Karyawan PT GKP mengikuti aksi bersih-bersih lingkungan di area operasional perusahaan

Dalam rangka memperingati World Clean-Up Day 2025, PT Gema Kreasi Perdana (PT GKP) menggelar aksi bersih-bersih serentak pada Senin (22/9). Kegiatan ini dilakukan di tiga titik utama operasional perusahaan, yakni area jetty, pesisir pantai, dan kawasan mess karyawan.

Lebih dari 80 karyawan dari berbagai departemen ikut ambil bagian. Dari aksi ini, terkumpul sekitar 500 kilogram sampah yang sebagian besar berupa plastik, kayu, serta limbah non organik lainnya. Environment & Forestry Superintendent PT GKP, Badrus Soleh, menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar seremoni tahunan.

“Aksi bersih-bersih ini adalah wujud nyata komitmen PT GKP dalam menjaga lingkungan. Kami ingin menunjukkan bahwa setiap karyawan punya peran penting menciptakan lingkungan kerja yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Ia menambahkan, pengelolaan sampah di PT GKP dilakukan secara berkesinambungan dengan pendekatan Reuse, Reduce, dan Recycle (3R). Sampah organik, misalnya, dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk kompos yang digunakan untuk nursery dan kegiatan revegetasi. Lebih jauh, aksi bersih-bersih ini juga menjadi sarana menumbuhkan kesadaran karyawan sekaligus menunjukkan tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekitar wilayah operasional. Suasana gotong royong dan semangat kebersamaan terlihat sepanjang kegiatan berlangsung.

PT GKP berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara rutin hingga menjadi budaya positif perusahaan.

“Kami percaya kebersihan dan kelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tapi juga bagian dari budaya bersama. Karena itu, kami akan terus mendorong kegiatan seperti ini agar menjadi tradisi positif di PT GKP,” tambah Badrus.

Pesan ini sejalan dengan arahan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, yang menekankan bahwa World Clean-Up Day 2025 seharusnya menjadi momentum gerakan berkelanjutan.

“World Clean-Up Day bukan hanya tentang memungut sampah sehari-hari, tetapi membangun kesadaran kolektif dan mengubah kebiasaan. Dari hal kecil seperti memilah sampah di rumah, dampaknya akan besar bagi keberlanjutan lingkungan,” kata Hanif.

Ia menegaskan, gerakan bersih-bersih tidak boleh berhenti di satu hari, melainkan menjadi kebiasaan bersama demi mewariskan lingkungan sehat dan lestari bagi generasi mendatang.

Sumber: Sultranesia

Kemerdekaan bagi masyarakat Wawonii ialah hadirnya akses yang setara untuk penghidupan yang lebih baik

“Sebelum suami saya kerja di sana, biaya sekolah anak saja terpaksa berhutang kiri-kanan. Tapi, masuknya perusahaan ini, sangat membantu hidup kami karena tiap bulan selalu ada yang diharap (pemasukan). Sekarang terjadi efisiensi, ini sangat memprihatinkan bagi kami dan semua keluarga yang bergantung pada sumber mata pencaharian di sana,” Sumarni, IRT Desa Teporoko, Wawonii Tenggara.

Bagi sebagian orang, kemerdekaan berarti bebas dari penjajahan fisik. Namun bagi masyarakat di pulau kecil seperti Wawonii, kemerdekaan juga berarti memiliki kesempatan yang sama untuk maju, berkembang, dan sejahtera. Pertanyaannya adalah: apakah kemerdekaan benar-benar hadir di pulau kecil seperti Wawonii?

Pulau Kecil, Akses Terbatas

Pulau Wawonii, yang kini menjadi Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), berada sekitar tiga jam perjalanan laut dari Kendari. Terisolasi dari daratan utama, masyarakat Wawonii tumbuh dalam keterbatasan akses pendidikan, kesehatan, hingga pasar. Meski kaya sumber daya alam- laut, kelapa, hingga mineral-masyarakat masih menghadapi tantangan dalam mengolah dan memasarkan hasil bumi. Kondisi inilah yang membuat investasi dipandang sebagai pintu untuk membuka masa depan baru. Bagi banyak warga, masuknya perusahaan tambang bukan sekadar pro-kontra politik, melainkan kenyataan yang mempengaruhi dapur rumah tangga. Testimoni Sumarni hanyalah salah satu potret nyata bagaimana investasi berdampak pada keberlangsungan hidup masyarakat Wawonii.

Data Bicara: Konkep Masih Tertinggal

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, IPM Konawe Kepulauan terus meningkat dari 66,20 (2020) menjadi 68,11 (2023). Namun capaian itu masih berada di bawah rata-rata Sulawesi Tenggara (72,94) dan termasuk dalam tiga terendah di provinsi. Artinya, pembangunan manusia- terutama pendidikan, kesehatan, dan daya beli-masih tertinggal.

