Praktisi hukum asal Wawonii, Hasrun

Sekelompok warga yang menggugat PT Gema Kreasi Perdana (GKP), di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) Kendari, kembali menuai kritik. Gugatan yang dilayangkan oleh sebagian warga tersebut terkait beberapa persoalan terhadap PT GKP. Praktisi hukum asal Wawonii, Hasrun SH, mengatakan beberapa gugatan yang dilayangkan terhadap PT GKP di PTUN Kendari, dinilai tidak memiliki dasar yang kuat.

Menurut Hasrun, bahwa gugatan tersebut tidak beralasan dikarenakan penggugat mengetahui atau memahami keberadaan perusahaan sebelum terjadi penambangan. Dia menjelaskan, sebagaimana diatur dan sesuai ketentuan pasal 55 undang-undang RI nomor 5 tahun 1986 tentang pengadilan tata usaha Negara, JO V angka 3 SEMA No.5 tahun 1986 tentang PTUN.

Dalam UU tersebut dijelaskan, bahwa mengajukan gugatan sengketa TUN harus diajukan dalam tenggang waktu 90 hari sejak diumumkan, diketahui serta diterimanya objek sengketa termasuk kewenangan mengadili ketatanegaraan dan tidak termasuk sengketa kepemilikan sah dan tidaknya suatu kepemilikan objek. “Masyarakat dan termasuk penggugat sejak 2018 sudah ada riak dan pembakaran tambang di Pulau Wawonii. jadi secara yurisdiksi hukum, masyarakat mengetahui keberadaan perusahaan tersebut,” jelasnya.

Hasrun yang juga merupakan putra asli Pulau Wawonii itu mengungkapkan, berdasarkan pengamatannya di lapangan, PT GKP disebut telah mematuhi aturan perundang-undangan terkait masalah pengelolaan masalah lingkungan. Seperti yang tertuang dalam UU 32 tahun 2009 serta PP NO.101 Tahun 2014 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan racun, PP No.27 tahun 2012, tentang izin lingkungan, PP No.82 tahun 2011 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendali pencemaran air, PP NO 41 Tahun 1999 TENTANG PENCEMARAN UDARA PP No 19 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran dan/perusakan laut, PP No.46 tahun 2017 tentang instrumen lingkungan. 

“Saya berkesimpulan dalam bahwa sejauh ini belum ada yang melanggar atau dilanggar jika kita berasumsi secara hukum jika suatu perbuatan yang dilakukan oligarki. Maka hukum itu dengan sendirinya berjalan melalui penegakan. Dan dapat dibuktikan secara ilmiah, melalui pembuktian, bukan bernarasi tanpa dasar,” ungkapnya.

Sumber: METROKENDARI.ID
Hasrun, advokat senior sekaligus warga asli Wawonii

Sekelompok kecil warga yang menggugat PT GKP terkait persoalan izin tambang di PTUN Kendari belakangan ini tuai sorotan.

Pasalnya, kelompok kecil warga ini seolah mengatasnamakan warga Wawonii ini menggugat PT GKP dengan tidak memiliki dasar yang kuat, terkesan sengaja mencari-cari kesalahan perusahaan hingga diframing. 

Hal itu diungkapkan oleh Hasrun, pria yang asli pribumi, yang ikut prihatin dengan persoalan ini dan meminta agar kehadiran investasi PT GKP tidak perlu sengaja dicari-cari kesalahannya hingga harus dibesar-besarkan seperti ini. 

“Persoalan investasi PT GKP di pulau Wawonii tidak usah dibesar-besarkan, apalagi sampai menolaknya, karena keberadaannya saat ini sudah mulai terlihat dan dirasakan masyarakat, juga menjadi solusi dari pemerintah daerah dalam mengatasi pengangguran lokal, dimana sebagian masyarakat sudah terserap bekerja, belum lagi efek perputaran uang dan perkembangan ekonomi desa yang terlihat sangat pesat dalam 6 bulan terakhir ini, ditandai dengan mulai menjamurnya tempat-tempat kost, warung-warung makanan dan toko-toko kelontong penjual sembako yang hampir ada di setiap sudut desa,”ujar Hasrun. 

