Foto bersama UMKM binaan PT GKP dan perwakilan manajemen PT GKP dalam rangka pengecekan produk UMKM oleh Dinkes Konkep

Dinas Kesehatan (Dinkes) Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara, mengunjungi rumah produksi UMKM binaan PT Gema Kreasi Perdana (GKP). Kunjungan itu dalam rangka memastikan produk UMKM sudah sesuai dengan ketentuan dalam proses penerbitan PIRT ( Pangan Industri Rumah Tangga).

Adapun produk rumah ini terdiri dari olahan kelapa dan mete. Olahan mete ini diproduksi menjadi beberapa varian seperti rasa original, gula aren, coklat, bawang, gula putih dan pedas manis. Sementara kelapa diolah menjadi keripik dengan varian rasa susu, gula aren dan coklat.

Kabid Bina Pelayanan Kesehatan dan SDK Dinkes Konkep, Jumarwan mengatakan pemeriksaan produk UMKM Binaan PT GKP itu dilakukan juga bertujuan untuk kepentingan proses penerbitan izin PIRT.

Dia menambahkan, setelah pengajuan SPP-IRT oleh UMKM, selanjutnya adalah memasukan kelengkapan data di OSS serta mengunggah data produk. Jika sudah dilakukan maka selanjutnya SPP-IRT diterbitkan.

“Selama kelengkapan data dan proses mengunggah data produk dilakukan dengan benar dan sesuai ketentuan, SPP-IRT akan keluar hanya dalam waktu satu hari,” ujar Jumarwan, Rabu (03/08).

Lanjut Jumarwan, kedepannya perlu dilakukan menjaga kualitas produk dan menyebarluaskan pemasaran, baik melalui pameran maupun penjualan di outlet serta promosi di media sosial.

“Kalau proses produksi pangan olahan di Mohawi dan Samaturu, sudah sesuai dengan ketentuan dan layak untuk dipasarkan,” katanya.

Sementara itu, Staff Yankes dan SDK Dinkes Konkep, Mulkiya Zikri menjelaskan, dalam proses pengawasan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui atau dilakukan oleh UMKM.

Diawali mengikuti penyuluhan keamanan pangan dan selanjutnya pemenuhan persyaratan produksi pangan yang baik untuk industri rumah tangga (CPPB-IRT)atau higiene, sanitasi dan dokumentasi.

“Tahapan terakhir yakni harus memenuhi ketentuan label dan iklan pangan olahan. Namun karena PIRT sudah keluar, sambil menunggu tahapan terakhir, produk UMKM Samaturu dan Mohawi, sudah bisa dijual secara luas kepada masyarakat,”jelasnya.

Sumber: Kumparan
Menperin

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, permintaan untuk Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik secara global di dunia diperkirakan akan terus meningkat dan mencapai sekitar 55 juta EVs di tahun 2040. Pertumbuhan tersebut mengarah pada peningkatan kebutuhan lithium ion baterai (LIB) dan diperkirakan pada tahun 2030 akan ada permintaan kapasitas lebih dari 500 Giga What Hour (GWh) untuk EV. Oleh sebab itu, Menperin Agus mendorong Indonesia yang merupakan pasar penjualan dan produksi otomotif terbesar di ASEAN dalam bisnis otomotif, bisa memanfaatkan peluang untuk mengembangkan EV.

“Indonesia adalah pasar penjualan dan produksi otomotif terbesar di ASEAN dalam bisnis otomotif, bahkan diproyeksikan produksi otomotifnya akan tumbuh 2 juta produksi pada tahun 2025. Dengan adanya permintaan EV yang besar secara global ini bisa menjadi peluang untuk mengembangkan EV,” ujar Menperin dalam acara Investor Daily Summit yang disiarkan secara virtual, Rabu (14/7/2021). Agus menyebutkan, meningkatnya penggunaan baterai bisa mendorong peningkatan bahan baku lainnya seperti nikel, kobalt, litium, dan mangan. “Artinya, pada posisi tertentu, pemilik sumber bahan baku baterai ini nantinya akan memegang peranan yang sangat penting. Itu juga yang harus kita dorong,” ucap Menperin Agus.

Selain itu Agus juga mengatakan, saat ini, ada 9 perusahaan di Indonesia yang mendukung industri baterai yang di antaranya 5 perusahaan penyedia bahan baku baterai terdiri dari nikel murni, kobalt murni, ferro nikel, endapan hidroksida campuran, dan lain-lain, dan 4 perusahaan lainnya adalah produsen baterai. Dengan demikian, dia menilai Indonesia mampu mendukung rantai pasokan baterai untuk kendaraan listrik mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai dan perakitan baterai, manufaktur EV, hingga daur ulang EV. Nama-nama perusahaannya sudah tentu tidak asing seperti PT ANTAM, PT VALE, PT IWIP, PT IMIP sampai perusahaan-perusahaan baru seperti PT PAM Mineral, PT Harum Energy dan PT Gema Kreasi Perdana.

“Ini yang akan kita dorong. Indonesia akan menciptakan Ekosistem EV dengan melibatkan para pemangku kepentingan yang terdiri dari produsen, produsen baterai, pilot project, konsumen, dan infrastruktur (charging station dan pilot project),” jelas Menperin.

pasar mobil listrik

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional Arsjad Rasjid optimistis, Indonesia akan menjadi produsen baterai lithium dan pasar mobil listrik terbesar di dunia. 