Dari sisi ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Konkep naik signifikan, dari Rp1,38 triliun (2019) menjadi Rp1,71 triliun (2023). Sektor pertambangan dan penggalian menjadi penyumbang terbesar kedua dengan nilai Rp192,6 miliar pada 2023, setelah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Kabar baik datang dari sisi kemiskinan. Pada 2021, tingkat kemiskinan masih di angka 17,81 persen, lalu turun ke 16,15 persen (2022) dan 15,90 persen (2023). Tren penurunan ini merupakan yang tercepat di Sultra, meski angka absolutnya masih relatif tinggi.

Investasi: Ancaman atau Harapan?

Polemik tentang pertambangan di pulau kecil memang bukan hanya milik Wawonii. Kasus di Raja Ampat, Papua Barat, menjadi cermin nasional. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-XX1/2023 menegaskan bahwa pertambangan di pulau kecil tidak dilarang mutlak, asalkan memenuhi syarat lingkungan dan hukum. Di Wawonii sendiri, keberadaan investasi tambang memunculkan paradoks. Di satu sisi, ia menggerakkan ekonomi lokal: warung, kos-kosan, UMKM, hingga peningkatan konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, ada kekhawatiran akan dampak lingkungan dan masa depan generasi mendatang. Namun, fakta di lapangan menunjukkan masyarakat tidak bisa menutup mata pada perubahan.

“Masuknya tambang terbukti memberikan dampak ekonomi yang cukup besar. Masyarakat jadi memiliki daya beli dan konsumsi yang lebih besar,” ujar Kepala Bappeda Konkep, Safiuddin Alibas, dalam laporan resmi BPS.

Kemerdekaan Sejati di Pulau Kecil

Kemerdekaan sejati bagi masyarakat Wawonii bukan hanya simbol bendera berkibar setiap 17 Agustus, melainkan hadirnya akses yang setara untuk hidup lebih baik. Saat ini, masih ada kesenjangan pembangunan antara daratan dan kepulauan-baik dalam infrastruktur, pendidikan, maupun lapangan kerja. Di tengah keterbatasan itu, investasi menjadi instrumen percepatan yang tidak bisa ditolak mentah-mentah. Persoalannya bukan apakah tambang boleh atau tidak, tetapi bagaimana memastikan pengelolaan yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Pemerintah punya tugas ganda: membuka pintu investasi, sekaligus menjaga masa depan pulau kecil agar tidak hancur oleh eksploitasi berlebihan.

Wawonii adalah potret nyata bagaimana kemerdekaan harus diartikan ulang. Bukan sekadar bebas, melainkan berdaya. Bukan hanya bisa berdiri sendiri, tetapi juga mampu bersaing. Pulau kecil ini menyimpan mimpi besar: menjadi bagian dari Indonesia yang tumbuh seimbang, adil, dan sejahtera. Dan di balik semua angka statistik dan perdebatan hukum, ada suara sederhana seorang ibu dari Teporoko:

“Sekarang terjadi efisiensi, ini sangat memprihatinkan bagi kami…,” sebuah pengingat bahwa setiap kebijakan dan investasi pada akhirnya bermuara pada nasib keluarga kecil di sebuah pulau kecil.

Sumber: Antara Sultra
Penyerahan bantuan sapi kurban oleh karyawan PT GKP

Sambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriyah, 2025 Masehi, PT Gema Kreasi Perdana (GKP) menyerahkan bantuan 21 ekor sapi. Jumlah itu diberikan untuk masyarakat di sekitar area tambang melalui perangkat desa di masing-masing wilayah. Distribusi hewan kurban dilakukan pada 3-4 Juni 2025.

Bantuan hewan kurban, merupakan salah satu dari delapan pilar program Corporate Social Responsibility (CSR) PT GKP di bidang Sosial Keagamaan. Pembagian hewan kurban diberikan di desa-desa yang berada di area lingkar tambang yang berada di tiga kecamatan di Kabupaten Konawe Kepulauan yakni Kecamatan Wawonii Tengah, Kecamatan Wawonii Selatan dan Kecamatan Wawonii Tenggara.

Basri Kambatu, Head of Site PT GKP mengatakan, bantuan hewan kurban kepada masyarakat sekitar area operasi pertambangan, merupakan kegiatan rutin yang sudah dilakukan PT GKP sejak 2018.

“Pembagian hewan kurban ini setiap tahun diberikan kepada masyarakat. Ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan,” jelasnya.