Hasrun melihat ada beberapa oknum yang selalu mengatasnamakan masyarakat. “Pertanyaannya adalah masyarakat yang mana? jangan selalu membawa-bawa nama masyarakat bila bertindak secara kelompok hanya untuk kepentingannya, saya ini warga asli Wawonii, lahir dan besar di Wawonii, tidak ada masyarakat yang resah pasca beroperasinya GKP karena benar-benar mulai terlihat membawa dampak kemaslahatan bagi orang banyak, “ ungkap Hasrun kepada media, Minggu (25 /12/2022).

Pria yang juga merupakan advokat senior itu membantah jika ada isu penolakan besar-besaran terhadap PT GKP yang belakangan sengaja dilontarkan oleh oknum masyarakat disaat pulau Wawonii sekarang dalam keadaan sangat kondusif. “Yang harusnya keadaan yang mulai membaik ini dijaga dan dipertahankan terus, jangan malah dikotori dengan tindakan-tindakan yang bisa memancing konflik yang berujung mengganggu stabilitas dan keamanan di pulau yang sudah damai dan tentram ini,” ungkapnya.

Lanjut Hasrun, terkait gugatan izin tambang yang ditujukan kepada PTSP Provinsi Sulawesi Tenggara (sebagaimana diberitakan sebelumnya ), yang seolah mewakili seluruh masyarakat pulau Wawonii sangatlah tidak benar. “Tidak semua masyarakat pulau Wawonii menolak tambang, justru dampak positif dengan hadirnya tambang sekarang mulai kita rasakan, dimana sebagian yang sudah bekerja, 95% adalah putra/putri asli Wawonii,” beber Hasrun. Hal yang sama dikatakan juga oleh Sekretaris DPD JPKP Nasional Sultra, Abi Fausan yang juga asli putra Wawonii, yang menyebut Kondisi Wawonii saat ini aman dan kondusif tidak ada konflik terkait masalah PT GKP.

“Pulau Wawoni aman-aman saja, tidak usah diribut-ribukan apalagi dibesar-besarkan, karena keberadaan GKP saat ini dinilainya betul-betul sangat menghargai masyarakat lokal, dimana masyarakat mulai menyadari pentingnya investasi disaat mulai merasakan manfaatnya,” pungkasnya.

Sumber: METROKENDARI.ID
Produk UMKM GKP dipamerkan di Pameran Ekonomi Kreatif Wawonii

Produk UMKM binaan PT Gema Kreasi Perdana (GKP) Samaturu dan Mohawi, turut serta dalam Pameran Ekonomi Kreatif Wawonii yang diselenggarakan di Taman Kuliner, Langara 13-15 Desember 2022.

Keikutsertaan produk UMKM binaan PT Gema Kreasi Perdana yakni olahan mete dan keripik kelapa, tidak hanya sekedar memperkenalkan produk binaan perusahaan, tetapi merupakan wujud dari komitmen PT GKP, dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di sektor usaha kecil dan menengah dengan meningkatkan nilai tambah potensi lokal di Wawonii.

“Komitmen kami, sejalan dengan tema utama pameran ini yakni sebagai temu karya ekonomi kreatif lokal menuju Wawonii Bangkit,” Demikian disampaikan Cipto Ristianto, Manajer Eksternal PT GKP.

Dalam pameran yang diinisiasi oleh Creative Wawonii Forum (CWF) serta Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Konawe Kepulauan, semua varian rasa baik olahan mete maupun keripik kelapa ikut dipamerkan.

Acara yang dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Konawe Kepulauan, Cecep Trisna jayadi mewakili Bupati Konkep dan dimeriahkan oleh Komika Raim Laode, mendapat antusias yang sangat besar dari masyarakat Langara dan sekitarnya.

Usai membuka acara, Sekda dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nurul Hidayati serta rombongan, mengunjungi lokasi pameran. Produk umkm binaan PT GKP yang pertama disambangi sambil berdiskusi dengan staf CSR yang berjaga di booth UMKM binaan PT GKP.

“Kemasannya menarik, produknya unik. Nanti rencana akan kita ikutkan di pameran Nasional mewakili Konkep,” Demikian disampaikan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Konkep, Jumin, yang ikut serta menyambangi produk UMKM binaan GKP.

Selain rombongan Sekda, Ketua Dekranasda serta pimpinan instansi pemerintah, warga masyarakat juga cukup antusias melihat dari dekat, bertanya dan ada juga yang membeli produk binaan PT GKP.

