sinaulu Jaya, perwakilan warga masyarakat, Camat Wawonii Tenggara dan Bambang Murtiyoso, dari PT GKP. Lalu kemudian dilanjutkan dengan pemotongan pita sebagai bentuk simbolis peresmian dan penandatanganan serah terima bantuan kemudian dilanjutkan dengan pemotongan nasi tumpeng sebagai bentuk rasa syukur.

Perbaikan jembatan ini dilakukan karena kondisi jembatan yang sangat memprihatinkan. Jembatan yang merupakan satu-satunya akses bagi masyarakat setempat kondisi kayunya sudah sangat lapuk sehingga menyulitkan kendaraan roda dua maupun roda empat untuk lewat.

“Lokasi jembatan ada di jalan poros yang merupakan satu-satunya akses bagi masyarakat, bukan hanya masyarakat Mosolo saja,tetapi juga masyarakat di desa-desa lain. Jadi selama jembatan rusak, kami terpaksa harus lewat sungai dimana arusnya cukup deras jika musim hujan,” jelas Hirman, warga Desa Sinaulu Jaya.

Dalam perbaikan jembatan, perusahaan memfasilitasi masyarakat berupa material batu, semen dan kayu. Sementara untuk pengerjaannya, dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat dengan waktu pengerjaan kurang lebih selama tiga minggu mulai dari 1 Oktober sampai 18 Oktober 2022.

Tiga jembatan yang diperbaiki, ukurannya sekira lebar empat meter, panjang tujuh meter dan tinggi di atas permukaan dasar sungai sekitar 180 sentimeter.

“Semua pembangunan jembatan ini didanai CSR GKP, namun dalam pelaksanaan kami memberdayakan sumber daya masyarakat sekitar, berkolaborasi, bergotong royong untuk memastikan setiap bagian perbaikan jembatan selesai dengan kerja bersama dan tepat pada waktunya,” ujar Cipto Rustianto selaku Manager Departemen Ekternal PT GKP.

Cipto menegaskan Departemen Eksternal, khususnya divisi CSR, ingin menjawab harapan dari pemangku kepentingan bahwa pengembangan masyarakat yang berkelanjutan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari usaha pertambangan yang dilakukan PT GKP.

“Salah satunya mengejawantahkan dalam renovasi dan revitalisasi tiga jembatan ini, karena jembatan adalah akses penghubung yang akan menjadi saran semua kegiatan masyarakat, termasuk aktivitas ekonomi, ” ucap pria yang biasa disapa Cipi ini.

Sementara, Labarimu selaku Kepala Desa Sinaulu Jaya sangat mengapresiasi perusahaan dalam melakukan perbaikan jembatan. Pasalnya, tidak sedikit warga yang mengeluh dengan kondisi jembatan tersebut.

“Ini (perbaikan jembatan, red) sangat bagus karena jembatan merupakan akses masyarakat banyak, kalau perlu semuanya dikasih permanen agar lebih bagus lagi. Dampak positif dengan hadirnya perusahaan bagi masyarakat yakni sangat membantu masyarakat dalam perbaikan sarana prasarana yang ada, selain itu dengan hadirnya perusahaan taraf hidup masyarakat berubah, masyarakat sudah memiliki penghasilan tetap,” tutur Labarimu.

Hal senada juga disampaikan warga Sinaulu Jaya, Hirman, menurutnya, kehadiran perusahaan membawa manfaat berlipat bagi masyarakat, tidak hanya Mosolo Raya tetapi masyarakat Wawonii pada umumnya.

“Dampak positifnya sangat banyak, salah satunya membantu masyarakat dari segi ekonomi. Karena dengan hadirnya perusahaan ini, membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat,” ujarnya.

Harapan juga diutarakan Bambang Murtiyoso selaku GM Eksternal. Menurut dia, dengan adanya perbaikan jembatan ini, bisa membantu roda perekonomian masyarakat, khususnya di Konawe Kepulauan.

