investasi wawonii

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Kepulauan (Konkep) bersama unsur pimpinan DPRD Konkep, Provinsi Sultra, sepakat menandatangani nota kesepahaman kerja (Memorandum of Understanding) dengan perusahaan PT Gema Kreasi Perdana (GKP), pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Konkep demi investasi Wawonii.

Penandatanganan MoU dilakukan di salah satu hotel terkemuka di Kota Kendari, pada Kamis 30 September 2021.

Ada 6 pihak yang menandatangani MoU bersama tentang rencana kegiatan usaha PT GKP di Konkep ini.

Yakni Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan Ir. H. Amrullah, M.T, Ketua DPRD Konawe Kepulauan Ishak S.E didampingi Wakil Ketua I DPRD Imanudin Sp.D dan Wakil Ketua II DPRD Irwan.

Sementara dari pihak PT GKP diwakili Hendra Surya selaku Komisaris Utama dan Meris Wiryadi S.IP, M.Si selaku Direktur Utama.

Sejumlah tokoh masyarakat dan unsur Forkopimda turut hadir dan menyaksikan  penandatanganan MoU tersebut. Antara lain Wakil Bupati Konawe Kepulauan, Kapolres Kendari, Kajari Konawe, Dandim 1417 Kendari dan Kepala Bappeda Konawe Kepulauan.

Dengan adanya MoU tersebut, maka PT GKP sudah bisa menjalankan rencana kegiatan usaha, termasuk melakukan aktivitas pengembangan masyarakat di Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tenggara.

“PT GKP akan mewujudkan komitmen investasi di Pulau Wawonii. Bahkan tidak sekedar melakukan kegiatan penambangan saja, ke depan kami akan melakukan investasi pembangunan smelter nikel. Hilirisasi mineral adalah amanat Undang-Undang,” ungkap Komisaris Utama PT GKP Hendra Surya.

Peningkatan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan dengan PT GKP merupakan tindak lanjut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2021-2040.

Aturan yang termaktub dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2021 dan disahkan pada akhir Juli lalu menjadi dasar perencanaan tata ruang, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, termasuk peruntukan bagi pertambangan.

Bupati Konawe Kepulauan, Ir. H. Amrullah, M.T mengungkapkan rasa syukur atas terbitnya Perda yang menjadi payung hukum dalam proses pembangunan di segala sektor di Konawe Kepulauan ini.

Amrullah mengatakan, Kabupaten Konawe Kepulauan sebagai bagian dari NKRI harus punya sumbangsih untuk negara.

“Dan inilah sikap kami pada hari ini. Bersama eksekutif dan legislatif kami bersepakat, Insya Allah kegiatan PT Gema Kreasi Perdana, ketika aspek legalitasnya sudah terpenuhi, bisa berjalan dengan baik,” ujar bupati dua periode ini.

Amrullah juga menyampaikan harapan agar kegiatan yang dilaksanakan PT GKP bisa mensejahterakan masyarakat Indonesia, khususnya Konawe Kepulauan. Hal ini disambut PT GKP dengan menyampaikan komitmen untuk mengutamakan serapan tenaga kerja lokal.

Mengenal PT Gema Kreasi Perdana PT Gema Kreasi Perdana (GKP) adalah pemegang Ijin Usaha Pertambangan (IUP) dan telah mengantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI di Pulau Wawonii, Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara.

Meski saat ini kegiatan operasional pertambangan belum berjalan, namun sejak tahun 2017 PT GKP telah membangun sejumlah sarana dan prasarana serta menjalankan berbagai Program Pengembangan Masyarakat (PPM) di lingkar tambang. Diantaranya pembangunan menara telekomunikasi, program desa terang dan pemberdayaan UMKM.

Sumber: Hallo!Sultra

Himapindo Sultra

Himpunan Mahasiswa Pengusaha Muda Indonesia (Himapindo) Koordinator Wilayah (Korwil) Sulawesi Tenggara (Sultra) menilai hadirnya smelter PT Gema Kreasi Perdana (GKP) di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) dapat memberikan dampak positif.

Ketua Umum Himapindo Korwil Sultra Ahmad Zainul memaparkan Sultra dikenal sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki produksi dan cadangan nikel terbesar di Indonesia namun belum mampu mengantar pertumbuhan ekonomi di wilayah Timur Indonesia memiliki dasar yang kuat.