Dia berharap, melalui bantuan ini, hubungan yang sudah terjalin baik dengan masyarakat, semakin erat dan bantuan tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat dalam menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H tahun ini. Atas hal ini, tokoh agama Roko-roko Raya memberi apresiasi dan ucapan terima kasih kepada perusahaan yang telah berbagi kebahagiaan dengan masyarakat melalui bantuan hewan kurban.

“Alhamdulillah, setiap perayaan Idul Adha, PT GKP selalu memberikan bantuan hewan kurban,” ujar Muhammad Ali, tokoh agama Roko-roko Raya.

Tokoh masyarakat Nambo Jaya, Taleba Nonci juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, PT GKP selalu hadir dan memberikan kontribusi pada setiap perayaan hari besar keagamaan, termasuk Hari Raya Idul Adha.

“Kita bersyukur PT GKP selalu hadir dan memberi kontribusi kepada masyarakat. Selain sebagai bentuk kepedulian, berbagai bantuan yang diberikan semakin mempererat hubungan perusahaan dan masyarakat,” jelasnya.

Selain pembagian hewan kurban di desa-desa di lingkar tambang, PT GKP juga menyalurkan hewan kurban kepada pemangku kepentingan melalui kantor perwakilan di Kota Kendari.

Sumber: Sorot Sultra
Distribusi bingkisan lebaran oleh karyawan PT GKP

Sebanyak 1500 paket bingkisan lebaran 2025 disalurkan oleh PT Gema Kreasi Perdana (GKP) kepada masyarakat lingkar tambang.

Penyaluran bingkisan bertajuk Bantuan Sosial Ramadan pada 20 Maret 2025 dilakukan pada tiga kecamatan di Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni, Kecamatan Wawonii Tengah, Wawonii Selatan, dan Wawonii Tenggara.

Menurut Staff Corporate Social Responsibility (CSR) PT GKP, Dea Prabowo, penyaluran paket bahan pokok ini pada 10 hari terakhir bulan suci Ramadan 1446 H, saat masyarakat tengah mempersiapkan menghadapi Hari Raya Idul Fitri.

“Harapannya, bantuan tersebut dapat membantu masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi Hari Raya,” kata Dea. 

Dea mengungkapkan, bantuan sosial berupa bingkisan lebaran tersebut merupakan kegiatan rutin PT GKP, sejak perusahaan ini beroperasi di Pulau Wawonii. 

“Bingkisan sembako lebaran, merupakan program rutin yang dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu dari delapan pilar Program CSR PT GKP di bidang Sosial Keagamaan,” ujarnya. 

Sejak 2018, program paket bingkisan sembako Lebaran ini sudah dilakukan dan jumlah penerima manfaat terus bertambah setiap tahun.  Selain sebagai program rutin, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan kepada masyarakat di wilayah lingkar tambang. 

Komitmen kepedulian kepada masyarakat ini, lanjut Dea, karena perusahaan menyadari bahwa, masyarakat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas  yang dilakukan perusahaan. Tokoh Pemuda Wawonii Selatan, Mihdar menyampaikan, bantuan paket bingkisan Lebaran yang diberikan perusahaan, sangat membantu masyarakat yang kurang mampu menjelang Hari Raya Idul Fitri. 

Bantuan paket Lebaran ini, diakui Mihdar, merupakan bantuan yang sudah rutin diberikan perusahaan sejak beroperasi di Pulau Wawonii. 

“Terima kasih dan alhamdulillah. Masyarakat, sangat merasakan manfaat dari bantuan ini, ” ujar Mihdar . 

Sekretaris Desa Teporoko, Ulfa menjelaskan bahwa, PT GKP memiliki kepedulian yang cukup besar kepada masyarakat, melalui berbagai program termasuk  di bidang keagamaan, seperti pembagian bingkisan lebaran ini. 

“Kehadiran perusahaan dan program yang dilakukan sangat berdampak positif bagi masyarakat,” jelas Ulfa. 

Hal senada juga disampaikan, Sekretaris Desa Dompo-Dompo Jaya, Ghafruddin. Menurutnya, PT GKP memiliki komitmen yang kuat membantu masyarakat, dalam berbagai program yang dijalankan.  Bingkisan sembako Lebaran ini, hanyalah salah satu dari banyak bantuan dan berbagai program yang dijalankan. 

“Terima kasih. Bantuan yang diberikan perusahaan,sangat bermanfaat dan dirasakan langsung oleh masyarakat,” Jelasnya . 

“Alhamdulillah, sejak hadir di Wawonii sampai saat ini, bantuan bingkisan lebaran oleh PT GKP, setiap tahun selalu ada. PT GKP, memang komitmen dan konsisten, ” Ungkap Aderman, Tokoh Agama Masolo Raya. 

