World Cleanup Day 2025, PT GKP Gelar Aksi Bersih-Bersih Lingkungan
Dalam rangka memperingati World Clean-Up Day 2025, PT Gema Kreasi Perdana (PT GKP) menggelar aksi bersih-bersih serentak pada Senin (22/9). Kegiatan ini dilakukan di tiga titik utama operasional perusahaan, yakni area jetty, pesisir pantai, dan kawasan mess karyawan.
Lebih dari 80 karyawan dari berbagai departemen ikut ambil bagian. Dari aksi ini, terkumpul sekitar 500 kilogram sampah yang sebagian besar berupa plastik, kayu, serta limbah non organik lainnya. Environment & Forestry Superintendent PT GKP, Badrus Soleh, menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar seremoni tahunan.
“Aksi bersih-bersih ini adalah wujud nyata komitmen PT GKP dalam menjaga lingkungan. Kami ingin menunjukkan bahwa setiap karyawan punya peran penting menciptakan lingkungan kerja yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengelolaan sampah di PT GKP dilakukan secara berkesinambungan dengan pendekatan Reuse, Reduce, dan Recycle (3R). Sampah organik, misalnya, dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk kompos yang digunakan untuk nursery dan kegiatan revegetasi. Lebih jauh, aksi bersih-bersih ini juga menjadi sarana menumbuhkan kesadaran karyawan sekaligus menunjukkan tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekitar wilayah operasional. Suasana gotong royong dan semangat kebersamaan terlihat sepanjang kegiatan berlangsung.
PT GKP berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara rutin hingga menjadi budaya positif perusahaan.
“Kami percaya kebersihan dan kelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tapi juga bagian dari budaya bersama. Karena itu, kami akan terus mendorong kegiatan seperti ini agar menjadi tradisi positif di PT GKP,” tambah Badrus.
Pesan ini sejalan dengan arahan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, yang menekankan bahwa World Clean-Up Day 2025 seharusnya menjadi momentum gerakan berkelanjutan.
“World Clean-Up Day bukan hanya tentang memungut sampah sehari-hari, tetapi membangun kesadaran kolektif dan mengubah kebiasaan. Dari hal kecil seperti memilah sampah di rumah, dampaknya akan besar bagi keberlanjutan lingkungan,” kata Hanif.
Ia menegaskan, gerakan bersih-bersih tidak boleh berhenti di satu hari, melainkan menjadi kebiasaan bersama demi mewariskan lingkungan sehat dan lestari bagi generasi mendatang.




















