Bambang Murtiyoso, GM Eksternal GKP, bersama Tim CSR PT GKP menyerahkan hewan kurban untuk warga Wawonii

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) menyalurkan sebanyak 21 ekor hewan kurban berupa sapi kepada masyarakat lingkar tambang. Jumlah hewan kurban pada perayaan Idul Adha tahun 2023 ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

“Alhamdulillah, kami masih terus konsisten untuk terus berkontribusi terhadap berbagai perayaan keagamaan, termasuk Idul Adha tahun ini. Jika tahun lalu kita menyumbangkan 11 ekor sapi, tahun ini mengalami kenaikan, yaitu sebanyak 17 ekor sapi untuk masyarakat lingkar tambang di Wawonii sementara 4 ekor lainnya untuk pemangku kepentingan kita di Kendari. Hewan-hewan kurban tersebut diberikan melalui kantor perwakilan GKP di Kendari,” demikian disampaikan Bambang Murtiyoso, GM Eksternal PT GKP.

lebih lanjut Bambang mengatakan, kegiatan penyaluran hewan kurban ini merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk terus berkontribusi kepada masyarakat melalui program-program keagamaan.

“Kami senang karena berbagai program yang kami lakukan disambut baik oleh semua masyarakat. Komitmen kami untuk terus bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat, membangun Wawonii dalam berbagai aspek,” lanjut dia.

Untuk Idul Adha tahun 2023 ini, jumlah desa penerima manfaat mengalami kenaikan. Jika sebelumnya, penyaluran hewan kurban hanya untuk masyarakat di lingkar tambang yang berada di wilayah Kecamatan Wawonii Tenggara, kini jumlahnya menjadi 16 desa dan meliputi tiga kecamatan yakni Kecamatan Wawonii Tenggara, Wawonii Selatan dan Wawonii Tengah.

“Kalau sebelumnya prioritas kita hanya desa-desa lingkar tambang ring satu dan dua, kini sudah semakin luas. mulai dari Lampeapi Raya, Lawey, Roko-roko Raya, Nambo Raya, Mosolo Raya sampai Polara Raya,” jelas dia lagi.

Kegiatan penyaluran hewan kurban untuk masyarakat lingkar tambang, sudah dilakukan PT GKP, sejak perusahaan ini menjejakan kaki di Wawonii Kepulauan yakni tahun 2018. Tidak hanya kegiatan penyaluran hewan kurban, tetapi PT GKP terus berkontribusi melalui berbagai kegiatan dalam program Corporate Social Responsibility (CSR).

“Alhamdulillah, sejak awal kehadirannya sampai saat ini, PT GKP terus berkontribusi dalam berbagai perayaan kegiatan keagamaan seperti penyaluran hewan kurban ini. Setiap tahun, kami selalu dapat jatah hewan kurban. Alhamdulillah,” demikian disampaikan Aderman, tokoh masyarakat Mosolo Raya.

Hal senada juga disampaikan Taleba Nonci, tokoh masyarakat Nambo Raya. Menurut dia, PT GKP tidak pernah alpa untuk memberi bantuan dalam berbagai kegiatan, khususnya untuk kegiatan keagamaan, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. “Komitmen ini terhadap masyarakat, tidak pernah luntur,” demikian jelas dia.

Dalam kegiatan penyaluran hewan kurban, perusahaan bersinergi dengan tokoh-tokoh masyarakat lokal dan juga humas untuk melakukan kegiatan penyaluran hewan kurban.

“Kita bersinergi dengan tokoh-tokoh masyarakat, Humas PT GKP, dan pemerintah desa di masing-masing desa. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar, sapi kurban terdistribusi dengan baik ke masing-masing daerah,” demikian disampaikan Dea Prabowo, koordinator penyaluran hewan kurban CSR PT GKP.

“Alhamdulillah, wilayah Lampeapi untuk Idul Adha 2023 ini, kebagian 6 ekor sapi. Insya Allah, kami akan mendistribusikan kepada masyarakat,” demikian disampaikan Edison, tokoh pemuda Lampeapi.