Diketahui, PT GKP memiliki  delapan pilar CSR, meliputi: Pendidikan, Kesehatan, Sosial Budaya, Kemandirian Ekonomi, Infrastruktur, Pendapatan Real, lingkungan dan kelembagaan masyarakat.

Sumber: iNews Kendari

Kegiatan normalisasi Sungai Roko-Roko oleh PT GKP

PT Gema Kreasi Perdana normalisasi Sungai Roko-Roko selama 2 hari sejak tanggal 15 dan 16 Maret 2025. Normalisasi sungai ini dilakukan sebagai tanggapan PT GKP atas permintaan masyarakat.

Superintendent Environment PT GKP, Badrus Soleh mengungkapkan, selain surat yang diajukan melalui Kepala Desa Sukarela Jaya, untuk pembersihan dan perapian muara sungai Roko-Roko, permintaan yang sama juga disampaikan kelompok nelayan di Sukarela Jaya. 

“Permintaan terkait pembersihan muara sungai ini poinnya yakni, untuk memudahkan aktivitas perahu dan kapal keluar masuk, terutama saat air surut,” ungkap Badrus Soleh.

Merespon hal itu kata Badrus Soleh, perusahaan menurunkan alat, operator dan pengawasan yang sudah berpengalaman untuk melakukan pembersihan atau normalisasi. Ia menjelaskan, normalisasi ini merupakan lanjutan kegiatan sebelumnya yang digelar pada Desember 2024, dengan cakupan area lebih luas dan jumlah alat yang diturunkan lebih banyak.

“Jika sebelumnya hanya satu alat berat, untuk kegiatan kali ini, ada empat alat berat (ekskavator) yang diturunkan,” jelas Badrus. 

Dalam kegiatan normalisasi ini, PT GKP berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Kabupaten Konawe Kepulauan, dan juga Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tenggara. 

Normalisasi sungai Roko-Roko oleh PT GKP diapresiasi Kepala Bidang Pengawasan Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tenggara, Azai HS. Kata Azai, kegiatan ini bukti komitmen perusahaan menjaga lingkungan melalui sinergi semua pemangku kepentingan, baik masyarakat maupun pemerintah. 

“Ini adalah jawaban atas permintaan masyarakat terkait kondisi muara sungai yang dangkal sehingga aktivitas perahu nelayan sedikit terhambat. Dan keluhan warga ini, sudah dijawab oleh perusahaan, ” kata Azai.

Kepala Desa Sukarela Jaya, Samaga menyebut, Sungai Roko-roko khususnya wilayah muara, merupakan jalur utama kegiatan masyarakat yakni, jalur hilir mudik perahu nelayan, kapal pengangkut penumpang, hasil bumi. Selain itu, wilayah muara sungai Roko-roko, juga tempat berlabuh kapal nelayan Roko-roko Raya, Nambo Raya dan Mosolo Raya.

“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kegiatan ini. Semoga melalui program ini, muara sungai menjadi lebih bagus dan aktivitas warga semakin lancar, ” harap Samaga.

Normalisasi ini dinilai warga Sukarela Jaya, Sulaiman, sangat membantu aktivitas nelayan setempat.

“Alhamdulillah dan terima kasih. Semoga dengan ini, kegiatan nelayan menjadi lebih lancar lagi,” ujar Sulaiman. 

Normalisasi sungai Roko-roko ini, bersinergi dengan TNI AD Komando Distrik Militer (Kodim) 1417 Kendari, melalui Komando Rayon Militer Wawonii. Koramil Wawonii, mengirimkan 10 anggotanya untuk ikut terlibat dalam kegiatan ini, sebagai bentuk implementasi karya bhakti TNI. 

Komandan Kodim 1417 Kendari, Kolonel Herry Indiyanto, turut hadir menyaksikan kegiatan normalisasi Sungai tersebut. Selain itu, hadir juga Ketua Gerakan Pemuda Anshor Sulawesi Tenggara, Saninuh Kasim. Anggota kepolisian dari Kepolisian Sektor Wawonii Tenggara, juga turut ambil bagian dalam kegiatan ini.