Untuk diketahui sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Konkep dan PT GKP telah menjalin kemitraan dalam kegiatan usaha tambang. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding- MoU), Kamis (30/9/2021) di Kendari kemarin.

Untuk diketahui sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Konkep dan PT GKP telah menjalin kemitraan dalam kegiatan usaha tambang. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding- MoU), Kamis (30/9/2021) di Kendari kemarin.

Untuk diketahui sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Konkep dan PT GKP telah menjalin kemitraan dalam kegiatan usaha tambang. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding- MoU), Kamis (30/9/2021) di Kendari kemarin.

Untuk diketahui sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Konkep dan PT GKP telah menjalin kemitraan dalam kegiatan usaha tambang. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding- MoU), Kamis (30/9/2021) di Kendari kemarin.

Dengan adanya MoU ini memungkinkan PT GKP untuk menjalankan Rencana Kegiatan Usaha termasuk melakukan aktivitas pengembangan masyarakat di Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konkep, Sultra.

“PT GKP akan mewujudkan komitmen investasi di Pulau Wawonii. Bahkan tidak sekedar melakukan kegiatan penambangan saja, ke depan kami akan melakukan investasi pembangunan smelter nikel. Hilirisasi mineral adalah amanat Undang-Undang,” ungkap Komisaris Utama PT GKP Hendra Surya.

Sumber: ZonaSultra.com

bahan baku baterai

Saat dunia berbondong-bondong melakukan transisi energi dari fosil ke energi terbarukan, dunia diramal akan mengalami kekurangan pasokan mineral seperti seperti nikel, lithium, dan kobalt yang merupakan bahan baku baterai.

Pemakaian kendaraan listrik terus digencarkan dunia sehingga permintaan untuk baterai kendaraan listrik diprediksi akan melonjak. Sejumlah analis menilai peningkatan kebutuhan baterai ini berpotensi membuat kekurangan pasokan bahan baku mineral.

Melansir Reuters, harga lithium yang tinggi telah gagal memacu adanya investasi kapasitas baru karena harga kontrak jangka panjangnya lebih rendah, sementara masalah pasokan kobalt adalah sebagian besar merupakan produk sampingan dari tembaga, ini berarti keputusan investasi didasarkan pada harga tembaga.

Selain itu, kebutuhan nikel bakal dipenuhi dari proyek-proyek baru yang akan segera hadir di Indonesia dan memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Dengan demikian, kemungkinan kekurangan pasokan secara signifikan baru akan terjadi menjelang akhir dekade ini.

Namun kekhawatiran tentang pasokan nikel untuk bahan baku baterai mereda setelah produsen nickel pig iron (NPI) China Tsingshan Holding Group mengatakan akan mengubah NPI menjadi nickel matte, yang dapat digunakan untuk membuat bahan kimia untuk baterai.

“Sekarang ada proyek dengan total 300.000 ton per tahun untuk mengubah NPI menjadi produk yang dapat diubah menjadi sulfat untuk baterai,” kata analis Macquarie Jim Lennon.

Menurutnya, nikel itu berada di ambang super siklus. Bakal ada oversupply bahan baku baterai hingga setidaknya pertengahan 2020-an. Hal ini kurang lebih dipengaruhi oleh menjamurnya perusahaan perusahaan penambang baru di Indonesia seperti PT PAM Mineral, PT Harum Energy dan PT Gema Kreasi Perdana.

Lennon juga memperkirakan proyek High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Indonesia akan menghasilkan antara 400.000-600.000 ton nikel per tahun untuk sebagian besar dekade ini.

Pasokan nikel global diperkirakan sekitar 2,6 juta ton tahun ini. Dari jumlah itu, sekitar dua pertiganya akan digunakan untuk stainless steel, sebagian besar di China, sementara konsumsi kendaraan listrik kurang dari 10%.

Tsingshan mengatakan pada bulan Maret akan memasok 100.000 ton nickel matte kepada pelanggan.

“Ada operator lain di Indonesia yang bisa mengikuti Tsingshan,” kata analis BoA Securities Michael Widmer, yang memperkirakan pasokan NPI berkontribusi pada surplus pada 2024 dan 2025.

harta karun tambang

Indonesia dianugerahi “harta karun” di sektor komoditas tambang, yakni nikel. Tak tanggung-tanggung, Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia untuk besaran jumlah sumber daya nikel. Indonesia disebut memiliki sumber daya harta karun tambang berupa nikel sebesar 23,7% dari total sumber daya nikel dunia.