Marlion, Koordinator Humas PT GKP menjelaskan, kegiatan penyembelihan dan penyaluran hewan kurban, baik di Rokoroko Raya dan desa-desa lain, dilakukan usai pelaksanaan Sholat Idul Adha, pada 29 Juni 2023. “Sehari sebelum pelaksanaan sholat Idul Adha, semua hewan kurban sudah terdistribusi ke masing-masing desa,” jelas dia.

Di Kendari, bantuan hewan kurban juga diberikan PT GKP, melalui kantor perwakilan Kendari. Sehari sebelum pelaksanaan sholat, semuanya sudah terdistribusi dan diterima oleh masing-masing perwakilan pemangku kepentingan.

“Alhamdulillah, semua hewan kurban bantuan perusahaan sudah terdistribusi kepada pemangku kepentingan,” demikian pungkas Bambang Murtiyoso, GM Eksternal PT GKP.

Sumber: Radar Kendari
ESDM meninjau lokasi pertambangan PT GKP

Dugaan pencemaran lingkungan yang terjadi di PT GKP mengundang perhatian banyak pemangku kepentingan. Salah satunya dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menyikapi hal tersebut baru-baru ini ESDM bersama Inspektur Tambang melakukan kunjungan khusus dan meeting bersama dengan PT GKP untuk melihat keadaan di lapangan.

Dalam kunjungan tersebut, ESDM memberi apresiasi atas kegiatan pertambangan yang dilakukan PT GKP. Setelah melakukan pengecekan lokasi baik itu ke disposal sampai ke sungai Keu Mohalo dan Sungai Rokoroko. Kunjungan tersebut terkait kekeruhan dan layaknya air untuk dikonsumsi.

Berdasarkan hasil pantauan dan laporan yang dikirim oleh LSM, betul terjadi kekeruhan, tetapi tidak sepenuhnya seperti tuduhan. Pada kenyataannya, GKP sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani permasalahan air keruh seperti, pendistribusian air bersih melalui water truck, juga sumur bor.

Juga pencarian sumber (mata air) alternatif juga terus dilakukan. Perusahaan juga melakukan berbagai upaya perbaikan, penampung air di lokasi tambang, sudah diperbesar untuk mengurangi risiko air limpasan masuk ke sumber mata air.

Secara umum, kondisi di Wawonii, saat musim hujan, kondisi air selalu keruh. Perusahaan juga sudah merekrut warga lokal sebagai tenaga kerja. Mayoritas tenaga kerja yang saat ini bekerja di perusahaan adalah warga lokal.

PT GKP diharapkan terus menjaga komunikasi dengan semua pihak. Kalaupun ada kritikan atau sorotan dari berbagai pihak, harus ditanggapi positif dan menganggap sebagai kritikan membangun.

“Banyak tuduhan pencemaran lingkungan yang masuk ke kami, kami pikir mungkin perusahaan ini tidak mempunyai IPAL untuk proses air limpahan. Tapi saat kami cek, ternyata sudah ada. Kami melihat perusahaan ini sudah taat dan sangat baik. Sudah memenuhi kaidah good mining practice,” ucap Drs Joko Suharyadi, selaku Inspektur V ESDM.

“Kita apresiasi langkah cepat yang dilakukan perusahaan, untuk mengatasi air keruh yang dialami warga. Sehingga warga masih bisa terus mendapatkan sumber air bersih,” tambah Joko Suharyadi.

Hal senada juga disampaikan Kabiro Hukum Setprov, Syafril. Menurut dia, hal-hal baik yang sudah dilakukan GKP dalam pengelolaan pertambangan, harus ditularkan kepada perusahaan-perusahaan tambang lainnya, sehingga aktivitas pertambangan di Sulawesi Tenggara, bisa tertata dengan baik.

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa aktivitas pertambangan dan industri ekstraktif pada umumnya, sudah pasti mengubah bentang alam yang sudah ada sebelumnya. Tetapi kalau dikelola dengan baik, maka dampak kerusakannya pun bisa diminimalisir.