“Jembatan yang kami bantu perbaiki ini (bukan dibangun, red) yang sebelumnya memang sudah ada, mudah-mudahan bisa menjadi sarana untuk meningkatkan perekonomian desa terutama dalam mengangkut hasil bumi sekaligus menjadi jalur perhubungan antara lintas desa, dimana masyarakat banyak menggunakan,” terang Bambang.

Kegiatan perbaikan dilakukan karena kondisi beberapa bagian dari Jembatan yang juga dibangun bersama masyarakat pada 2019 lalu itu mulai lapuk.

“Kita lakukan perbaikan sekaligus pencegahan, meskipun kondisi jembatan sebenarnya masih sangat layak untuk dilewati kendaraan,” jelas Idris Toande, koordinator perbaikan jembatan Sukarela.

Sumber: Harian Publik
Pemahaman dan edukasi soal hilirisasi perlu menjadi prioritas saat ini.

Mineral adalah sebuah hal esensial bagi manusia. Kita butuh supply batubara untuk menghasilkan energi listrik.

Butuh pula olahan tembaga, nikel, dan aluminium untuk produksi kebutuhan alat-alat elektronik dan rumah tangga.

Oleh karena itu, selama kita hidup di dunia, kebutuhan akan mineral ini akan terus berlanjut melalui proses penambangan dari dalam bumi.

Proses inilah yang kerap menimbulkan dinamika persepsi dan respon sosial berkelanjutan di hampir seluruh lapisan masyarakat.

Yang perlu disadari manusia, operasi pertambangan pastilah mengubah bentang alam karena apa yang diambil berada di bawah permukaan bumi.

Namun demikian, perubahan bentang alam bukanlah sesuatu yang tidak bisa dikendalikan. Mengikuti berbagai aturan dan regulasi pemerintah, serta kebijakan tambang “Good Mining Practice”, proses pertambangan sangat mampu diatur hingga tidak merusak dan mampu dikembalikan ke kondisi bentang alam sebelum dilakukan penambangan.

Akan tetapi, bagi sebagian besar orang, istilah “tambang merusak” masih menjadi konsepsi pemahaman yang mengakar.

Salah satu penyebabnya adalah kekurangtahuan. Kurangnya pengetahuan tentang apa itu tambang, seperti apa teknik pertambangan dan metalurgi, apa itu reklamasi, serta masih banyak lagi ketidaktahuan yang berkaitan dengan dunia tambang.

Masalah ini adalah PR besar bagi para praktisi, akademisi, dan pemerhati dunia pertambangan dan metalurgi, khususnya di Indonesia. Mereka seharusnya menjadi garda terdepan dan pertama yang harus berperan sebagai Ambassador atau Duta dalam menjelaskan dan mengedukasi masyarakat awam.

Fakta bahwa Indonesia termasyhur dengan julukan “Zamrud Khatulistiwa” harus menjadi pedoman. Secara keseluruhan, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-6 dunia untuk sumber kekayaan alam. Salah satunya adalah nikel, yang menempati urutan pertama dunia.

Sumber daya inilah yang perlu dimanfaatkan melalui hilirisasi untuk dapat tetap maju secara ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi, hingga mendorong daya saing negara secara global.

Keawaman masyarakat akibat kurangnya edukasi mengenai Good Mining Practice dapat menimbulkan keraguan dan ancaman pada investor, khususnya para investor yang berpotensi mendorong hilirisasi tambang.

Tentu hal ini juga turut mempengaruhi kecilnya peluang adanya lapangan kerja tambahan, khususnya di daerah-daerah tambang yang seringnya berada di remote area.

Pemahaman dan edukasi soal hilirisasi perlu menjadi prioritas saat ini. Hilirisasi, baik yang dilakukan satu tahap maupun beberapa tahap, bertujuan untuk menghasilkan suatu produk atau komoditi, sehingga nilai ekonomi dan daya gunanya meningkat lebih tinggi dari sebelumnya.

Aktivitas ini dapat dipastikan memberikan dampak positif terhadap kondisi perekonomian dan sosial, baik bagi daerah operasional, pusat, maupun daerah non-operasional.

