Ribuan warga Wawonii demo Pemprov Sultra

Ribuan warga masyarakat Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan pagi ini Selasa, 31 Oktober 2023 kembali melakukan unjuk rasa di Kantor Gubernur Sultra dan Kantor DPRD Sultra menuntut Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara peduli dan turut andil langsung dalam memikirkan nasib ribuan warga yang kini kehilangan pekerjaan setelah operasional penambangan PT Gema Kreasi Perdana terhenti.

Massa yang berasal dari berbagai desa di Kabupaten Konawe Kepulauan itu merupakan mantan karyawan PT GKP yang telah bekerja kurang lebih satu tahun lamanya. “Selama satu tahun terakhir kami memiliki pendapatan yang pasti setiap bulan, sehingga bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga dari bekerja di tambang. Sekarang, hal itu tidak bisa lagi kami dapatkan setelah kegiatan tambang berhenti. Karena itu kami datang meminta perhatian pemerintah dan DPR untuk memikirkan nasib kami yang saat ini kehilangan pekerjaan,” kata Fadlan, salah seorang warga Wawonii yang ikut melakukan demonstrasi.

Cerita yang sama juga dituturkan Sajehan, pemilik rumah kontrakan di Roko Roko.  Menurutnya, terhentinya kegiatan operasional PT GKP di Pulau Wawonii tidak saja berdampak pada ribuan orang yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga berdampak terhadap perekonomian masyarakat sekitar tambang. Warung-warung makan yang mulai tumbuh sejak kehadiran perusahaan, rumah kontrakan, kedai kopi juga toko-toko kelontong yang tadinya bergeliat kini sepi dan pendapatan jauh menurun drastis. “Dulu, kos-kosan belum selesai dibangun, sudah banyak peminat, bahkan kami sampai menolak karena jumlah kamar yang terbatas. Sekarang, dari 10 kamar kos yang tersedia, kosong, tidak ada satupun kamar yang terisi,” keluh Sajehan. 

Tidak hanya Sajehan seorang, banyak juga warga lainnya di Rokoroko Raya yang mulai membuka usaha rumah kontrakan, kini kosong dan tidak terisi. Begitu juga dengan usaha rumah makan yang mulai bermunculan di sekitar lokasi tambang PT GKP, kini kehilangan pelanggan. Pendapatan menurun drastis hingga 80 persen. “Dulu, saya buka toko sampai tengah malam dan selalu ramai. Sekarang jam 10 malam sudah tutup. Tidak hanya saya tetapi juga pelaku lain. Terasa sekali sepi semenjak kegiatan tambang berhenti. Kami berharap kegiatan tambang ini Kembali berjalan agar perekonomian bisa kembali membaik,” ungkap Hendra, pemilik toko kelontong.

Usai melakukan demonstrasi pada 23 Oktober 2023 lalu di Kantor Bupati Konawe Kepulauan dan DPRD Kabupaten Konawe Kepulauan, massa aksi secara mandiri dan sukarela mendatangi Kantor Gubernur dan DPRD untuk menuntut Pemprov dan DPRD Sultra agar memperhatikan nasib mereka. “Dengan melihat kondisi masyarakat pasca terhentinya kegiatan operasional PT GKP, maka kami tergerak untuk meminta kepada pemerintah agar memperhatikan nasib kami. Ribuan orang kehilangan pekerjaan. Perekonomian yang mulai bertumbuh kini kembali lesu. Dan aksi ini merupakan aksi murni yang lahir dari keresahan  kami sebagai masyarakat Wawonii,” ujar Andiman, jenderal lapangan aksi demonstrasi Persatuan Mahasiswa, Masyarakat Wawonii (PMWM).

Berikut tuntutan Persatuan Mahasiswa, Masyarakat Wawonii (PMWM) sebagai berikut:

1. Mendukung investasi pertambangan dan investasi lainnya di Kabupaten Konawe Kepulauan. Dimana, kehadiran perusahaan telah membuka banyak lapangan pekerjaan.

2. Meminta Pj Gubernur Sultra dan DPR untuk mengambil langkah-langkah nyata agar PT Gema Kreasi Perdana dapat segera kembali beroperasi.

3. Mengecam tindakan beberapa oknum yang selalu mengatasnamakan masyarakat Wawonii untuk menolak hadirnya investasi pertambangan di Pulau Wawonii.

Sumber: Sorot Sultra
Muhammad Rustam Arifin

“Sejauh ini hasil pelaporan dan pemantauan di lapangan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Konkep belum ada kesan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas usaha pertambangan di Pulau Wawonii,” ujar Kadis DLH Konkep, Muh Rustam Arifin menegaskan, Kamis (31/8).

Dijelaskannya, berdasarkan pemantauan dan penelaahan hasil laporan setiap semester baik secara administrasi maupun teknis, kondisi di lapangan belum menimbulkan kerusakan lingkungan.