“Pengelolaan tambang sangatlah penting. Karena mau bagaimanapun, kegiatan tambang itu pasti mengubah bentang alam. Kita menggali apa yang ada di dalam perut bumi, tentunya pasti ada perubahan. Nah, yang membedakan tambang yang baik dan bertanggung jawab adalah bagaimana caranya mereka meminimalisasi kerusakan dan bagaimana mereka mengembalikan area yang dibuka agar jadi lebih baik dan produktif,” jelas dia.

Sejauh ini, GKP telah memberikan bantuan berupa pembersihan tangki-tangki air masyarakat, mendistribusikan air bersih ke rumah-rumah warga menggunakan truk air, khususnya di dua desa yang mengalami kekeruhan, yakni Sukarela Jaya dan Dompo-dompo Jaya. Begitu juga upaya pengadaan sumber air melalui sumur bor, untuk dijadikan alternatif dari mata air Lagumba yang juga mengalami hal yang sama.

“Kami terus bekerja 7 hari 24 jam untuk memastikan tambang itu aman dan juga memastikan kekeruhan air di desa ini bisa secepatnya kami bantu. Agar teman-teman kami di desa juga bisa terus mendapatkan air bersih mereka untuk kehidupan sehari-hari,” tegas Sutanto, selaku SPT Environment GKP.

Sumber: Kumparan
Sukanto Toding

Pengelolaan pertambangan yang dilakukan PT Gema Kreasi Perdana (GKP) patut dijadikan contoh bagi perusahaan-perusahaan tambang lain di wilayah Sulawesi Tenggara. Hal ini karena pengelolaan tambang yang dilakukan PT GKP, sudah memenuhi standar kegiatan pertambangan yang baik dan benar (Good Mining Practice).

Demikian disampaikan Asisten III Bidang Administrasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, Sukanto Toding, saat melakukan kunjungan lapangan ke site PT GKP di Roko-roko, Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan. Kehadiran Asisten III ke site PT GKP untuk melihat langsung bagaimana aktivitas dan kegiatan usaha pertambangan yang berjalan. Hal tersebut karena beberapa hari sebelumnya, marak disampaikan bahwa kegiatan pertambangan PT GKP telah mencemari lingkungan.

Sukanto dalam kapasitasnya sebagai Asisten III sekaligus memimpin Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sulawesi Tenggara. Turut serta dalam kunjungan tersebut, Kepala Biro Hukum Setprov Sultra, Syafril, SH. Hadir juga dari Dinas kelautan dan Perikanan, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan pertanahan, Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi & Tata Ruang, serta Biro Ekonomi.

“Kami datang langsung ke lokasi, karena kami ingin menyaksikan seperti apa kegiatan pertambangan di sana. Apakah benar telah mencemari lingkungan, apakah benar kegiatan pertambangan telah menyalahi prosedur kegiatan pertambangan yang semestinya. Kita ingin melihat langsung, tidak hanya sekedar mendapatkan laporan, sehingga lebih fair dalam melakukan penilaian,” demikian disampaikan Sukanto.

Dalam kunjungan tersebut, Forkopimda Sulawesi Tenggara memberi apresiasi atas kegiatan pertambangan yang dilakukan PT GKP. Karena dalam pantauan langsung mereka, kegiatan pertambangan yang dilakukan PT GKP, sudah memenuhi standar kegiatan pertambangan yang baik dan benar.

“Secara prinsip, apa yang dilakukan PT GKP, kami melihat sangat baik. Baik untuk pengelolaan penataan ruang kawasan pertambangan sangat baik. Sudah memenuhi kaidah good mining practice. Bahkan apa yang dilakukan PT GKP ini, harus menjadi contoh bagi perusahaan tambang lain di Sulawesi Tenggara,” ucap dia lagi.

Sukanto juga turut menyatakan, jika PT GKP tidak hanya fokus pada menjaga kualitas aspek operasional tambang saja, tetapi juga pro-aktif dan berkontribusi besar dalam pelibatan, serta pemberdayaan masyarakat sekitar.