Sumber: iNews Kendari
Program CSR PT GKP hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat Pulau Wawonii melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Dengan kontribusi dana CSR sejak 2017 hingga November 2024, perusahaan ini telah berhasil menghadirkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang positif di wilayah lingkar tambang. Program CSR PT GKP dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat melalui pengembangan infrastruktur, pemberdayaan sosial budaya, layanan kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Komitmen ini tidak hanya mendukung keberlanjutan operasional perusahaan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Salah satu dampak terbesar dari kehadiran PT GKP adalah peningkatan ekonomi masyarakat di desa-desa lingkar tambang, seperti Desa Roko-Roko, Desa Teporoko, Desa Sukarela Jaya, Desa Dompo-Dompo Jaya, dan Desa Bahaba. Data menunjukkan bahwa jumlah usaha masyarakat, termasuk usaha rumahan, warung, dan pedagang eceran, meningkat dari 15 unit pada 2019 menjadi 62 unit pada 2024. Pertumbuhan ini mencerminkan daya beli masyarakat yang semakin kuat, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru yang mengurangi ketergantungan pada sektor formal.

Dalam aspek infrastruktur, PT GKP berfokus pada pembangunan yang berdampak langsung terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat. Perbaikan jalan dan pembangunan jembatan di Desa Sukarela Jaya, misalnya, telah mempermudah akses masyarakat ke pusat-pusat ekonomi dan pendidikan. Infrastruktur ini tidak hanya memfasilitasi mobilitas warga, tetapi juga mendukung distribusi hasil pertanian dan produk UMKM lokal, sehingga menciptakan rantai nilai ekonomi yang lebih luas. Bambang Murtiyoso, GM External Relations PT GKP, menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari strategi besar perusahaan untuk mendukung masyarakat lokal.

“Kami percaya bahwa pembangunan fisik adalah fondasi untuk mendorong kemajuan ekonomi. Program ini dirancang tidak hanya untuk mendukung aktivitas harian masyarakat, tetapi juga menciptakan peluang-peluang ekonomi baru yang berkelanjutan,” ujar Bambang.

Selain infrastruktur, PT GKP juga berinvestasi besar dalam sektor pendidikan dan kesehatan. Pada tahun 2023, perusahaan meluncurkan program peningkatan kapasitas bagi para pelajar di desa-desa lingkar tambang. Program ini meliputi pelatihan soft skill hingga program GKP Mengajar. Dengan adanya dukungan ini, para pelajar di Pulau Wawonii mendapatkan akses yang lebih baik untuk meningkatkan potensi mereka. Supervisor Community Development PT GKP, Frans da Lopez menekankan pentingnya pendidikan dalam menciptakan perubahan jangka panjang.

“Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan. Dengan memberikan pelatihan pendidikan, kami berharap generasi muda di Wawonii dapat lebih percaya diri dan siap bersaing di masa depan,” ungkap Frans.

Di sektor kesehatan, PT GKP rutin mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis, distribusi obat-obatan, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk bayi dan balita. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya sulit mendapatkan akses layanan kesehatan. Pada tahun 2022, program pelayanan kesehatan keliling berhasil menjangkau ratusan warga, memberikan layanan medis dasar, dan edukasi tentang pola hidup sehat.

Sebagai bagian dari strategi pemberdayaan ekonomi, PT GKP juga mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM). Melalui pelatihan pengolahan makanan lokal dan fasilitas promosi, perusahaan membantu masyarakat meningkatkan kapasitas produksi dan akses pasar. Salah satu inisiatif yang sukses adalah pelatihan pengolahan produk  yang bersumber dari hasil kebun dan laut, yakni kacang mete (Samaturu), kelapa (Mohawi), dan olahan ikan laut (Marimba). Beberapa dari produk ini kini mulai dipasarkan di luar wilayah Wawonii, membuka peluang pendapatan baru bagi pelaku usaha lokal.

Made Fitriansyah, Manager External Relations PT GKP, menyoroti pentingnya kolaborasi dengan masyarakat untuk menciptakan keberlanjutan ekonomi.

“Kami tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga mendampingi masyarakat dalam mengembangkan keterampilan dan kapasitas usaha mereka. Kami ingin mereka menjadi pelaku ekonomi yang mandiri dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” jelas Made.

Sebagai bagian dari program sosial budaya, PT GKP juga mendukung kegiatan keagamaan. Rutin pada tahun 2023 dan 2024 ini, perusahaan turut memperbaiki sejumlah masjid di desa lingkar tambang, mendukung pelaksanaan hari besar keagamaan, serta memberikan bantuan sosial, serta hewan kurban saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Komitmen PT GKP terhadap tanggung jawab sosial tidak berhenti pada pencapaian saat ini. Ke depan, perusahaan akan terus memperluas program CSR yang berdampak langsung pada masyarakat.

Beberapa inisiatif yang sedang dirancang termasuk pelatihan guru, hingga pengembangan lebih lanjut untuk UMKM lokal.

“Apa yang kami lakukan di Wawonii adalah bukti bahwa kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk terus mendukung masyarakat menuju masa depan yang lebih baik,” pungkas Bambang Murtiyoso.