“Kalau ada indikasi terjadi kerusakan lingkungan, maka fungsi DLH Konkep untuk melakukan pembinaan di lapangan. Namun, selama lebih kurang dua tahun terakhir dirinya sudah mendapatkan 3 kali laporan semester penaatan lingkungan juga pantauan secara langsung semuanya masih berjalan dengan baik,” jelasnya.

“Kita berharap, kondisi seperti itu tetap dipertahankan. Walaupun ada isu-isu yang menyudutkan, maka akan terjawab sendiri dengan kondisi yang sesungguhnya berdasarkan fakta di lapangan,” jelasnya menegaskan.

Dia menerangkan, terkait isu pemberitaan di media yang menyebutkan bahwa beberapa hewan khas Pulau Wawonii terancam punah akibat aktivitas pertambangan tidak benar adanya.

“Ada beberapa hewan yang memang pernah ada seperti burung Monde atau semacam Maleo yang pernah hidup di Pulau Wawonii pada era 70 dan 80-an, burung-burung tersebut memang ada. Akan tetapi memasuki era 90-an burung-burung tersebut sudah tidak pernah terlihat lagi. Salah satu penyebabnya adalah adanya pertumbuhan penduduk dan juga pembukaan lahan sejak era 70-an, penyebaran permukiman penduduk juga semakin intens, terutama di daerah-daerah pantai,” ujar pria berusia 54 tahun yang lahir dan besar di Wawonii ini.

Dari hasil pemantauan rona awal yang dilakukan pada 2021, beberapa jenis kupu-kupu dan capung yang dijumpai masuk dalam kategori yang tidak terancam (least concern dan not evaluated). Kategori tersebut, sesuai dengan status konservasi yang dikeluarkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Kemudian juga untuk mamalia, dari hasil studi tersebut, ditemukan kelelawar dan babi hutan. Kedua mamalia tersebut, populasinya mengalami penurunan dan masuk dalam status hampir terancam (near threatened). Namun, untuk kasus babi hutan, hal tersebut, lebih karena adanya perburuan yang lumayan tinggi di wilayah Roko-Roko Raya atau Wawonii jauh sebelum adanya aktivitas pertambangan.

Untuk jenis burung yang dilindungi, ditemukan ada dua jenis burung yang dilindungi di wilayah Wawonii Tenggara yakni elang ular Sulawesi dan serindit Sulawesi. Secara global, kedua jenis burung tersebut masih stabil. IUCN mengelompokkan kedua jenis tersebut ke dalam kelompok least concern atau kelompok burung yang tidak terancam kepunahan. 

Terpisah, salah seorang warga Sukarela Jaya Rusdin (40), mengakui bahwa saat dia kecil masih banyak jonga yang berkeliaran di dekat kampung. Lokasi jonga biasanya berada tidak jauh dari kali Roko-roko Raya dan sangat dekat dengan jalan utama saat ini. 

Namun, di era setelah tahun 80-an, jumlahnya makin menipis dan lambat laun jonga tidak pernah ada lagi di wilayah Roko-Roko Raya.

“Dulu di dekat kali sini, masih banyak alang-alang. Jonga banyak sekali. Lambat laun mulai hilang, karena mulai ada yang buka lahan keatas ditambah ada juga yang berburu, sehingga saat ini sudah tidak ada lagi jonga di sini,” pungkas Rusdin.

Sumber: Sorot Sultra
Bambang Murtiyoso, GM Eksternal GKP, bersama Tim CSR PT GKP menyerahkan hewan kurban untuk warga Wawonii

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) menyalurkan sebanyak 21 ekor hewan kurban berupa sapi kepada masyarakat lingkar tambang. Jumlah hewan kurban pada perayaan Idul Adha tahun 2023 ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

“Alhamdulillah, kami masih terus konsisten untuk terus berkontribusi terhadap berbagai perayaan keagamaan, termasuk Idul Adha tahun ini. Jika tahun lalu kita menyumbangkan 11 ekor sapi, tahun ini mengalami kenaikan, yaitu sebanyak 17 ekor sapi untuk masyarakat lingkar tambang di Wawonii sementara 4 ekor lainnya untuk pemangku kepentingan kita di Kendari. Hewan-hewan kurban tersebut diberikan melalui kantor perwakilan GKP di Kendari,” demikian disampaikan Bambang Murtiyoso, GM Eksternal PT GKP.

lebih lanjut Bambang mengatakan, kegiatan penyaluran hewan kurban ini merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk terus berkontribusi kepada masyarakat melalui program-program keagamaan.

“Kami senang karena berbagai program yang kami lakukan disambut baik oleh semua masyarakat. Komitmen kami untuk terus bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat, membangun Wawonii dalam berbagai aspek,” lanjut dia.

Untuk Idul Adha tahun 2023 ini, jumlah desa penerima manfaat mengalami kenaikan. Jika sebelumnya, penyaluran hewan kurban hanya untuk masyarakat di lingkar tambang yang berada di wilayah Kecamatan Wawonii Tenggara, kini jumlahnya menjadi 16 desa dan meliputi tiga kecamatan yakni Kecamatan Wawonii Tenggara, Wawonii Selatan dan Wawonii Tengah.