“PT GKP juga peduli dengan agenda pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Ke depan, saya berharap, agenda CSR PT GKP dapat lebih terintegrasi dengan agenda-agenda program dari Pemerintah Daerah Konkep, agar program CSR perusahaan ini bisa semakin tepat sasaran dan berkelanjutan,” jelas Sukanto kembali.

Hal senada juga disampaikan Kabiro Hukum Setprov, Syafril. Menurut dia, hal-hal baik yang sudah dilakukan GKP dalam pengelolaan pertambangan, harus ditularkan kepada perusahaan-perusahaan tambang lainnya, sehingga aktivitas pertambangan di Sulawesi Tenggara, bisa tertata dengan baik. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa aktivitas pertambangan dan industri ekstraktif pada umumnya, sudah pasti mengubah bentang alam yang sudah ada sebelumnya. Tetapi, kalau dikelola dengan baik, maka potensi kerusakannya pun bisa diminimalisasi.

“Dimanapun, kegiatan tambang itu pasti mengubah bentang alam. Karena mengambil sumber daya yang ada di dalam perut bumi. Tetapi, kalau dikelola dengan baik sesuai ketentuan dalam kegiatan pertambangan yang baik dan benar, maka potensi kerusakannya tidak sebesar kalau dikelola serampangan,” jelas dia.

Selain memberi apresiasi, baik Sukanto maupun Syafril memberikan beberapa masukan terkait area tangkapan air yang sudah dibangun. Mereka memberi saran, agar area tangkapan air maupun settling pond diperluas, sehingga mampu menampung aliran air hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.

“Kita juga memberikan masukan, terkait beberapa hal yang kita anggap perlu dilakukan perbaikan dan perluasan. Terutama mengantisipasi curah hujan yang cukup tinggi,” demikian ungkap Sukanto.

Masukan yang sama juga disampaikan oleh Wakil Bupati Konawe Kepulauan yang juga memimpin Forkopimda Kabupaten Konkep, melakukan kunjungan ke site GKP pada saat yang bersamaan.

Menurut Wakil Bupati, selain memperluas area settling pond, juga perlu dibangun di dua sisi, kanan dan kiri dari jalan tambang (hauling road). Hal tersebut karena limpasan air hujan, juga mengenai dua sisi tersebut. Kalau hanya satu sisi, maka sisi yang lain material juga akan terbawa sampai ke anak-anak sungai yang jumlahnya cukup banyak itu.
Masukan dari pemerintah saat melakukan kunjungan ke lapangan tersebut, langsung ditanggapi oleh perusahaan.

Melalui Departemen Environment, beberapa settling pond dibangun juga diperlebar, serta tidak hanya berada di satu sisi jalan tambang, tetapi di kedua sisi. Sehingga mampu menampung limpasan air akibat curah hujan yang cukup tinggi.
Selain melihat lokasi penambangan di area pit tambang, Forkopimda Provinsi juga Forkopimda Kabupaten Konawe Kepulauan yang dipimpin Wakil Bupati Konkep, Andi Muhammad Luthfi, juga melakukan tinjuan ke beberapa lokasi sumber mata air dan juga beberapa sungai yang berada di sekitar lokasi tambang PT GKP.

Andi Muhammad Luthfi, Wakil Bupati Konkep, memuji langkah cepat yang dilakukan PT GKP, dalam mengantisipasi air keruh yang menjadi sumber air bersih warga. Mulai dengan membagikan air bersih ke rumah-rumah warga menggunakan truk air, khususnya di dua desa yakni Sukarela Jaya dan Dompo-dompo Jaya. Begitu juga upaya pengadaan sumber air alternatif melalui sumur bor.

“Kita apresiasi langkah cepat yang dilakukan perusahaan, untuk mengatasi air keruh yang dialami warga. Sehingga, warga masih bisa terus mendapatkan sumber air bersih,” demikian ucap Wakil Bupati.