Menyusul Indonesia yaitu Australia dengan persentase 21,5%, lalu Brazil 12,4%, Rusia 8,6%, dan lainnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey. Dia juga mengatakan, Indonesia memproduksi bijih nikel tahunan terbesar di dunia. Adapun perusahaan penambang pun makin lama makin banyak bermunculan mulai dari PT ANTAM, PT WIKA – PT CNI, PT Harum, PT Trinitan  dan PT GKP. 

“Bangsa ini dikenal memiliki volume cadangan nikel terbesar di dunia, 23,7% dari dunia,” ungkapnya dalam diskusi ‘Battery Electric Vehicles Outlook‘, Kamis (06/05/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia memiliki dua daerah endapan nikel primer, terletak di Pulau Sulawesi dan Halmahera. Namun, sebelum adanya kebijakan larangan ekspor bijih nikel pada tahun lalu, sebagian besar bijih mentah nikel diekspor untuk peleburan di luar negeri.

“Seperti banyak bijih mineral lainnya di Indonesia, sebagian besar bijih mentah nikel secara tradisional diekspor untuk peleburan ke luar negeri,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan bahwa cadangan nikel yang dimiliki Indonesia mencapai 21 juta ton. Indonesia menduduki peringkat pertama soal cadangan nikel, mengalahkan Australia di peringkat kedua dengan total cadangan 20 juta ton.

Lalu, disusul Brazil dengan cadangan sebesar 16 juta ton dan posisi keempat adalah Rusia dengan cadangan nikel sebesar 7 juta ton.

Hal tersebut diungkapkan Luhut dalam CNBC Indonesia Mining Forum dengan Tema “Prospek Industri Minerba 2021”, Rabu (24/3/2021). Dia mengatakan bahwa data tersebut merupakan data antar negara di tahun 2019.

“Ini cadangan menurut negara di 2019. Ini akan membawa Indonesia ke era industrialisasi,” kata Luhut, Rabu (24/3/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, melalui industrialisasi ini Indonesia akan bergerak ke arah energi baru terbarukan (EBT). Apalagi, Indonesia punya potensi besar harta karun tambang dalam mengembangkan baterai lithium.

“Betul-betul dengan industrialisasi, energi baru terbarukan kita punya potensi,” tegas Luhut.

Harga nikel dunia

Kendati tengah mengalami penurunan, harga nikel dunia sebenarnya telah bergerak tidak wajar sepanjang tahun lalu.

Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19, tren pergerakannya masih dapat terus meroket. Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasali berpendapat bahwa pergerakan harga nikel sama dengan komoditas hasil ekstraksi mineral logam lainnya yang sangat dipengaruhi oleh isu permintaan dan pasokan yang berbasis makro ekonomi global.

Harga nikel ada pada kisaran US$15.000 per ton di tengah kondisi ekonomi global yang masih belum pulih akibat pandemi Covid-19 merupakan sebuah anomali.

Menurut dia, pada fenomena sebelumnya ketika ekonomi dunia melemah dan kegiatan industri hilir berbasis mineral logam melambat akibat pandemi, harga nikel global seharusnya terkoreksi tajam seperti yang terjadi pada awal 2020.

“Saat ini, kendati memang ekonomi dunia telah mulai menggeliat, sebenarnya kondisinya belum pulih 100 persen sehingga kenaikan harga nikel yang saat ini melewati harga US$15.000 per ton, bahkan hampir pernah mencapai US$20.000 per ton, oleh sejumlah analis, dipengaruhi oleh kondisi tertentu,” katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Rizal menambahkan bahwa penggunaan nikel hampir 70 persen diserap oleh industri baja nirkarat (stainless steel). Faktor tersebut membuat sebagian besar pabrik pengolahan nikel di dunia juga menghasilkan produk feronikel atau nickel pig iron yang merupakan bahan baku pembuatan stainless steel.

Kedua jenis itu biasanya disebut sebagai produk olahan nikel kelas 2. Namun, selama pandemi Covid-19, permintaan pasar dunia atas produk stainless steel cenderung mengalami penurunan. Di sisi lain, pabrik pengolahan yang bisa menghasilkan nikel kelas 1 seperti nickel matte dan nickel sulfate jumlahnya tidak terlalu banyak.