Kolaborasi Berbagai Pihak

Pameran Ekonomi Kreatif Wawonii yang diinisiasi oleh CWF merupakan pameran perdana yang diselenggarakan di Wawonii. Dalam pemeran ini, ada tiga sub sektor ekonomi kreatif yang ditampilkan, kriya, kuliner dan perfileman. Meski kegiatan perdana, dukungan dari berbagai pihak cukup besar, baik pemerintah daerah, pelaku usaha maupun pegiat ekonomi kreatif di Wawonii.

Nanang Sofyan, Ketua Creative Wawonii Forum mengatakan, kegiatan pameran ini merupakan kegiatan perdana, hasil kolaborasi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Konkep dan CWF. Dasar utamanya adalah banyak pelaku ekonomi kreatif yang ada di Konkep, namun mereka belum memiliki wadah untuk memperkenalkan produk mereka ke pasar yang lebih luas.

“Kegiatan ini lahir dari keresahan dan harapan. Bahwa banyak pelaku usaha ekonomi kreatif di Wawonii, namun mereka kesulitan untuk memasarkan produk mereka. Semoga kegiatan ini menjadi jalan, media bagi pelaku ekonomi kreatif untuk tidak hanya mengenalkan produk mereka, tetapi juga sharing informasi dan pengalaman,” Jelas Nanang.

Lebih jauh Nanang berharap, meski kegiatan ini merupakan kegiatan perdana, tetapi diharapkan memberi manfaat bagi masyarakat dan semoga kegiatan ini berkelanjutan dan menjadi agenda rutin pemerintah daerah bersinergi dengan berbagai pihak.

Bupati Konkep, Amrullah yang diwakili oleh Sekda Kabupaten Konkep menyambut baik kegiatan ini dan berharap bisa memberi manfaat dan memicu tumbuhnya usaha ekonomi kreatif di masyarakat.

“Ekonomi kreatif ke depan akan menjadi penopang ekonomi masyarakat dan menjadi bagian dari rencana jangka panjang pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan,” Ucap dia.

Sumber: Sultra Post
Rizka Wardani telah mengabdi selama 9 tahun sebagai guru di Pulau Wawonii

Kehadiran PT Gema Kreasi Perdana (GKP) di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dianggap dapat memberikan solusi bagi perkembangan ekonomi dan pendidikan masyarakat setempat. Mobilitas warga dalam menjalankan aktivitas ekonomi dan pendidikan juga jadi berkembang.

Salah satu guru SD Negeri 6 Wawonii, Sultra, Rizka Wardani membenarkan hal itu. Menurut dia, sebelum ada PT GKP, akses jalan untuk sampai ke tempat ia mengajar di Desa Mosolo, saat itu tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki, harus naik motor trail, dan diperlukan waktu sekitar 4 – 5 jam untuk menempuh perjalanan dari rumah hingga sekolah tempat beliau mengajar.

“Akan tetapi, saat ini akses jalan antar desa menjadi lebih mudah dan layak. Banyak penyesuaian infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah daerah dan di beberapa titik lokasi dibantu juga oleh perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Pulau Wawonii, PT Gema Kreasi Perdana untuk mempermudah mobilitas warga, termasuk melancarkan aktivitas ekonomi dan pendidikan di sana,”kata Rizka Wardani, melalui keterangan resminya, Selasa (29/11/20222).

“Alhamdulillah sekarang dari Roko-roko ke Mosolo jalan sudah lumayan bagus, kita bisa tempuh selama 15-30 menitan”, tambah Rizka.

Rizka yang telah 9 tahun mengabdi sebagai guru di Pulau Wawonii itu juga menilai jika untuk mencapai kesuksesan terkadang butuh adanya intervensi pihak luar. Menurutnya, keberadaan Pemerintah Daerah Konawe Kepulauan dan perusahaan tambang di Roko-roko sangat membantu masyarakat. Salah satunya juga turut mengakselerasi proses belajar-mengajar karena memberikan pandangan baru dalam kurikulum pendidikan yang sudah lama kurang berkembang di sana. Serta mendorong inovasi pendidikan di sekolahnya, program kolaborasi pun dicetuskan dengan perusahaan tambang.