“Kalau sebelumnya prioritas kita hanya desa-desa lingkar tambang ring satu dan dua, kini sudah semakin luas. mulai dari Lampeapi Raya, Lawey, Roko-roko Raya, Nambo Raya, Mosolo Raya sampai Polara Raya,” jelas dia lagi.

Kegiatan penyaluran hewan kurban untuk masyarakat lingkar tambang, sudah dilakukan PT GKP, sejak perusahaan ini menjejakan kaki di Wawonii Kepulauan yakni tahun 2018. Tidak hanya kegiatan penyaluran hewan kurban, tetapi PT GKP terus berkontribusi melalui berbagai kegiatan dalam program Corporate Social Responsibility (CSR).

“Alhamdulillah, sejak awal kehadirannya sampai saat ini, PT GKP terus berkontribusi dalam berbagai perayaan kegiatan keagamaan seperti penyaluran hewan kurban ini. Setiap tahun, kami selalu dapat jatah hewan kurban. Alhamdulillah,” demikian disampaikan Aderman, tokoh masyarakat Mosolo Raya.

Hal senada juga disampaikan Taleba Nonci, tokoh masyarakat Nambo Raya. Menurut dia, PT GKP tidak pernah alpa untuk memberi bantuan dalam berbagai kegiatan, khususnya untuk kegiatan keagamaan, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. “Komitmen ini terhadap masyarakat, tidak pernah luntur,” demikian jelas dia.

Dalam kegiatan penyaluran hewan kurban, perusahaan bersinergi dengan tokoh-tokoh masyarakat lokal dan juga humas untuk melakukan kegiatan penyaluran hewan kurban.

“Kita bersinergi dengan tokoh-tokoh masyarakat, Humas PT GKP, dan pemerintah desa di masing-masing desa. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar, sapi kurban terdistribusi dengan baik ke masing-masing daerah,” demikian disampaikan Dea Prabowo, koordinator penyaluran hewan kurban CSR PT GKP.

“Alhamdulillah, wilayah Lampeapi untuk Idul Adha 2023 ini, kebagian 6 ekor sapi. Insya Allah, kami akan mendistribusikan kepada masyarakat,” demikian disampaikan Edison, tokoh pemuda Lampeapi.

Marlion, Koordinator Humas PT GKP menjelaskan, kegiatan penyembelihan dan penyaluran hewan kurban, baik di Rokoroko Raya dan desa-desa lain, dilakukan usai pelaksanaan Sholat Idul Adha, pada 29 Juni 2023. “Sehari sebelum pelaksanaan sholat Idul Adha, semua hewan kurban sudah terdistribusi ke masing-masing desa,” jelas dia.

Di Kendari, bantuan hewan kurban juga diberikan PT GKP, melalui kantor perwakilan Kendari. Sehari sebelum pelaksanaan sholat, semuanya sudah terdistribusi dan diterima oleh masing-masing perwakilan pemangku kepentingan.

“Alhamdulillah, semua hewan kurban bantuan perusahaan sudah terdistribusi kepada pemangku kepentingan,” demikian pungkas Bambang Murtiyoso, GM Eksternal PT GKP.

Sumber: Radar Kendari
air bersih dialirkan melalui sumur bor

Kabar bahagia datang dari Roko-Roko Raya, sebuah desa di Wawonii Tenggara, yang selama ini mengalami masalah dengan kualitas air bersih. Meskipun beberapa waktu belakangan ini terdapat laporan tentang pencemaran air bersih di daerah tersebut, kini masyarakat dapat bernapas lega karena masalah tersebut telah ditangani dengan sigap oleh PT Gema Kreasi Perdana (GKP), perusahaan tambang nikel yang beroperasi di wilayah tersebut.

Beberapa waktu lalu, air bersih di Roko-Roko Raya dikabarkan keruh, dan spekulasi muncul bahwa pencemaran tersebut disebabkan oleh aktivitas tambang nikel yang dilakukan oleh PT GKP. Namun, setelah dilakukan investigasi lebih lanjut, ternyata keruhnya air bersih tersebut lebih disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Lapisan tanah permukaan terbawa oleh limpasan air hujan ke sumber mata air, sehingga menyebabkan kekeruhan pada air yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Rivaldi Mekel, seorang Environmental Supervisor dari PT GKP, menjelaskan bahwa hasil pantauan terhadap Total Suspended Solid (TSS) atau padatan yang terlarut dalam air menunjukkan bahwa kualitas air di sumber mata air masih berada di bawah ambang batas aturan yang berlaku. Hasil pantauan pada Senin, 29 Mei 2023, menunjukkan bahwa TSS di sumber mata air hanya sebesar 18 miligram per liter, sedangkan ambang batas atas yang diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 adalah 50 miligram per liter. Oleh karena itu, kualitas air di sumber mata air tersebut masih sesuai dengan aturan yang berlaku.