Permintaan dunia akan hasil olahan itu kian meningkat seiring dengan perkembangan yang pesat dari industri luar angkasa, baterai mobil listrik, energi baru dan terbarukan, serta teknologi robot.

“Permintaan nikel untuk industri high tech inilah yang disinyalir memicu kenaikan harga nikel di saat kondisi dunia masih belum pulih akibat pandemi,” ungkapnya. Tentunya kenaikan ini disambut baik oleh perusahaan tambang lokal ataupun internasional seperti Vale, ANTAM, PT. Gema Kreasi Perdana  dan PT Ceria Nugraha Indotama. 

Sementara itu, pelemahan harga nikel dunia yang saat ini terjadi salah satunya disebabkan oleh sentimen peningkatan produksi yang dilakukan oleh China dan Rusia.

Menurut Rizal, prospek harga nikel ke depannya sangat bergantung dengan jenis apa yang akan diproduksi oleh kedua negara tersebut.

Dia menilai apabila yang diproduksi adalah nikel kelas 2, hal itu tidak akan menyebabkan fluktuasi harga nikel dunia. Namun, sentimen lain yang dapat menyebabkan fluktuasi harga nikel ke depannya adalah pengurangan atau subtitusi bahan nikel dan kobalt dalam baterai mobil listrik dengan produk logam lainnya.

“Namun hingga saat ini, penggunaan paduan nikel dan cobalt sebagai prekursor dalam katoda baterai mobil listrik, masih dianggap yang paling efektif dan efisien dibandingkan dengan komponen logam lainnya,” ungkapnya.

nikel indonesia

Indonesia punya tiga jenis komoditas mineral yang menjadi kebutuhan untuk komponen kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Di antaranya nikel, tembaga, dan bauksit. Kita berbicara tentang nikel indonesia.

Khusus untuk nikel cadangan yang dimiliki Indonesia mencapai 21 juta ton. Indonesia menjadi ranking pertama soal cadangan nikel mengalahkan Australia di peringkat dua dengan total cadangan 20 juta ton.

Tidak mengherankan bila hal tersebut mampu menggerakan roda perekonomian di daerah-daerah penghasil nikel. Sebut saja di Morowali dengan raksasa IMIP atau di Sultra dengan PT VDNI dan PT GKP. 

Disusul Brazil dengan cadangan sebesar 16 juta ton dan posisi keempat adalah Rusia dengan cadangan nikel sebesar 7 juta ton.

Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dalam CNBC Indonesia Mining Forum dengan Tema “Prospek Industri Minerba 2021”, Rabu (24/3/2021) mengatakan ini merupakan data antar negara di tahun 2019.

“Cadangan menurut negara di 2019. Ini akan membawa Indonesia ke era industrialisasi,” kata Luhut, Rabu (24/3/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan melalui industrialisasi ini Indonesia akan bergerak ke arah energi baru terbarukan (EBT). Apalagi Indonesia punya potensi besar dalam mengembangkan baterai lithium.

“Betul-betul dengan industrialisasi yang energi baru terbarukan kita punya potensi,” tegas Luhut.

Selain nikel, cadangan Indonesia untuk komoditas mineral lain tembaga dan bauksit cukup tinggi. Berdasarkan data paparan yang disampaikan Luhut cadangan bauksit Indonesia berada di peringkat enam dunia.

Sasaran vaksinasi COVID-19 tahap dua bagi lansia di 17 kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara di antaranya Kota Kendari 18.634 sasaran, Kabupaten Konawe 18.397 orang, Kolaka 15.280 orang.Berikutnya, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) 7.136 orang, Bombana 10.495 orang, Konawe Kepulauan (Konkep) 2.625 orang, Kolaka Timur (Koltim) 6.945 orang.

“Selanjutnya Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) 21.232 orang, Buton Tengah (Buteng) 9.466 orang, Kota Baubau 12.772 orang, Buton Selatan (Busel) 7.817 orang,” jelasnya.

Kemudian, Kabupaten Muna Barat (Mubar) 7.294 orang, Buton Utara (Butur) 5.312 orang, Wakatobi 12.292 orang, Buton 9.439 orang, Muna 21.148 orang dan Kabupaten Konawe Utara (Konut) sasaran vaksinasi sebanyak 4.214 orang.

“Meskipun saat ini sudah ada vaksinasi namun kita terus mengajak agar terus meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan utamanya berakan 3M memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan di air mengalir,” kata Rabiul.