Optimisme itu diungkapkan Arsjad seiring besarnya pasokan nikel untuk pembuatan baterai lithium,  yang menjadi bahan  utama pengembangan mobil listrik.

ndonesia memiliki  kandungan nikel yang luar biasa banyak. Nikel adalah  bahan utama pembuatan baterai lithium,  yang digunakan untuk mobil listrik. Jadi,  seharusnya kita bisa menguasai salah satu rantai pasok baterai lithium   dan pengembangan mobil listrik dunia,” kata Arsjad dalam keterangannya Kamis (15/4). 

Arsjad yang juga calon ketua umum Kadin Indonesia, periode 2021-2026, menyatakan bahwa pengembangan mobil listrik akan menimbulkan efek domino dan meningkatkan peran  pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada industri otomotif dalam negeri.

Apa yang telah dicanangkan Bapak Presiden Jokowi untuk mengembangkan industri baterai lithium dan pasar mobil listrik adalah ide yang luar biasa.  Kita harus siap kalau ingin berkembang dan berkompetisi.  Kita bisa leading,” ujar Arsjad.  

Namun ia mengingatkan bahwa  ada tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain terdepan dalam industri mobil listrik dunia. 

Selain memiliki sumber daya alam melimpah berupa nikel, Indonesia juga harus memperlengkapi diri dengan sumber daya manusia (SDM) berdaya saing tinggi, memanfaatkan  komponen tingkat komponen dalam negeri (TKDN), dan membeli teknologi dari luar negeri untuk dikembangkan di Indonesia. 

“Kita beli teknologi dari luar negeri untuk dikembangkan di Indonesia. Yang penting, ending-nya adalah intellectual property milik Indonesia.  TKDN, komponennya banyak di Indonesia dan cost baterai buatan Indonesia akan lebih kompetitif. Kita berkolaborasi untuk menciptakan sesuatu yang kokoh,” jelas Arsjad. 

Presiden Joko Widodo,  juga telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor  55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. 

Selain itu, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun 2017, Indonesia mampu menghasilkan 2,12 juta ton nikel pig iron (NPI) dan 482.400 ton feronikel (FeNi) pada tahun 2017. 

Data Badan Geologi menyebutkan bahwa per tahun 2012, Indonesia memiliki 1,02 miliar ton dari total cadangan nikel,  terutama berlokasi di Sulawesi dan Maluku. Dikelola oleh berbagai macam perusahaan seperti PT. ANTAM, PT. Vale Indonesia, PT. Gema Kreasi Perdana dan PT. Virtue Dragon Nickel Industry

Kantor Perwakilan (KPw) Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi menambah dua galeri investasi di Sultra sehingga total galeri yang dimiliki sebanyak 9 galeri investasi. Untuk peresmian dua galeri yang baru ini BEI bekerja sama dengan MNC Sekuritas yaitu Galeri Investasi Ammi Ana Wonua dan Galeri Investasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Selasa (10/11/2020).

Pelaksana Harian (PH) Kepala KPw BEI Sultra Ricky mengatakan seluruh galeri tersebut yakni, Galeri Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo, Galeri Investasi Syariah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam-Enam Kendari, Galeri Investasi Syariah IAIN Kendari, Galeri Investasi Syariah Universitas Muhammadiyah Kendari, Galeri Investasi Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Galeri Investasi Syariah Universitas Muhammadiyah Buton, Galeri Investasi Universitas Sulawesi Tenggara, Galeri Investasi Ammi Ana Wonua dan Galeri Investasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kendari.

“Dengan bertambahnya galeri investasi ini sebagai bentuk komitmen BEI untuk meningkatkan jumlah investor pasar modal di Sultra. Hal ini tentunya juga dengan semangat para investor muda untuk bermain pasar saham,” ungkap Ricky melalui siaran persnya.

Akan tetapi, peresmian galeri investasi kali ini cukup berbeda dari sebelumnya dikarenakan dilakukan secara daring, dan akan digabungkan dengan galeri investasi dari daerah lainnya sehingga hari ini akan dilaksanakan peresmian 13 galeri investasi secara bersamaan.

Adapun 13 Galeri Investasi yg akan diresmikan hari ini adalah GI Elizabeth International, GI PT. Ammi Ana Wonua, GI Univ. Agung Podomoro, GI Univ. Bengkulu, GI Univ. Brawijaya, GI Univ. Dhyana Pura, GI FISIP Universitas Halu Oleo, GI Univ. Katolik Widya Karya, GI Univ. Muhammadiyah Gorontalo, GI Univ. Muria Kudus, GI Univ. Pendidikan Indonesia, GI Univ. Satya Negara Indonesia dan GI Univ. Tamansiswa.

Acara ini disiarkan secara langsung di stasiun televisi swasta dan juga menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam hal peresmian Galeri Investasi terbanyak dalam 1 hari, terdapat 2 Galeri Investasi dari Sultra yang turut berkontribusi dalam pemecahan Rekor MURI tersebut.

Adapun tujuan dari pendirian Galeri Investasi ini adalah untuk meningkatkan awareness terkait pasar modal kepada mahasiswa maupun masyarakat sekitar, KPw BEI Sultra berharap dengan bertambahnya galeri investasi maka akan mendorong semakin banyak masyarakat untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia. Untuk diketahui galeri investasi PT Ammi Ana Wonua adalah galeri investasi non kampus pertama di Sultra.

Sumber: ZonaSultra