Marlion, Koordinator Humas PT GKP, menjelaskan bahwa di Wawonii, bulan Mei hingga Agustus merupakan musim hujan dengan curah hujan yang tinggi. Selama musim hujan, limpasan air yang tinggi membawa berbagai lapisan tanah permukaan dan menyebabkan kekeruhan pada beberapa sungai di daerah tersebut. Kondisi tersebut juga berdampak pada sumber mata air yang selama ini digunakan oleh masyarakat.

Namun, PT GKP telah melakukan berbagai upaya untuk menangani masalah ini. Mereka melakukan pemulihan sumber air, pembersihan bak penampungan air warga, dan juga melakukan penggalian sumur bor sebagai sumber mata air alternatif. Dua sumur bor yang dibangun di Desa Sukarela Jaya dan Dompo-Dompo Jaya telah selesai dan berhasil memproduksi air bersih. Meskipun begitu, sumur bor tersebut tetap difungsikan sebagai alternatif apabila sumber mata air utama mengalami kekeruhan.

Subandri, Imam Desa Sukarela Jaya, mengucapkan terima kasih atas upaya yang telah dilakukan oleh PT GKP dalam mengatasi masalah air bersih yang dialami oleh warga. Ia juga mengungkapkan rasa syukur karena adanya sumur bor sebagai alternatif sumber air bersih. Dengan demikian, masyarakat Roko-Roko Raya kini memiliki beberapa opsi untuk memperoleh air bersih.

Masalah pencemaran air bersih di Roko-Roko Raya akhirnya terselesaikan dengan baik berkat respon cepat dan upaya nyata yang dilakukan oleh PT GKP. Kualitas air bersih yang masih sesuai dengan aturan yang berlaku memberikan kelegaan bagi masyarakat, sementara sumur bor sebagai sumber air alternatif menjadi solusi yang memberikan kepastian akan pasokan air bersih di masa depan. Semoga keberhasilan ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain untuk turut bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. 

Sumber: Sultra Perdetik
perbaikan jembatan Sungai Keu Mohalo

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) melakukan perbaikan jembatan Sungai Keu Mohalo yang berada di Desa Sukarela Jaya.

CSR Officer PT GKP, Idris Toande mengatakan, perbaikan dilakukan karena kondisi landasan jembatan yang sudah rapuh serta tanah di ujung jembatan mengalami longsor karena mobilitas kendaraan di daerah tersebut.

“Jumlah kendaraan yang melewati jembatan kayu tersebut cukup tinggi. Tidak hanya roda dua, tetapi juga roda empat bahkan truk dengan muatan yang cukup banyak juga melewati jembatan tersebut.” kata Idris Toande, Kamis, (1/6/2023).

Idris menjelaskan, sebelumnya, jembatan ini dibangun bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah desa pada 2020 lalu.

Mengingat intensitas kendaraan yang lewat di jembatan tersebut cukup tinggi, maka GKP dan Masyarakat memutuskan untuk melakukan perbaikan pada Selasa, 30 Mei 2023 lalu.

Dalam kegiatan tersebut, Tim Corporate Social Responsibility (CSR) PT GKP, bersama masyarakat sekitar, bahu membahu melakukan perbaikan jembatan Keu Mohalo.

“Untuk memperkuat landasan, empat buah tiang pancang kayu bulat dipasang, menggunakan bantuan alat berat. Begitu juga landasan jembatan ditambahkan kayu bulat, sehingga jembatan lebih kokoh dari sebelumnya,” jelasnya.

Menurut Idris, untuk menghindari longsoran di pinggir jembatan dan memperhatikan aspek keselamatan pengguna jembatan, maka panjang jembatan ditambah, masing-masing satu meter di kedua sisi sungai.

“Pemasangan kayu penghalang juga masukan dari pemerintah desa dan masyarakat. Karena kalau tidak (dipasang), kendaraan truk dengan muatan yang cukup banyak juga lewat. Dan itu membuat jembatan akan cepat rusak,” terangnya.

Sementara itu, Superintendent CSR PT GKP, Aldo Sastra, menjelaskan, perbaikan jembatan ini merupakan bagian dari program CSR perusahaan di bidang infrastruktur.

“Ini adalah bagian dari program CSR perusahaan di bidang infrastruktur. Sebelumnya, kita juga melakukan perbaikan jalan Gunung Jati. Alhamdulillah, berkat perbaikan yang dilakukan, kini masyarakat bisa melewati jembatan dan juga melewati jalan Gunung Jati dengan nyaman dan lancar,” jelas Aldo.

Di tempat terpisah, kepala desa Sukarela Jaya, Samaga, menyampaikan apresiasi atas perbaikan jembatan Sungai Keu Mohalo.

Ia berharap, sinergi yang selama ini sudah dibangun antara perusahaan dan pihak Desa khususnya Desa Sukarela Jaya terus terjalin dan manfaat kehadiran perusahaan lebih dirasakan lagi oleh masyarakat.

“Alhamdulillah, sudah dilakukan perbaikan jembatan Keu Mohalo. Sebagai desa yang berada di lingkar tambang, selama ini kerjasama bersama perusahaan sudah berjalan baik. Semoga ke depan, kerjasama ini terus terjalin,” ucap Samaga.