Yakni dengan potensi cadangan bauksit sebesar 1 juta ton. Sementara untuk tembaga cadangan Indonesia 28 juta ton 

harga nikel

Harga nikel bergerak sangat fluktuatif dalam beberapa waktu terakhir. Sempat menyentuh level tertingginya di US$ 16.455 per ton pada Jumat (27/11). Lalu harga bergerak turun ke US$ 15.954 per ton. 

Walaupun, merujuk Bloomberg, pada Jumat (4/12), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan sudah kembali naik ke level US$ 16.399 per ton. 

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menyebut pergerakan harga nikel saat ini tergolong masih wajar. Menurutnya, setiap terjadinya tren positif penguatan, lalu akan disusul dengan terjadinya koreksi. Namun, dengan fundamental yang baik, nikel pun akan kembali rebound dan melanjutkan tren penguatan. 

Hal ini tercermin dari pergerakan nikel sepanjang tahun ini. Pada kuartal I-2021, harga nikel sempat jatuh hingga 19,73% seiring terjadinya pandemi. Namun, pada kuartal II-2020, nikel berbalik rebound hingga 13,85%. Bahkan, tren kenaikan masih terus terjadi pada kuartal III-2020, tercatat, nikel kembali naik sebesar 13,85%. 

“Sebenarnya pergerakan logam industri, termasuk nikel, itu mengekor tren harga tembaga, dan harga tembaga sendiri masih berada dalam tren positif. Apalagi, cadangan nikel di London Metal Exchange (LME) tercatat lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, sementara permintaan tetap tinggi,” jelas Wahyu kepada Kontan.co.id, Senin (7/12).

Secara fundamental, Wahyu menyebut nikel diselimuti sentimen positif seiring kebutuhan akan baterai untuk kendaraan listrik tetap tinggi sekalipun di tengah pandemi virus corona. Nikel sendiri digunakan sebagai salah satu bahan utama baterai mobil listrik tentu ikut mengalami kenaikan permintaan.  

Bahkan, Giga Metal melaporkan, ketersediaan nikel untuk baterai lithium ion bisa saja mengalami defisit lebih cepat dari perkiraan pabrik pembuat komponen. Salah satu faktor tingginya permintaan nikel adalah upaya Tesla, salah satu pabrikan kendaraan listrik, yang semakin gencarnya produksi mobil listrik.  

Wahyu juga bilang, pengembangan dan produksi kendaraan listrik di China ke depannya akan semakin berkembang pesat dan masif. China memiliki ambisi untuk menjadi negara yang menjadi pusat produksi kendaraan listrik pada 2025 mendatang. Artinya, secara jangka panjang, prospek nikel masih akan tetap cerah. 

“Tak hanya itu, China juga menargetkan setiap pabrik di negaranya menghasilkan produk-produk dengan nilai yang lebih tinggi. Dan ini memerlukan teknologi yang lebih canggih untuk bisa menghasilkan produk berkualitas, dan teknologi yang canggih selalu membutuhkan keberadaan nikel dalam jumlah yang besar,” tambah Wahyu. 

Dengan permintaan akan nikel yang masih akan tetap tinggi ke depan, Wahyu memperkirakan tren positif nikel belum akan berhenti dalam waktu dekat. Apalagi, pada Desember ini akan kembali ada pembahasan soal stimulus yang mungkin menekan kembali dolar AS, praktis komoditas, termasuk nikel akan diuntungkan dengan kondisi ini. 

Hal ini tentunya menguntungkan bagi para pemegang usaha tambang nikel Indonesia seperti PT ANTAM, PT GKP dan PT NHM

Sementara untuk tahun depan, selain faktor perkembangan produksi mobil listrik, sentimen vaksin dan pemulihan ekonomi disebut Wahyu masih akan tetap menjadi salah satu faktor yang punya pengaruh terhadap harga nikel pada tahun depan.  

Proyeksi Wahyu, pada sisa tahun ini, nikel masih akan terus mencoba menguat dan menembus level US$ 17.000 per ton. Sementara untuk 2021, nikel kemungkinan akan menguji target level tertingginya yakni, US$ 18.842 per ton yang terjadi pada September tahun lalu.  

Artinya, nikel besar kemungkinan akan bergerak di kisaran US$ 18.000 per ton pada tahun depan.

geopolitik nikel

Indonesia merupakan pemain penting dalam tata niaga nikel dunia. United States Geological Survey (USGS) melaporkan negeri khatulistiwa ini memiliki cadangan bijih nikel sebesar 21 juta ton dengan produksi 800 ribu ton pada 2019. Fakta geopolitik itu menempatkan Indonesia sebagai negara produsen nikel terbesar di dunia. 