Sumber: Telisik.id
kegiatan pemantauan lingkungan PT GKP

Pulau Wawonii di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Provinsi Sulawesi Tenggara, menjadi salah satu contoh nyata kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dapat menjaga keseimbangan lingkungan di tengah aktivitas pertambangan nikel.

Peran sentral dari sektor swasta dalam upaya tersebut adalah PT Gema Kreasi Perdana (GKP). Sebuah perusahaan tambang nikel yang baru-baru ini meraih nominasi Proper Calon Kandidat Hijau. Sebuah penghargaan bergengsi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas komitmen perusahaan dalam menjaga lingkungan hidup. 

Ketua Umum Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI), Prof. Dr. Ir. Hj. Husna, MP, menyatakan bahwa terjaganya kualitas ekologi dan biodiversitas di Pulau Wawonii bukan tanpa alasan. Terlihat bahwa seluruh pihak, termasuk PT GKP benar-benar serius dan memiliki tanggung jawab yang sama terkait lingkungan.

“Faktanya, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta, yang dalam hal ini PT GKP, terus bekerja sama dan berkolaborasi untuk menjaga keseimbangan kelestarian lingkungan di Pulau Wawonii. Semua pihak memastikan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitar,” jelasnya.

Menurut Prof. Husna, peran sektor swasta dalam konservasi lingkungan seringkali dipandang sebelah mata, padahal kontribusinya sangat signifikan. Dalam konteks Pulau Wawonii, PT GKP tidak hanya terlibat dalam aktivitas pertambangan, tetapi juga melakukan upaya proaktif melalui pelaksanaan kaidah Good Mining Practice untuk meminimalisir dampak lingkungan.

Selain rutin melakukan Pemantauan lingkungan (Biodiversitas), PT GKP juga telah melakukan kegiatan reklamasi di lahan pasca tambang, di mana bibitnya diperoleh dari hasil pengelolaan nursery (pembibitan).

Nominasi Proper Hijau: Bukti Kinerja Baik PT GKP Kelola Lingkungan

Keberhasilan PT GKP masuk dalam nominasi Proper Calon Kandidat Hijau semakin menegaskan peran perusahaan dalam menjaga kelestarian Pulau Wawonii. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Konkep, Muhammad Rustam Arifin, mengapresiasi pencapaian tersebut.

“Ini adalah bukti nyata bila PT GKP sangat taat dalam kinerja lingkungan dan sangat mematuhi kaidah lingkungan sebagaimana ditetapkan,” ujarnya.

Rustam menekankan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari kerja sama antara DLH dan PT GKP dalam melakukan pembinaan dan pengawasan yang berkelanjutan. Melalui upaya ini, PT GKP sekaligus telah membantah bahwa tidak ada pencemaran lingkungan sebagaimana yang sering dituduhkan, serta menunjukkan ke publik bahwa pertambangan bisa berjalan tanpa harus mengorbankan kualitas lingkungan.

Melalui pencapaian ini, PT GKP tidak hanya sekadar membuktikan kinerja lingkungan yang baik, tetapi juga menjadi contoh bagaimana kolaborasi lintas sektoral bisa menjadi solusi atas tantangan lingkungan di masa depan.

Sumber: Sorot Sultra
Penyerahan bantuan PMT melalui UPTD Puskesmas Roko Roko

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) menyerahkan bantuan biskuit dan susu untuk program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Bantuan PMT tersebut diberikan melalui UPTD Puskesmas Roko Roko. Rabu, 25 September 2024.

Pemberian bantuan PMT tersebut sebagai bentuk sinergi antara PT GKP dan Dinas Kesehatan melalui UPTD Puskesmas Roko Roko.

“Bantuan PMT disalurkan melalui Puskesmas, agar tidak berbenturan dengan program pemerintah,” demikian disampaikan Dea Prabowo, selaku tim CSR PT GKP.

Lebih lanjut Dea mengatakan, meski sebelumnya kegiatan PMT dilakukan sendiri oleh PT GKP, tetapi Kerjasama dan koordinasi dengan pihak Puskesmas selalu dilakukan. Kerjasama tersebut dilakukan untuk menyesuaikan jadwal Posyandu di sebuah desa.

“Sebelumnya, kegiatan PMT kami lakukan bersamaan dengan kegiatan posyandu di desa untuk bisa ikut serta dalam kegiatan posyandu, perlu ada kerjasama dengan puskesmas.

“Jadi, sinergi dengan Puskesmas baik Puskesmas Roko Roko maupun Puskesmas Polara sudah sering dilakukan,” terang Dea.

Dalam kesempatan itu, Hermawan Aji Susanto selaku penangung jawab Program Gizi UPTD Puskesmas Roko Roko mengatakan, pemberian makanan tambahan atau PMT sudah menjadi bagian dari program pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan.