Tidak hanya itu, tokoh masyarakat dan juga perangkat Desa Sukarela Jaya, Almias, berharap agar jembatan yang sudah diperbaiki tersebut, bisa dijaga dan dirawat oleh semua masyarakat yang menggunakan jembatan tersebut.

Ia juga memberi apresiasi atas sinergi dan kepedulian perusahaan terkait berbagai permasalahan di masyarakat, termasuk masalah jembatan yang membutuhkan perbaikan segera.

“Kita bersyukur dengan adanya perusahaan ini. Untuk hal-hal yang terkait kepentingan umum, segera ditindaklanjuti,” ungkap Almias.

Dengan adanya perbaikan jembatan Sungai Keu Mohalo ini, diharapkan masyarakat dapat menggunakan jembatan dengan aman dan lancar.

Kerjasama antara PT GKP, pemerintah desa, dan masyarakat menjadi contoh sinergi yang berhasil dalam menyelesaikan masalah infrastruktur.

Sumber: Radar Sultra
GM Eksternal PT GKP, Bambang Murtiyoso, GM Operation Saman Tedja, jajaran manajemen PT GKP Site Wawonii meresmikan masjid baru GKP yang dihadiri oleh Ustaz Riza Muhammad dan Ustaz Elfa Hendri Muhklis

Wakil Bupati (Wabup) Konawe Kepulauan, Andi Muhammad Luthfi, meresmikan masjid milik PT Gema Kreasi Perdana (GKP).

Masjid yang diberi nama Al Muhajirin itu diresmikan pada Senin, 17 April 2023. Hadir dalam peresmian tersebut, GM Eksternal PT GKP, Bambang Murtiyoso, GM Operation Saman Tedja, jajaran manajemen PT GKP Site Wawonii serta ikut menyaksikan, dua Dai Nasional, Ustaz Riza Muhammad dan Ustaz Elfa Hendri Muhklis.

Kehadiran keduanya, bertepatan dengan pelaksanaan Tabligh Akbar yang dilaksanakan setelah kegiatan peresmian masjid.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Andi Muhammad Luthfi mengatakan, pembangunan masjid Almuhajirin tersebut memperlihatkan bahwa PT GKP sangat memperhatikan aspek religiusitas karyawan, sehingga pemenuhan kebutuhan masjid yang lebih baik dan layak, pantas diberikan kepada karyawan.

“Kita semua harus bersyukur, bahwa perusahaan ini memberikan pemenuhan fasilitas ibadah kepada karyawan, sehingga karyawan bisa melaksanakan ibadah dengan baik,’ kata Wakil Bupati, di hadapan ratusan karyawan yang hadir saat peresmian.

Lebih lanjut dia mengatakan, masyarakat Wawonii harus juga bersyukur bahwa sumber daya alam yang dimiliki oleh pulau ini, kini sudah bisa dikelola oleh PT GKP sehingga bisa memberi manfaat bagi masyarakat dan daerah.

Jumlah tenaga kerja dengan mayoritas sekira 85 persen masyarakat Wawonii, memperlihatkan bahwa kehadiran perusahan sudah bisa memberi manfaat dari sisi penyerapan tenaga kerja.

Di sektor lain pun, kehadiran perusahaan sudah dirasakan memberi dampak yang cukup besar pada pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Program-program Corporate Social Responsibility (CSR) di berbagai bidang pun memperlihatkan dampak yang positif bagi masyarakat.

“Tadi saya dari Langara ke sini, Alhamdulillah berjalan lancar. Saya berpapasan dengan tim perusahaan yang sedang melakukan perbaikan beberapa titik jalan yang susah dilalui kendaraan. Terima kasih atas inisiatif perusahaan,” ucap dia lagi.

Sementara itu, GM Eksternal PT GKP, Bambang Murtiyoso mengungkapkan, pembangunan masjid Almuhajirin, karena adanya kebutuhan dimana masjid lama yang sudah dibangun sejak awal, sudah tidak mampu menampung jumlah jamaah karyawan yang sudah banyak jumlahnya. Sehingga, perlu dibangun sarana ibadah baru yang lebih layak untuk kegiatan keagamaan karyawan.

“Masjid yang lama itu sudah tidak bisa lagi menampung karyawan. Kalau sholat bahkan harus ke luar masjid. Makanya, manajemen berinisiatif membangun masjid yang baru,” kata Bambang

Pemberian nama Al Muhajirin, imbuh dia, karena banyak para pendatang (karyawan) yang berasal dari luar daerah yang memanfaatkan kegiatan ibadah. Apalagi masjid ini berlokasi di dalam kantor dan mess tempat tinggal karyawan.

“Masjid ini memang banyak digunakan oleh karyawan terutama yang tinggal di mess, tetapi siapa saja bisa dan boleh untuk melaksanakan ibadah di masjid ini,” terangnya

Pembangunan masjid ini memakan waktu sekitar dua bulan .ditargetkan sudah bisa digunakan pada pelaksanaan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H. Tetapi rupanya, peresmiannya, lebih cepat dari yang direncanakan.