Letak cadangan nikel tersebut berada  di bagian timur Indonesia, yang bisa dibilang surga nikel. Berbagai perusahaan pertambangan bereksplorasi di sana, mulai dari perusahaan asing seperti PT Vale hingga perusahaan-perusahaan lokal seperti PT Gema Kreasi Perdana.

Di sisi lain, Wood Mackenzie memperkirakan kebutuhan nikel dunia akan meningkat dari 2,4 juta ton pada 2019 menjadi 4 juta ton pada 2040. 

Peningkatan tersebut disumbangkan oleh produksi baja tahan karat (stainless steel) dan baterai. Kebutuhan nikel untuk baja tahan karat meningkat dari 1,65 juta ton pada 2019 menjadi 1,9 juta ton pada 2040, sementara itu kebutuhan untuk baterai meningkat dari 163 ribu ton menjadi 1,22 juta ton. Meningkatnya kebutuhan baterai ini didorong oleh berkembangnya penggunaan kendaraan listrik.

Sumber daya nikel menjadi salah satu keunggulan komparatif Indonesia. Pertama, bijih yang diproduksi memiliki kadar nikel yang lebih tinggi dibanding negara-negara produsen di kawasan Asia Pasifik seperti Filipina, Australia, dan Kaledonia Baru. Selain itu, deposit nikel Indonesia banyak terdapat di tanah (laterit) yang lebih mudah ditambang dibandingkan deposit dalam batuan.

Kedua, jarak Indonesia lebih dekat dengan pasar utama nikel dunia seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Dia menilai secara geopolitik Indonesia memiliki hubungan baik dengan keempat negara tersebut yang potensial menjadi pasar utama produk nikel Indonesia. Ketiga, keamanan dalam negeri yang terjamin membuat investor nyaman dalam melakukan aktivitas pertambangan.

Indonesia memiliki semua komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi baterai kendaraan bermotor listrik. Namun terkecuali untuk litium yang harus impor dari negara produsen seperti Australia, China, dan beberapa negara di Amerika Selatan dan Afrika. 

Pendiri Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Jonatan Handojo menambahkan besarnya cadangan nikel Indonesia menarik minat banyak investor asing. Hal ini juga berimbas pada meningkatnya harga nikel yang kini mencapai kisaran US$15.000/ton, meskipun pada awal tahun sempat jatuh hingga mencapai sekitar US$11.000/ton. 

“Bisnis nikel kan lagi naik daun. Arahnya bukan stainless steel seperti sendok, garpu, dan panci, kita enggak bicara lagi terlalu kecil. Paling penting kan sekarang buat baterai untuk kendaraan bermotor. Dari mobil yang pakai listrik baterai, 70% bahannya nickel metal hybrid. Itu 70%-nya kan nikel,” ungkapnya kepada Alinea.id, Selasa (3/11).

Meskipun perusahaan kendaraan bermotor listrik (KBL) berlomba-lomba datang, Handojo menilai teknologi pengembangan baterai harus dikuasai oleh Indonesia sebagai tuan rumah. Hal ini berkaca pada dominasi China dalam industri stainless steel lantaran menguasai semua lini produksinya seperti nikel dan krom.

Geopolitik Indonesia hanya memiliki nikel karena masih minimnya krom yang tersedia. Sementara itu, perusahaan-perusahaan China banyak membeli dan membuka tambang krom di Afrika.

Dengan potensi yang ada, Ketua Indonesia Smelter and Mineral Processing Association (ISPA) Raden Sukhyar menilai sebenarnya Indonesia mampu menjadi pemain penting dalam industri berbasis nikel.

Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah, terutama dalam aspek pendanaan dan teknologi yang selama ini menjadi masalah utama dalam hilirisasi nikel.

Untuk menjamin kelangsungan pasar, kata Sukhyar, aliansi dengan negara-negara konsumen nikel harus dijalin. Nikel, kata dia, harus dijadikan sebagai posisi tawar untuk menghasilkan aliansi yang menguntungkan bagi Indonesia.

“Kita punya nikel lho, mari kita kerjasama. Kalian punya teknologi canggih dan kita pasok baterainya. Bagaimana kita jadi bargaining position (posisi tawar) yang kuat untuk membangun hilirisasi sejauh mungkin,” katanya.