Jika Indonesia bisa semakin mendekati proses hilir, maka akan ada akselerasi yang terjadi dari sisi industri pertambangan.

Pertama, Indonesia tidak akan membatasi impor, karena sudah bisa diproduksi di dalam negeri, sehingga distribusi uang hanya akan ada di Indonesia.

Kedua, penelitian dan pengembangan terkait pengolahan mineral semakin baik dan banyak dilakukan.

Ketiga, industri ini mendorong percepatan pemerataan pembangunan ekonomi daerah-daerah terpencil di Indonesia. Dan keempat sekaligus yang terakhir, yakni perluasan lapangan kerja masyarakat.

Salah satu proyek hilirisasi tambang di Indonesia telah dilakukan dan berdampak positif besar tercermin oleh Grup Harita Nickel.

Proses hilirisasi tambang, khususnya bijih nikel, saat ini tengah beroperasi di Pulau Obi yang menghasilkan feronikel dan nikel sulfat. Bijih nikel tersebut dipasok dari proses penambangan di Pulau Obi, Maluku Utara dan Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara.

PT Gema Kreasi Perdana (GKP), salah satu perusahaan dari Grup Harita Nickel di Pulau Wawonii sebagai salah satu pemasok utama bijih nikel untuk proses hilirisasi, telah menanamkan prinsip Good Mining Practice selama penambangan berlangsung.

Pertambangan di Pulau Wawonii ini menjadi salah satu kontribusi peningkatan ekonomi yang sangat signifikan saat ini, baik untuk masyarakat sekitar, pemerintah daerah, maupun negara.

Sumber: Suara Kendari
industri nikel dapat menjadi andalan Indonesia di masa depan.

Industri nikel dinilai mampu menopang pendapatan negara di tengah ancaman resesi ekonomi global pada 2023. Pengamat energi dari Alpha Research Ferdi Hasiman mengatakan, industri nikel memang dapat menjadi andalan Indonesia di masa depan.

Hal ini mengacu pada data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2020 di mana Indonesia memiliki cadangan nikel 72 ton Ni, atau 52% dari total cadangan nikel dunia.

“Indonesia ini merupakan penghasil nikel terbesar di dunia, sehingga jelas potensi dari sektor ini sangat besar,” kata Ferdi.

Meski demikian, lanjutnya, potensi yang sangat besar tersebut perlu dikelola secara profesional dan transparan, sehingga Indonesia benar-benar diuntungkan dengan sektor nikel.

“Jangan sampai cadangan nikel dan potensi yang besar ini hanya dinikmati segelintir pihak,” ujarnya.

Ferdi memberi sejumlah catatan untuk pemerintah agar potensi nikel ini dapat dikelola secara maksimal. Salah satunya penertiban tambang ilegal yang ada di daerah penghasil nikel. Selain itu, regulasi di sektor hilir juga perlu diperjelas, sehingga hilirisasi nikel bisa lebih banyak dikelola oleh Indonesia.

“Perlu juga diperhatikan tata kelola niaga mengenai harga nikel, dan juga antara pemerintah pusat dan daerah harus diatur sistem bagi hasil yang jelas,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa kebijakan larangan ekspor bahan mentah nikel memberi dampak positif pada perekonomian di Maluku Utara. Ekonomi di Maluku Utara tumbuh hingga 27% tahun ini akibat hilirisasi nikel.

“Saya cek berapa pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara 27 persen dari mana ini saya cek. Bisa angka 27 dari mana, saya awal enggak percaya, setelah saya cek oh benar dulu ekspornya nikel hanya mentahan, sekarang sudah ada industri smelter di sana,” kata Jokowi dalam UOB Economic Outlook 2023.

Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik mencatat surplus neraca perdagangan Maluku Utara Januari hingga Agustus 2022 sebesar USD3.212,88 juta. Sementara, ekspor golongan besi, baja, dan nikel tercatat tumbuh 10,34% month on month, terbanyak atau 100% ke Tiongkok.