“Alhamdulillah, lebaran kali ini, sudah bisa menggunakan masjid baru ini,” pungkas Bambang Murtiyoso mengakhiri sambutannya.

Kegiatan peresmian masjid berakhir, setelah Wakil Bupati Konawe Kepulauan membubuhkan tandatangan di atas Prasasti peresmian masjid Almuhajirin, di lingkungan kantor dan mess karyawan PT GKP.

Sumber: Tegas.co
bazar ramadhan

Dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1444 H, tahun ini, PT Gema Kreasi Perdana menggelar Bazar Ramadhan, kegiatan ini tidak saja untuk memeriahkan datangnya bulan yang mulia dan penuh maghfirah, tetapi juga untuk membangkitkan perekonomian masyarakat melalui pemberdayaan UMKM, khususnya bagi masyarakat Roko-roko Raya.

Kegiatan Bazar Ramadhan 1443 Hijriyah (H) tahun ini mengangkat tema “Ramadhan BerGEMA”. Hadir dalam acara pembukaan, Camat Wawonii Tenggara, Iskandar, Kepala Desa Sukarela Jaya, Samaga dan Kepala Teknik Tambang (KTT) PT GKP site Wawonii, Aep Khaeruddin.

Camat Wawonii Tenggara, Iskandar dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada PT Gema Kreasi Perdana yang sudah menginisiasi kegiatan Bazar Ramadhan. Dengan harapan kegiatan ini bisa memberi dampak positif bagi masyarakat, serta mendorong peningkatan ekonomi masyarakat di Roko-roko raya.

“Acara Bazar Ramadhan sesuatu yang positif bagi kita semua. Mari kita sama-sama manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Terutama peningkatan ekonomi warga selama kegiatan ini digelar dalam bulan Ramadhan tahun ini,” ungkap Iskandar.

Lebih jauh, ia juga memberi apresiasi atas sinergi dengan pihak Pemerintah Desa Sukarela Jaya yang menyediakan lokasi bazar, dan saat ini menjadi sentra kuliner bagi masyarakat Roko-roko Raya selama bulan Ramadhan. Ia juga berharap, selain kegiatan bazar juga diisi dengan kegiatan positif lainnya, semisal lomba menghafal alquran, lomba adzan ataupun kegiatan yang mampu meningkatkan pemahaman keagamaan bagi masyarakat terutama bagi generasi muda.

“Disatu sisi ada peningkatan ekonomi tetapi disisi lain ada nuansa keagamaan, sehingga nilai-nilai Ramadhan tetap dirasakan oleh masyarakat,” ujarnya menambahkan.

Kepala Desa Sukarela Jaya, Samaga, juga mengharapkan agar masyarakat bisa memanfaatkan kegiatan bazar ini dengan menyediakan berbagai kebutuhan berbuka puasa. Apalagi, masyarakat tidak dipungut biaya. Semuanya disediakan oleh perusahaan, masyarakat tinggal mengisi lapak-lapak yang sudah disiapkan.

“Kegiatan bazar ini akan dilaksanakan selama bulan Ramadhan, jadi bagi masyarakat di Desa Roko-roko raya yang berkeinginan untuk berjualan dipersilahkan memanfaatkan lapak yang ada. Semuanya gratis dan tidak dipungut biaya sepeserpun,” jelas Samaga.

Tak lupa Samaga berterima kasih kepada PT GKP yang telah menyelenggarakan kegiatan Bazar Ramadhan tahun ini.

“Atas nama pemerintah desa dan pribadi mengapresiasi setiap program yang dibuat oleh tim CSR PT GKP, dimana setiap programnya banyak memberi dampak positif bagi masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, KTT PT GKP, Aep Khaeruddin menjelaskan, kegiatan bazar ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk terus memberi manfaat bagi masyarakat sekitar melalui berbagai kegiatan sosial dan peningkatan ekonomi masyarakat.

“Alhamdulillah kegiatan bazar Ramadhan menjadi ikon baru masyarakat. Selain itu, bentuk komitmen kami adalah tumbuh bersama masyarakat dalam berbagai kegiatan. Termasuk juga kegiatan Ramadhan tahun ini, salah satunya adalah Bazar Ramadhan,” jelas Aep.

Bazar Menjadi Ikon Baru

Dalam kegiatan Bazar Ramadhan BerGEMA ini, berbagai kudapan disediakan. Bagi para pengunjung banyak pilihan ifthar yang bisa dibawa untuk berbuka puasa. Mulai dari kue-kue basah, gorengan, es buah, es cincau hingga es pisang ijo.

Bazar Ramadhan ini juga menjadi ikon baru di Desa Sukarela selama bulan ramadhan, pasalnya banyak kaum milenial yang menjadikan tempat ini untuk acara bukber, dan ngabuburit.