Sukhyar menambahkan pemerintah juga mesti berperan aktif dalam mendorong inovasi dan menciptakan permintaan. Ia mengapresiasi langkah pemerintah yang memberi insentif pemotongan pajak super (super tax deduction) bagi perusahan yang melakukan kegiatan vokasi dan riset untuk mendorong inovasi.

Terkait permintaan, pemerintah harus dapat memastikan bahan baku yang digunakan berasal dari dalam negeri serta mendorong produsen dan konsumen dalam negeri untuk duduk bersama.

“Kemudian, kalau kita punya resources bagus, kita lihat di dalam negeri. Kita punya populasi terbesar di Asia Tenggara. Market size kita gede banget tuh. Pertanyaannya apakah kita bisa memproses nikel sampai produk tertentu? Mungkin sampai finished product yang bisa dimanfaatkan di dalam negeri,” ujarnya.

harga nikel

Tren kenaikan harga nikel diprediksi masih akan berlanjut hingga tahun depan. Potensi tersebut turut ditopang oleh tren kenaikan harga komoditas acuannya yakni tembaga dan serangkaian sentimen positif.

Mengutip Bloomberg, Jumat (13/11/2020) harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan berada di level US$ 15.892 per ton. Ini membuat harga nikel naik 3,45% dalam sepekan.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono memprediksi pada kuartal I-2021, harga nikel bisa tembus dari level tertingginya di US$ 18.884 per ton. Bahkan, dia pun optimistis, penguatan nikel berlanjut hingga ke level US$ 20.000 per ton di tahun depan.

Hal ini tentunya menyenangkan para penambang nikel. Apalagi yang menambang di daerah dengan potensi sumber daya mineral nikel yang besar. Provinsi Sulawesi Tenggara memilki 97,4 miliar ton yang tersebar dalam luas 480 ribu Ha, yang digarap oleh perusahaan seperti PT GKP dan PT VDNI. 

Tren lokomotif komoditas seperti minyak dan tembaga dinilai cukup positif untuk menopang komoditas lainnya naik.

“Jadi logam industri lainnya bisa jadi mirip atau mendekati tren positif tembaga. Apalagi di kuartal III-2020 base metal sudah naik 8,95%,” kata Wahyu, Senin (16/11/2020).

Sentimen lain yang bisa mengerek harga nikel adalah terkait perkembangan vaksin Covid-19. Untungnya, pasar sudah lebih dulu price in, di mana banyak komoditas mulai rebound setelah anjlok di bulan April 2020 lalu.

Sentimen penggelontoran stimulus yang banyak dilakukan beberapa negara dan dan bank sentral, serta dampak dari tren reflationary trade juga masih jadi penopang.

Meskipun begitu, Wahyu menilai penemuan vaksin mungkin saja akan mempersulit adanya stimulus fiskal (stimulus kesehatan dan tenaga kerja) yang lebih besar. Selain itu, presiden terpilih AS Joe Biden juga memiliki banyak agenda seperti Green New Deal dan kenaikan pajak. Berbagai kebijakan Biden tersebut, tentunya bakal memicu defisit anggaran yang lebih dalam.

“Kekurangan stimulus fiskal bakal menahan efektivitas kebijakan tersebut bagi pemulihan ekonomi yang memang tidak mudah. Sehingga, vaksin bukan satu-satunya solusi bagi krisis ekonomi AS, khususnya terkait masalah tenaga kerja,” jelas Wahyu.

Meskipun begitu, tantangan ekonomi AS tersebut berpotensi membuka jalan bagi The Federal Reserve untuk maju dan memberikan stimulus moneter. Jika itu terjadi, maka akan mendukung bullish emas dunia dan mempertahankan reflationary trade dan menekan the greenback.

“Jadi dalam jangka pendek (nikel) masih bisa koreksi atau fluktuasi, namun di jangka menengah dan panjang nikel masih menjadi salah satu yang terdepan dan menjanjikan,” ujar dia.

Apalagi, jika melihat pergerakannya sepanjang 2020, nikel termasuk komoditas yang paling awal kembali mencetak level tertinggi yakni di level Januari 2020 yakni US$ 14.432 per ton pada Agustus lalu. Kenaikan berlanjut dan menyentuh level US$ 15.812 per ton di September lalu.