“Untuk program PMT, kami mengkombinasikan antara PMT lokal dan pemberian suplemen tambahan seperti susu dan biskuit,” jelas Hermawan.

Lebih lanjut dia mengatakan, PMT lokal yang dimaksud yakni meminta kepada kader posyandu untuk memasak masakan dengan standar gizi yang seimbang dengan mengoptimalkan potensi makanan lokal yang ada.

“Kami berterima kasih atas bantuan makanan tambahan yang diberikan oleh PT GKP ini. Semoga melalui Kerjasama dan bantuan PMT seperti ini, harapan untuk mengatasi angka stunting di Konkep bisa berjalan dengan baik,” pungkas Hermawan.

Sumber: Sorot Sultra
warga lingkar tambang mengikut pelatihan operator excavator

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Kementerian Ketenagakerjaan RI Makassar, mengadakan pelatihan operator alat berat jenis excavator.

Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan di lokasi PT GKP site Wawonii ini, fokus pada warga masyarakat lingkar tambang. Kegiatan kali ini berlangsung sejak tanggal 26 Agustus sampai 8 September 2024.

“Pelatihan ini akan melibatkan warga lingkar tambang usia produktif antara 18 sampai 30 tahun. Pada tahap pertama, peserta yang ikut pelatihan sebanyak 32 orang,” kata Frans da Lopez, CSR Supervisor PT GKP.

Lebih lanjut dia mengatakan, pelatihan ini adalah bagian dari Program Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat (PPM), sekaligus sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga masyarakat sekitar memiliki skill atau kemampuan dalam mengoperasikan alat berat.

Program pelatihan ini merupakan sinergi antara BBPVP (sebelumnya lebih dikenal dengan nama (Balai Latihan Kerja/BLK) dan CSR PT GKP, dalam menjalankan program dunia usaha dunia industri (DUDI).

“Dengan modal pelatihan yang didapatkan nantinya bisa memberi kesempatan mereka untuk bekerja, baik di sektor pertambangan maupun sektor lain, apakah itu di Wawonii ataupun daerah lain,” harapnya.

Jasper Chang, Deputi General Manager Produksi mengatakan, kegiatan pelatihan ini merupakan bukti komitmen perusahaan dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat sekitar, melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat, termasuk pelatihan operator alat berat excavator.

“Mudah-mudahan melalui pelatihan ini, bisa menghasilkan tenaga terampil di bidang alat berat excavator dan membuka kesempatan mereka untuk bekerja baik di Wawonii ataupun di daerah lain,” ujarnya.

Kegiatan pelatihan tersebut diapresiasi Camat Wawonii Tenggara, Iskandar atas terselenggaranya kegiatan pelatihan ini. Kepada para peserta, dia berpesan agar serius dan tekun dalam mengikuti pelatihan. Sebab, kegiatan ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian.

“Ini adalah bekal untuk kalian. Karenanya harus serius dan fokus dalam mengikuti pelatihan. Tenaga terampil dengan keahlian seperti operator alat berat, sangat dibutuhkan di berbagai bidang. Jadi jangan hanya mengejar sertifikat, tetapi harus bisa menyerap pengetahuan dengan baik dan benar,” ujarnya berpesan.

Kepala Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Makassar, Dr. La Ode Haji Polondu mengatakan, kegiatan ini merupakan Tailor Made Training DUDI, sebagai upaya untuk mengasah, meningkatkan kompetensi generasi muda angkatan kerja.

Melalui kegiatan pelatihan ini, diharapkan, bisa menekan angka pengangguran dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat terutama bagi generasi muda usia produktif.

“Pelatihan ini menjadi jalan bagi generasi muda untuk bekerja. Saat ini, keahlian menjadi tuntutan utama dalam dunia usaha dan industri. Karenanya, kita mencoba meramu pola pelatihan jangka pendek untuk menjangkau jangka panjang,” ucap dia.

“Terima kasih kepada PT GKP yang sudah membangun komunikasi, koordinasi dan berkolaborasi sekaligus berbagi peran sehingga kegiatan pelatihan ini bisa terselenggara dan semoga peserta pelatihan bisa langsung bekerja baik di PT GKP sendiri maupun di tempat lain,” harapnya.

Pelatihan selama 160 jam ini, dua instruktur dari BBPVP Makassar hadir memberikan pelatihan kepada para peserta baik secara teori maupun praktek. Kegiatan pelatihan  menggunakan modul dan kurikulum dari BBPVP Makassar. Modul tersebut sudah dipergunakan di berbagai pelatihan yang sudah dilaksanakan.