Sementara itu Head of External Relation Harita Nickel Stevi Thomas mengatakan bahwa pihaknya kini tengah menggenjot produksi nikel yang ada di wilayah Maluku Utara guna memanfaatkan potensi serta peluang yang ada.

Stevi menegaskan Harita Nickel sangat mendukung kebijakan hilirisasi nikel dari pemerintah dan berupaya memenuhi kebutuhan pasokan nikel di Indonesia. “Harita Nickel telah berkontribusi untuk mendukung Pemerintah dalam Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai,” kata Stevi.

Sumber: Okezone
Perbaikan jalan jalur Wawouso - Bobolio

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) kembali melakukan perbaikan jalan jalur Wawouso-Bobolio. Perbaikan dilakukan karena akses jalur poros menuju dan dari arah Langara, kota Kabupaten Konawe Kepulauan, wilayah Tenggara, terputus. Curah hujan yang cukup tinggi, menjadi penyebab akses jalan terputus.

“Sebelumnya sudah tiga kali kita melakukan perbaikan jalan di wilayah Gunung Jati, namun curah hujan yang cukup tinggi, menyebabkan akses jalan tidak bisa dilewati oleh semua jenis kendaraan,” demikian disampaikan Aldo Sastra, tim CSR GKP.

Untuk perbaikan jalan kali ini, lanjut Aldo, sebanyak 17 titik jalan diperbaiki dengan akumulasi sepanjang lima kilometer.

Sejak pertengahan Agustus, imbuh Aldo lagi, perbaikan jalan sudah direncanakan. Namun untuk pengerjaan, masih menunggu musim panas datang.

“Kalau dipaksakan dikerjakan saat musim hujan, tentu tidak akan bertahan lama’” terang dia.

Hal itu mengacu dari pengalaman sebelumnya. Perbaikan dilakukan saat musim hujan. belum sampai sepekan, jalan sudah kembali rusak. Karena itu, pihak perusahaan memutuskan untuk melakukan perbaikan saat memasuki musim kemarau.

Mihdar, tokoh pemuda Wawonii Selatan, memberikan apresiasi atas inisiatif yang dilakukan PT Gema Kreasi Perdana. Sebab sudah lebih dari dua bulan, akses menuju dan dari Langara terhambat. Praktis, tidak ada kendaraan yang bisa lewat.

“Kalaupun bisa lewat, hanya roda dua. Itupun dengan usaha yang berat sekali. Jadi, harus bersyukur atas inisiatif GKP dalam melakukan perbaikan jalan area Gunung Jati ini, ” Demikian jelas Mihdar yang juga Ketua Pemuda Pemudi Wawonii Selatan (PPWS).

“Kita susah sekali kalau ada dinas ke Langara. Makanya kita sangat berterima kasih dengan kegiatan perbaikan jalan yang dilakukan GKP, ” Demikian disampaikan Iskandar, Camat Wawonii Tenggara.

Aep Khaeruddin, Kepala Teknik Tambang (KTT) PT GKP menyampaikan bahwa, kegiatan perbaikan jalan area Gunung Jati, merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan, apalagi jalur ini merupakan akses utama bagi semua masyarakat, terutama yang berada di wilayah selatan dan tenggara.

“Kegiatan perbaikan infrastruktur, merupakan salah satu agenda dalam program CSR perusahaan, ” Jelas dia.

Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bentuk sinergi dengan pemerintah daerah, sehingga harapan agar kehadiran perusahaan bisa memberi manfaat bagi daerah, benar benar dirasakan, salah satunya melalui kegiatan perbaikan infrastruktur ini.

Dalam kegiatan ini, PT GKP bersinergi bersama Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Konawe Kepalauan, melalui penggunaan alat berat, dalam kegiatan perbaikan jalan Wawouso-Bobolio.

Kegiatan perbaikan jalan memakan waktu sekitar dua minggu, sejak tanggal 26 September 2022. Material perbaikan jalan jalan disuplai dari Roko Roko Raya, lokasi site GKP, berupa batu bolder dan pasir batu (situ). Dalam kegiatan ini menggunakan dua unit alat berat, ekskavator milik Dinas PU dan Bomaq milik PT GKP.