Sementara itu, Wahyu memprediksi, di kuartal IV-2020 nikel masih mencoba menguat menembus level US$ 17.000 per ton, bahkan level US$ 18.000 per ton bukan lagi level yang mustahil di tahun ini.

mobil listrik

Indonesia pernah merasakan sebagai salah satu negara penghasil minyak dan pernah menjadi negara eksportir minyak di dunia. Sekarang negara kita menjadi salah satu negara importir minyak dunia. Dampak dari berkembangnya industri otomotif di Indonesia sehingga konsumsi bahan bakar setiap tahun mengalami peningkatan dan lambatnya pemerintah khususnya Pertamina melakukan investasi di sektor perminyakan. Negara maju seperti Eropa dan Amerika sudah lama mengembangkan mobil listrik, sebagai respon atas terbatasnya supply bahan bakar minyak dunia dan menipisnya cadangan minyak dunia.

Pemerintah Indonesia melihat keterbatasan pasokan minyak dunia ini sebagai peluang dalam mengembangkan industri battery mobil listrik di mana bahan baku dari baterai listrik NiHM ( Nickel Metal Hydride ) dari bahan baku Nikel.

Indonesia menjadi negara terbesar di dunia yang memiliki cadangan nikel mencapai 3,57 miliar ton. Melalui UU No 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang mengatur tentang kebijakan pelaksanaan kewajiban peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dan setiap industri tambang berkewajiban membangun smelter.

Untuk menangkap peluang yang ada di depan mata tersebut , pemerintah membangun dan menyediakan kawasan ekonomi secara khusus di daerah penghasil nikel terbesar di Sulawesi. Banyak investor baik dari dalam negeri dan luar negeri datang dan melakukan investasi di daerah tersebut. Indonesia saat ini sudah mampu memproduksi 800.000 ton per tahun, sementara produksi dunia tahun 2019 mencapai 2,67 juta ton. 

Dengan banyaknya perusahaan yang menambang di Sulawesi seperti PT. VDNI, PT Vale dan PT Gema Kreasi Perdana, Indonesia menjadi negara terbesar di dunia disusul Philipina yang mampu memproduksi 420.000 ton per tahun.

Orientasi Industri otomotif dunia kedepan akan berubah dari kendaraan berbahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik. Dengan perubahan tersebut tentunya kebutuhan nikel sebagai bahan baku battery mobil listrik akan meningkat. Sebagai gambaran satu unit mobil listrik yang produksi Tesla rata-rata membutuhkan nikel sebanyak 55 kg. Tesla tahun 2025 akan memproduksi 3.8 juta mobil listrik, dengan asumsi jumlah produksi tersebut maka akan dibutuhkan 209.000 ton nikel.

Elon Musk pemilik Tesla menyampaikan bahwa nikel dari Indonesia adalah Nikel dengan kualitas terbaik di dunia. Inilah yang menjadi salah satu alasan Tesla tertarik untuk membangun pabrik battery mobil listrik di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah.

Membangun pabrik komponen battery mobil listrik di negara penghasil nikel terbesar di dunia sangat penting bagi manajemen Tesla untuk menjaga dan menjamin keberlangsungan produksi dan supply bahan baku dalam jangka panjang. Selain Indonesia, negara Asia lain seperti India juga sedang melakukan pendekatan kepada Tesla. Untuk menarik investor, selain memiliki sumber bahan baku, faktor keamanan merupakan kunci utama bagi para pelaku usaha. Mereka tidak ingin modal yang sudah diinvestasikan untuk menggerakan bisnis terhambat karena faktor keamanan.

Hendaknya para elite yang berseberangan secara politik dengan pemerintah bisa menahan diri untuk tidak melakukan gerakan yang bisa mengganggu stabilitas keamanan negara dengan membawa agama tertentu untuk kepentingan politik. Rakyat membutuhkan rasa aman untuk bisa bekerja, dan investor yang memiliki modal juga membutuhkan rasa aman untuk melakukan investasi bila stabilitas keamanan suatu negara terjamin dengan baik.

Selama masa pandemic covid-19, banyak perusahaan yang merumahkan karyawan, banyak industry untuk sementara mengurangi kegiatan produksi, karena daya beli masyarakat menurun. Jika para elite tertentu selalu memprovokasi kepada masyarakat untuk melakukan aksi demonstrasi dan turun ke jalan, tentu akan mengganggu aktivitas masyarakat lainya.