Sumber: Sorot Sultra
Dialog dan musyawarah dengan masyarakat sebagai bagian dari proses pembebasan lahan

Harmonisasi hubungan PT GKP dengan masyarakat adalah salah satu kunci penting menjaga pembangunan berkelanjutan di Pulau Wawonii, Selasa (30/7). 

Untuk menjalin interaksi yang baik antara keduanya, PT GKP berkomitmen memberikan solusi terbaik, adil, transparan, dan saling menguntungkan, khususnya pada urusan pembebasan lahan.

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) terus mengutamakan pendekatan persuasif dan humanis kepada masyarakat yang memiliki tanaman di areal lahan yang masuk dalam wilayah operasi produksi perusahaan. Langkah ini tetap dijadikan mekanisme terbaik untuk mendorong dan menjaga stabilitas kamtibmas masyarakat di Pulau Wawonii.

Prosedur ganti untung tanam tumbuh dan negosiasi secara kekeluargaan menjadi prioritas yang dilakukan oleh perusahaan sejauh ini. Sehingga, diharapkan langkah ini dapat secara efektif membina hubungan antara PT GKP dengan masyarakat, khususnya ketika dilakukan pembebasan lahan dan land clearing.

“PT GKP sangat taat hukum. Faktanya, semua ketentuan perundangan telah dipenuhi dan perusahaan berkomitmen untuk menghargai sepenuhnya kearifan lokal masyarakat di sini. Terbukti, meski berada di hutan kawasan, ganti untung tanam tumbuh tetap kami berikan sebagai bentuk tali asih kepada masyarakat yang memang berhak menerimanya,” jelas Manager External Relations PT GKP, Made Fitriansyah dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/7).

Made juga menjelaskan, semua prosedur tersebut telah dilakukan secara transparan, adil, dan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Ditambah lagi, PT GKP telah mengantongi berbagai perizinan yang menguatkan operasional perusahaan, termasuk Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) yang masih aktif. Selain itu, PT GKP hingga kini juga terus berkontribusi terhadap pendapatan negara dan daerah.

“Selain IPPKH, PT GKP sangat tertib dan rutin dalam melakukan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) setiap tahun dan Provisi Sumber Daya Hutan-Dana Reboisasi (PSDH-DR) kepada pemerintah, serta telah mengantongi izin pemanfaatan ruang untuk project area kita,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Camat Wawonii Tenggara, Iskandar, yang menyampaikan jika pihak perusahaan telah melakukan sosialisasi secara berkala melibatkan dinas/lembaga terkait, baik secara terpusat atau secara personal kepada masyarakat, termasuk pelaksanaan ganti untung tanam tumbuh, baik yang telah ditunaikan dan yang masih terus dilakukan ketika akan ada pembebasan lahan.

“Saya apresiasi kepada perusahaan atas tanggung jawabnya. Hal ini penting agar masyarakat dan juga pemerintah desa bisa mengetahui hak dan tanggung jawab, serta ketentuan-ketentuan lain yang terkait pemanfaatan kawasan hutan,” ujar Iskandar.

Sementara itu, pada sisi masyarakat, strategi pendekatan persuasif yang diterapkan PT GKP dirasakan telah memberikan dampak nyata. Masyarakat yang telah menerima kompensasi hasil ganti untung tanam tumbuh telah merasakan manfaatnya.

Seperti pengakuan warga Desa Sinaulu Jaya Mosolo Raya, jika sejumlah hasil kompensasi ini mampu menunjang, bahkan membantu memperbaiki kehidupan masyarakat, khususnya dari aspek ekonomi dan pendidikan.

“Seperti yang bisa dilihat, hasil ganti untung ini bisa membantu menambah modal pengembangan bisnis toko kelontong ini dan juga meringankan biaya pendidikan anak-anak saya. Banyak warga yang telah bersedia menerima ganti untung ini juga merasakan dampak yang sama,” ujar Thamrin.

Hal yang juga disampaikan warga Desa Sinaulu Jaya yang lain, Iskandar, ia menyampaikan bahwa selama ini PT GKP secara transparan dan sesuai regulasi pemerintah telah melakukan ganti untung tanam tumbuh bagi warga yang mengelola kebun/tanaman yang berada di atas lahan area operasi dengan kompensasi yang layak. Sehingga, tidak ada kerugian yang timbul bagi pihak-pihak terkait.

“Perusahaan selalu mengedepankan dialog dan musyawarah dengan masyarakat. Tidak pernah ada klaim sepihak yang dilakukan tanpa dasar pembuktian. Dalam prosesnya selalu melibatkan semua pihak secara adil, termasuk perangkat desa setempat,” jelasnya.

Sumber: Sorot Sultra