Sumber: Kendari Aktual
air bersih dialirkan melalui sumur bor

Kabar bahagia datang dari Roko-Roko Raya, sebuah desa di Wawonii Tenggara, yang selama ini mengalami masalah dengan kualitas air bersih. Meskipun beberapa waktu belakangan ini terdapat laporan tentang pencemaran air bersih di daerah tersebut, kini masyarakat dapat bernapas lega karena masalah tersebut telah ditangani dengan sigap oleh PT Gema Kreasi Perdana (GKP), perusahaan tambang nikel yang beroperasi di wilayah tersebut.

Beberapa waktu lalu, air bersih di Roko-Roko Raya dikabarkan keruh, dan spekulasi muncul bahwa pencemaran tersebut disebabkan oleh aktivitas tambang nikel yang dilakukan oleh PT GKP. Namun, setelah dilakukan investigasi lebih lanjut, ternyata keruhnya air bersih tersebut lebih disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Lapisan tanah permukaan terbawa oleh limpasan air hujan ke sumber mata air, sehingga menyebabkan kekeruhan pada air yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Rivaldi Mekel, seorang Environmental Supervisor dari PT GKP, menjelaskan bahwa hasil pantauan terhadap Total Suspended Solid (TSS) atau padatan yang terlarut dalam air menunjukkan bahwa kualitas air di sumber mata air masih berada di bawah ambang batas aturan yang berlaku. Hasil pantauan pada Senin, 29 Mei 2023, menunjukkan bahwa TSS di sumber mata air hanya sebesar 18 miligram per liter, sedangkan ambang batas atas yang diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 adalah 50 miligram per liter. Oleh karena itu, kualitas air di sumber mata air tersebut masih sesuai dengan aturan yang berlaku.

Marlion, Koordinator Humas PT GKP, menjelaskan bahwa di Wawonii, bulan Mei hingga Agustus merupakan musim hujan dengan curah hujan yang tinggi. Selama musim hujan, limpasan air yang tinggi membawa berbagai lapisan tanah permukaan dan menyebabkan kekeruhan pada beberapa sungai di daerah tersebut. Kondisi tersebut juga berdampak pada sumber mata air yang selama ini digunakan oleh masyarakat.

Namun, PT GKP telah melakukan berbagai upaya untuk menangani masalah ini. Mereka melakukan pemulihan sumber air, pembersihan bak penampungan air warga, dan juga melakukan penggalian sumur bor sebagai sumber mata air alternatif. Dua sumur bor yang dibangun di Desa Sukarela Jaya dan Dompo-Dompo Jaya telah selesai dan berhasil memproduksi air bersih. Meskipun begitu, sumur bor tersebut tetap difungsikan sebagai alternatif apabila sumber mata air utama mengalami kekeruhan.

Subandri, Imam Desa Sukarela Jaya, mengucapkan terima kasih atas upaya yang telah dilakukan oleh PT GKP dalam mengatasi masalah air bersih yang dialami oleh warga. Ia juga mengungkapkan rasa syukur karena adanya sumur bor sebagai alternatif sumber air bersih. Dengan demikian, masyarakat Roko-Roko Raya kini memiliki beberapa opsi untuk memperoleh air bersih.

Masalah pencemaran air bersih di Roko-Roko Raya akhirnya terselesaikan dengan baik berkat respon cepat dan upaya nyata yang dilakukan oleh PT GKP. Kualitas air bersih yang masih sesuai dengan aturan yang berlaku memberikan kelegaan bagi masyarakat, sementara sumur bor sebagai sumber air alternatif menjadi solusi yang memberikan kepastian akan pasokan air bersih di masa depan. Semoga keberhasilan ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain untuk turut bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. 

Sumber: Sultra Perdetik
perbaikan jembatan Sungai Keu Mohalo

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) melakukan perbaikan jembatan Sungai Keu Mohalo yang berada di Desa Sukarela Jaya.