‘Sebagai contoh, pada saat peringatan Hari Lingkungan Hidup dan juga Hari Anak Nasional, seluruh stakeholder pendidikan dilibatkan untuk memberikan kontribusi. Mereka merasa terbantu dengan adanya kerja sama tersebut,”ujarnya.

Rizka optimis, PT Gema Kreasi Perdana mampu dan berkompeten dalam memfasilitasi pelatihan, serta pengembangan para guru di sekolah-sekolah Wawonii Tenggara, khususnya yang dirasa masih kurang. Sehingga, fokus pengembangan sumber daya manusia di aspek pendidikan dapat menyeluruh.

“Guru-guru di sini sangat membutuhkan pelatihan dan pengembangan mengajar, bisa dibuatkan workshop atau misalnya di sini belum ada guru Bahasa Inggris, dari perusahaan bisa meluangkan waktu untuk memberikan pelajaran tersebut dengan sukarela. Ajaklah guru-guru di lingkar tambang untuk studi banding agar mampu mengembangkan profesinya sebagai guru”, harap Rizka.

“Tentu saja ini menjadi masukan yang sangat besar bagi PT Gema Kreasi Perdana untuk mengembangkan pendidikan di lingkungan sekitar tambang,”tutup Rizka.

Sumber: Indo Sultra
Dua orang karyawan PT GKP meraih medali Porprov XIV

Dua orang karyawan PT Gema Kreasi Perdana (GKP), Fadlan (22) dan Muhammad Gegas (25) berhasil meraih medali dalam ajang pekan olahraga provinsi (Porprov) XIV Sulawesi Tenggara, untuk cabang olahraga gulat, mewakili Kabupaten Konawe Kepulauan.

Dalam ajang Pekan olahraga tingkat provinsi yang diselenggarakan di Baubau, Fadlan meraih medali perak di kelas 65 kilogram gaya bebas. Sementara Gegas, dapat medali perunggu untuk kelas 86 kilogram gaya bebas.

Gegas menceritakan, persiapan mereka untuk mengikuti pertandingan gulat di Porprov Sultra 2022, terbilang sangat singkat waktunya. Mereka hanya memiliki waktu sekira satu pekan, sebelum mengikuti kompetisi.

“Alhamdulillah, walaupun waktu persiapan kita sangat mepet, tetapi kami, bisa mempersembahkan medali untuk Konawe Kepulauan”, ujar Gegas melalui sambungan telepon usai memperoleh medali.

Gegas yang bekerja di bagian fuel PT GKP, mengaku hanya melakukan latihan satu kali. Sementara rekannya Fadlan yang bekerja di bagian general affair, dua kali berlatih sebelum bertanding. begitupun dengan rekan – rekannya sesama atlet untuk cabor gulat, paling banyak hanya dua kali mengikuti latihan. Bahkan ada juga yang belum pernah berlatih.

Meski demikian, lima atlet dari cabang olahraga gulat Konawe Kepulauan itu , bisa mempersembahkan medali untuk daerah kelahiran mereka. Ada yang mendapatkan medali emas, perak dan juga perunggu dalam kelas bertanding yang berbeda.

” Kuncinya, semangat, pantang menyerah dan berdoa, “katanya sumringah sambil menunjuk medali yang didapatkannya.

Hal yang sama juga disampaikan Fadlan. Menurut dia, jika persiapan yang dilakukan cukup, hasil yang didapatkan pasti lebih baik lagi. Namun dia bersyukur atas pencapaian yang sudah diraih. Hasil yang diperoleh bersama rekan-rekannya, semakin memacu dirinya untuk lebih giat lagi berlatih, sehingga ke depan, bisa memberikan yang lebih baik lagi untuk Konkep.

Ketika disinggung soal dukungan perusahaan, Gegas dan Fadlan mengaku mendapatkan dukungan dari pimpinan perusahaan, PT GKP juga rekan kerja lainnya. Perusahaan memberikan izin kepada keduanya, untuk berlaga dalam Porprov XIV Sulawesi Tenggara.

“Terima kasih kepada perusahaan, pimpinan di site, yang sudah memberikan izin kepada kami untuk bisa ikut berlaga dalam ajang Porprov ini, ” Ungkap keduanya.

Sumber: PotretTerkini.ID