Lokasi bazar yang tepat di samping dermaga ini mampu mencuri perhatian pengunjung, apalagi dimanjakan dengan pemandangan laut dan sunset dari ujung Sukarela, selain itu Panitia Bazar menyediakan spot photo booth/Instagram yang langsung menghadap ke laut serta menikmati senja di ujung dermaga. Malam hari, selepas sholat tarawih, lokasi ini menjadi tempat nongkrong dan live music bagi muda-mudi.

Tak cukup sampai di situ. Jika ingin menikmati  pemandangan langsung dari atas perahu, masyarakat setempat juga menyewakan perahu ketinting, sehingga bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana bazar dan senja di Desa Sukarela.

Kegiatan Bazar Ramadhan BerGEMA ini akan berlaku selama Bulan Ramadhan, semoga selama satu bulan ini bisa membantu memajukan geliat perekonomian masyarakat setempat khususnya di lingkar tambang. Para pengunjung bazar tidak hanya masyarakat, tetapi juga karyawan perusahaan baik itu PT GKP maupun kontraktor lainnya.

Salah satu pelaku UMKM, Ma’anawia sangat bersyukur digelarnya kegiatan Bazar Ramadhan oleh PT GKP.

“Saya sangat berterima kasih dan senang dengan adanya bazar ini, jadi setiap sore bisa datang berjualan, pengunjungnya juga rame bukan hanya dari masyarakat saja, namun karyawan juga banyak yang datang belanja takjil,” jelas Ma’anawia.

Bazar Ramadhan BerGEMA hanya berlangsung selama bulan Ramadhan saja, selain kegiatan bazar, PT GKP juga menyelenggarakan kegiatan Safari Ramadhan yang didalamnya ada pembagian sembako dan bakti sosial yang rencana akan direalisasikan di pertengahan Ramadhan.

Sumber: Sorot Sultra
Pimpinan Daerah GMNI Sulawesi Tenggara

Lahirnya putusan Mahkamah Agung (MA) Nomor : 57 P/HUM/2022 yang mengabulkan permohonan Judicial Review (JR) Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang dan Wilayah Konawe Kepulauan No. 2 tahun 2022 (Perda RTRW), belakangan ini sedang ramai diperbincangkan oleh masyarakat Sulawesi Tenggara. Bahkan ada beberapa kalangan yang sudah merespon putusan ini dengan pernyataan di media online, aksi demonstrasi dan lain sebagainya, yang mayoritas meminta agar pemerintah segera mencabut IUP Operasi Produksi (OP) yang ada di Pulau Wawonii.

Menanggapi hal itu, Dewan Pimpinan Daerah GMNI Sulawesi Tenggara melalui Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Bung Lukman Syarifuddin menyampaikan bahwa kita semua menghormati dan menghargai Putusan MA, akan tetapi kita juga harus jernih memaknai bahwa putusan tersebut tidak serta merta menghentikan aktivitas perusahaan pertambangan yang sedang berjalan di Pulau Wawonii.

Karena penghentian kegiatan pertambangan di Pulau Wawonii dapat dilakukan apabila IUP OP nya telah dicabut oleh instansi yang berwenang, kita semua tentu menunggu langkah apa yang akan diambil oleh Pemprov Sultra dan Pemkab Konawe Kepulauan pasca putusan tersebut.

“Oleh karena itu kami menghimbau kepada semua pihak untuk menahan diri agar tidak terprovokasi dengan video-video penolakan tambang di Pulau Wawonii yang beredar di media sosial, karena jangan sampai isu tersebut sengaja diframing oleh pihak tertentu untuk kepentingan pribadi mereka, yang pada akhirnya mengorbankan banyak pihak.”


“Terutama kepada seluruh mahasiswa yang ada di Sulawesi Tenggara, kita sebagai insan akademis yang selalu mendahulukan kajian terhadap sebuah isu sebelum melakukan gerakan. tentu untuk mendapatkan informasi yang valid dan objektif, kita harus menggali dari kedua belah pihak. Agar keberpihakan kita betul-betul untuk kepentingan masyarakat.”

Terkait putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) No.67/G/LH/2022/PTUN. KDI yang pada pokoknya membatalkan Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) No.949/DPMPTSP/XII/2019 tentang persetujuan perubahan IUP OP PT GKP, Bung Lukman menyampaikan bahwa kita sebagai negara hukum harus menghargai proses hukum yang sedang berjalan, kita percayakan kepada pengadilan untuk memutus. Sebab masih ada upaya hukum banding dan kasasi lagi.

Sumber: Suara Kendari
Dani Kaimudin

Seorang karyawan PT Gema Kreasi Perdana (GKP) bernama Dani Kaimudin diancam dan diintimidasi menggunakan Senjata Tajam (sajam) oleh warga yang melakukan aksi demonstrasi di lokasi tambang, Kamis, 9 Maret 2023.

Dani menceritakan, intimidasi dan pengancaman tersebut ia alami saat sedang menjalankan tugasnya sebagai humas perusahaan untuk menanyakan maksud dan tujuan sekelompok warga yang sedang berdemonstrasi di areal IUP PT GKP.