CSR Officer PT GKP, Idris Toande mengatakan, perbaikan dilakukan karena kondisi landasan jembatan yang sudah rapuh serta tanah di ujung jembatan mengalami longsor karena mobilitas kendaraan di daerah tersebut.

“Jumlah kendaraan yang melewati jembatan kayu tersebut cukup tinggi. Tidak hanya roda dua, tetapi juga roda empat bahkan truk dengan muatan yang cukup banyak juga melewati jembatan tersebut.” kata Idris Toande, Kamis, (1/6/2023).

Idris menjelaskan, sebelumnya, jembatan ini dibangun bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah desa pada 2020 lalu.

Mengingat intensitas kendaraan yang lewat di jembatan tersebut cukup tinggi, maka GKP dan Masyarakat memutuskan untuk melakukan perbaikan pada Selasa, 30 Mei 2023 lalu.

Dalam kegiatan tersebut, Tim Corporate Social Responsibility (CSR) PT GKP, bersama masyarakat sekitar, bahu membahu melakukan perbaikan jembatan Keu Mohalo.

“Untuk memperkuat landasan, empat buah tiang pancang kayu bulat dipasang, menggunakan bantuan alat berat. Begitu juga landasan jembatan ditambahkan kayu bulat, sehingga jembatan lebih kokoh dari sebelumnya,” jelasnya.

Menurut Idris, untuk menghindari longsoran di pinggir jembatan dan memperhatikan aspek keselamatan pengguna jembatan, maka panjang jembatan ditambah, masing-masing satu meter di kedua sisi sungai.

“Pemasangan kayu penghalang juga masukan dari pemerintah desa dan masyarakat. Karena kalau tidak (dipasang), kendaraan truk dengan muatan yang cukup banyak juga lewat. Dan itu membuat jembatan akan cepat rusak,” terangnya.

Sementara itu, Superintendent CSR PT GKP, Aldo Sastra, menjelaskan, perbaikan jembatan ini merupakan bagian dari program CSR perusahaan di bidang infrastruktur.

“Ini adalah bagian dari program CSR perusahaan di bidang infrastruktur. Sebelumnya, kita juga melakukan perbaikan jalan Gunung Jati. Alhamdulillah, berkat perbaikan yang dilakukan, kini masyarakat bisa melewati jembatan dan juga melewati jalan Gunung Jati dengan nyaman dan lancar,” jelas Aldo.

Di tempat terpisah, kepala desa Sukarela Jaya, Samaga, menyampaikan apresiasi atas perbaikan jembatan Sungai Keu Mohalo.

Ia berharap, sinergi yang selama ini sudah dibangun antara perusahaan dan pihak Desa khususnya Desa Sukarela Jaya terus terjalin dan manfaat kehadiran perusahaan lebih dirasakan lagi oleh masyarakat.

“Alhamdulillah, sudah dilakukan perbaikan jembatan Keu Mohalo. Sebagai desa yang berada di lingkar tambang, selama ini kerjasama bersama perusahaan sudah berjalan baik. Semoga ke depan, kerjasama ini terus terjalin,” ucap Samaga.

Tidak hanya itu, tokoh masyarakat dan juga perangkat Desa Sukarela Jaya, Almias, berharap agar jembatan yang sudah diperbaiki tersebut, bisa dijaga dan dirawat oleh semua masyarakat yang menggunakan jembatan tersebut.

Ia juga memberi apresiasi atas sinergi dan kepedulian perusahaan terkait berbagai permasalahan di masyarakat, termasuk masalah jembatan yang membutuhkan perbaikan segera.

“Kita bersyukur dengan adanya perusahaan ini. Untuk hal-hal yang terkait kepentingan umum, segera ditindaklanjuti,” ungkap Almias.

Dengan adanya perbaikan jembatan Sungai Keu Mohalo ini, diharapkan masyarakat dapat menggunakan jembatan dengan aman dan lancar.

Kerjasama antara PT GKP, pemerintah desa, dan masyarakat menjadi contoh sinergi yang berhasil dalam menyelesaikan masalah infrastruktur.

Sumber: Radar Sultra