“Salah satu tantangannya adalah, lokasi pemuatan material yang cukup jauh ditambah lagi, beberapa kali selama kegiatan, hujan masih turun, meski sudah memasuki musim kemarau, ” Demikian disampaikan Taufik Haryanto, koordinator teknis perbaikan jalan.

Meski demikian, lanjut dia, tidak menyurutkan semangat untuk terus melakukan kegiatan perbaikan jalan, bersama beberapa karyawan dan juga dukungan dari masyarakat dan anggota PPWS.

Lebih lanjut, Taufik menjelaskan, dalam kegiatan perbaikan jalan ini, batu bolder yang dibutuhkan sekitar 500 reit dan sirtu sebanyak 200 reit. Terdapat enam armada dumptruck yang dikerahkan untuk pengangkutan material ke lokasi.

“Alhamdulillah, hasil perbaikan memuaskan dan semoga akses masyarakat menuju dan dari Langara, lancar dan tidak terhambat lagi, ” Pungkas dia.

Sumber: Harian Kendari
Nikel laterit yang berada di Indonesia bagian timur

Akhir-akhir ini industri nikel ramai diperbincangkan publik karena semakin tingginya tren pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik di dunia.

Nikel sebagai salah satu komponen penting dalam baterai kendaraan listrik meningkat permintaannya hingga 3,04 juta ton pada tahun 2022 yang sebelumnya sebesar 2,77 juta ton pada tahun 2021.

Fenomena ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara strategis yang dipandang dunia. Indonesia terkenal dengan komoditas nikel terbesar di dunia, baik dari sisi produksi maupun sumber dayanya.

Pada akhir tahun 2021, tercatat bahwa Indonesia telah memproduksi nikel sebesar 1.000.000 ton.

Total sumber daya nikel Indonesia per tahun 2020 mencapai 143 juta ton nikel dengan persebarannya secara umum dominan berada di Indonesia bagian timur.

Secara jenis, nikel yang berada di Indonesia bagian timur ini adalah tipe nikel laterit. Tipe ini dapat diolah, baik menggunakan teknologi pirometalurgi yang umumnya menghasilkan feronikel dan NPI maupun hidrometalurgi yang menghasilkan MHP.

Sentrum nikel yang dominan terpusat dan tersebar di Indonesia bagian timur bukanlah tanpa alasan.

Disana bijih nikel tipe laterit terbentuk dari proses pelapukan secara mekanik dan kimiawi yang berkepanjangan dari batuan dasar ultramafik berupa peridotit sebagai pembawa unsur nikel dan umumnya terjadi di daerah tropis dan subtropis, seperti New Caledonia, Australia, Filipina, dan Indonesia.

Pembentukan endapan nikel laterit berasal dari batuan peridotit yang mengalami proses pelapukan secara terus-menerus, sehingga menghasilkan mineral-mineral baru.

Pada profil lapisan bijih nikel laterit, semakin ke bawah/dasar, kandungan nikel, magnesium dan beberapa unsur lainnya semakin tinggi.

Mengacu pada formasi batuan di Indonesia, endapan nikel laterit sebagian besar terbentang di wilayah Indonesia Timur, mulai dari Pulau Sulawesi, Provinsi Maluku Utara, dan Pulau Papua dengan sebagian kecil ada di Provinsi Maluku dan Pulau Kalimantan.

Beberapa wilayah terbesar penghasil nikel di Indonesia dengan contoh perusahaan pengelolanya adalah sebagai berikut.

Sulawesi Tenggara : PT Antam UBPN, PT Macika Mada Madana (MMM),

PT Gema Kreasi Perdana (GKP)

Maluku Utara : PT Trimegah Bangun Persada (TBP),

PT Gane Permai Sentosa (GPS), PT Megah Surya Pertiwi (MSP)

Sulawesi Tengah : PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP),

PT Sulawesi Mining Investment

Sulawesi Selatan : PT Vale Indonesia, PT Ceria Nugraha Indotama (Cerindo)

Sumber: Radar Sultra