Dani mengatakan, saat itu dirinya tiba-tiba ditarik dan dikejar menggunakan sajam oleh warga yang kemudian memicu kekacauan di lokasi.

Situasi semakin memanas ketika warga mengeluarkan pisau dan mengejar Dani sehingga menimbulkan kericuhan di lokasi.

“Saat itu, sebagai orang yang diberikan tanggungjawab sebagai Humas, bermaksud  menanyakan kedatangan beberapa warga yang  melakukan aksi demonstrasi dan menghalangi aktivitas operasional tambang,” kata Dani, Kamis, (9/3/2023).

“Tiba-tiba saya ditarik, diteriaki, dimaki  serta diancam dengan mengayunkan senjata tajam, sampai baju saya sobek,” ujar Dani menceritakan kejadian tersebut.

Dani mengatakan, saat itu ia berhasil diselamatkan oleh beberapa rekannya yang berada di lokasi. Namun, intimidasi dan ancaman yang dilakukan warga tersebut mengakibatkan situasi di area IUP menjadi tidak stabil, dan sempat terjadi bentrokan di lokasi pertambangan.

Menurut Dani, tindakan warga tersebut tidak hanya mengancam dan mengintimidasi karyawan, namun juga mengakibatkan kegiatan operasional tambang terhenti. Alat-alat berat yang sedang bekerja dihentikan dan tidak dapat melanjutkan aktivitasnya.

Sementara itu, Koordinator Humas PT GKP, Marlion, SH, menjelaskan bahwa setelah melakukan pengecekan ke pihak kepolisian setempat, diketahui bahwa aksi unjuk rasa warga tersebut tidak mengantongi izin dari pihak berwenang.

Selain itu, aksi para demonstran juga dinilai melanggar peraturan pertambangan karena memasuki lokasi pertambangan IUP tanpa izin.

“Aksi tersebut disinyalir sudah direncanakan dengan baik untuk menghalangi  aktivitas tambang. Sebab, alat peraga aksi yang mereka gunakan telah dipersiapkan dengan baik semisal spanduk, megapon, ikat kepala, ban bekas, bensin  dan juga senjata tajam,” jelas Marlion.

Marlion menerangkan, lahan yang menjadi lokasi demo dan penghadangan alat berat merupakan lahan milik PT GKP dan berada di dalam areal IPPKH. Lahan tersebut telah dilakukan ganti rugi penanaman oleh pemilik lahan yang sah atas nama Tamrin.

Bahkan, lanjut Marlion, Tamrin hadir di lokasi saat kejadian dan berdebat dengan warga yang berdemonstrasi. Menurutnya, sengketa lahan tersebut sudah diselesaikan oleh perusahaan.

Marlion menegaskan, sebagai warga negara yang baik, pihaknya akan melaporkan setiap pelanggaran kepada pihak berwajib termasuk aksi pengancaman yang dialami oleh karyawan PT GKP.

“Kami akan melaporkan kejadian dan aksi ancaman tersebut kepada pihak kepolisian,” tegas  Marlion.

Sumber: Radar Sultra
Ketua Pansus RTRW Konawe Kepulauan, Abdul Rahman

Ketua Pansus Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Konawe Kepulauan (Konkep), Abdul Rahman, menghimbau masyarakat untuk menahan diri terkait polemik pertambangan di Kabupaten Konawe Kepulauan.

Himbauan tersebut disampaikan menyusul maraknya video yang beredar di tengah masyarakat terkait hadirnya investasi tambang di Pulau Wawonii.

Abdul Rahman menjelaskan bahwa tim Pansus RTRW sedang bekerja secara maksimal untuk menyelesaikan masalah ini dan berharap agar warga Konawe Kepulauan tidak mudah terprovokasi dengan isu yang nantinya dapat membuat daerah tidak kondusif.

“Biarkan kami dari tim Pansus bekerja secara maksimal sehingga apa yang diharapkan nantinya bisa tercapai,” kata ketua tim Pansus Abdul Rahman, Kamis, 2 Maret 2023.

Ditanya soal hadirnya investasi di pulau yang dijuluki pulau kelapa itu, Abdul Rahman tidak menampik bahwa kehadiran PT Gema Kreasi Perdana (GKP) telah banyak membawa perubahan yang signifikan.

Perubahan tersebut, seperti meningkatnya pendapatan masyarakat serta terbukanya lapangan pekerjaan bagi warga.

Abdul Rahman juga menghargai langkah hukum yang dilakukan oleh PT Gema Kreasi Perdana terkait putusan Mahkamah Agung.

Ia berharap baik yang pro pertambangan maupun yang kontra untuk sama-sama bisa menahan diri demi terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat di Konawe Kepulauan.

Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Konkep ini juga menambahkan bahwa pihaknya akan segera memanggil Pemerintah Daerah Konkep dan timnya untuk bersama-sama membicarakan terkait revisi RTRW yang diperintahkan oleh Mahkamah Agung.

Sumber: Radar Sultra