AM2WB

Pernyataan Ketua Adat sara Wawonii, Abdul Salam, terkait PT. Gema Kreasi Perdana (GKP) dianggap keliru oleh Asosiasi Mahasiswa Masyarakat Wawonii Bersatu (AM2WB).

Ketua AM2WB, Sulvan mengungkapkan, pernyataan Ketua Adat sara Wawonii, Konawe Kepulauan, Abdul Salam yang mengatakan bahwa perusahaan tambang nikel PT GKP belum beraktivitas akibat salah pimpinan merupakan pernyataan yang sangat keliru dan sarat akan kepentingan.

Sulvan mengatakan, Ketua Adat sara Wawonii, Abdul Salam mengeluarkan pernyataan tanpa dasar yang kuat dan tidak mengenal siapa sosok pimpinan PT. GKP.

“Kami sangat mengenal sosok pak Bambang. beliau orang yang perduli, perhatian, ramah serta komunikatif dengan karyawan jadi sangat keliru jika beliau di katakan salah dalam memimpin, ” Kata Sulvan, Kamis, 3 Februari 2022.

Sulvan menjelaskan, pimpinan PT GKP telah berupaya keras agar jalan Hauling bisa digunakan, hal ini dianggap mampu mematahkan pernyataan Ketua Adat sara Wawonii, Abdul Salam yang menyalahkan pimpinan PT GKP.

Meski telah berupaya keras, PT GKP masih menemui kendala dengan beberapa pemilik lahan yang belum sepaham dan enggan membebaskan lahannya untuk jalan tambang.

“Kami sangat mengenal sosok pak Bambang dan juga pak Hendra mereka berdua tidak mengenal waktu dalam bekerja ditambah lagi kearifan keduanya dalam memimpin sehingga sangat dekat dengan warga Roko-roko,” Ungkapnya.

Terkait pernyataan Ketua Adat sara Wawonii, Sulvan berpendapat bahwa, tidak seharusnya Ketua Adat tidak mengeluarkan pernyataan yang terkesan memprovokasi warga.

Pernyataan Ketua Adat sara Wawonii ini juga dinilai sarat akan kepentingan dari pihak-pihak tertentu menginginkan posisi pimpinan di PT GKP.

“Ini malah terkesan memprovokasi warga dan sarat dengan kepentingan dan titipan dari pihak pihak tertentu yang ingin memimpin GKP tapi dibarengi rasa iri hati yang tinggi,”

” Kami justru tidak mengenal Ketua Adat Sara Wawonii karena dia tidak tinggal di Wawonii,” Lanjutnya.

“Sejatinya, sebagai tokoh adat, harusnya dalam menyikapi persoalan dengan tutur kata yang arif yang harusnya mengajak damai rakyatnya merangkul investasi, tapi dibalik pernyataannya, terkesan sarat akan kepentingan,” Pungkasnya.

Sumber: Hallo!Sultra

Tokoh masyarakat Wawonii

Tokoh masyarakat Wawonii meminta untuk diberikan penjelasan kepada masyarakat terkait isi dari Memorandum of Understanding (MoU) yang diteken oleh PT Gema Kreasi Perdana (GKP) dan Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) pada Kamis, (30/9/2021) lalu.

MoU itu tentang rencana kegiatan usaha PT GKP di Konawe Kepulauan ini yang ditandatangani enam pihak yakni Pemkab Konkep diwakili oleh Bupati Konawe Kepulauan Amrullah, Ketua DPRD Konkep Ishak, Wakil Ketua I DPRD Imanudin, dan Wakil Ketua II DPRD Irwan. Sementara PT GKP diwakili oleh Hendra Surya selaku Komisaris Utama dan Meris Wiryadi selaku Direktur Utama.

Ketua Lembaga Adat Sara Wawoni, Abdul Salam menyatakan masyarakat belum diberikan penjelasan secara terang mengenai isi dari MOU tersebut. Sehingga diharapkan pemerintah

dan pihak perusahaan secepatnya bisa melakukan sosialisasi dengan mempertemukan tokoh masyarakat terkait utamanya penduduk lingkar tambang.

Ketua Lembaga Adat Sara Wawonii, Abdul Salam menyatakan masyarakat belum diberikan penjelasan secara terang mengenai isi dari MOU tersebut. Sehingga diharapkan pemerintah

dan pihak perusahaan secepatnya bisa melakukan sosialisasi dengan mempertemukan tokoh masyarakat terkait utamanya penduduk lingkar tambang.

“Ini dilakukan guna menghindari hal-hal yang bisa berdampak pada terganggunya stabilitas keamanan di Pulau Wawonii,” ujar Abdul Salam Ketua Lembaga Adat Sara Wawonii, Sabtu

(9/10/2021).

Kemudian, masyarakat juga mempertanyakan perihal tujuan sebenarnya dari beroperasinya PT. GKP di Wawonii. “Apakah hanya menambang atau sekaligus membangun smelter

serta ditunjukkan dokumen pendukung agar tidak terjadi polemik di masyarakat” imbuhnya.

Lanjut Abdul Salam, dalam perencanaan operasional investasi perusahaan tersebut kedepannya diharap melibatkan tokoh agar masyarakat atau tokoh adat Wawonii. Hal itu guna menunjang kepentingan dan kesejahteraan masyarakat serta kearifan lokal yang berlaku di daerahnya.

Tambahnya, masyarakat juga diminta agar tidak terpengaruh isu-isu liar dari luar yang bisa memecah bekerukunan.

“Kami minta kepada semua pihak untuk menahan diri, tidak terprovokasi” ujar Abdul salam.

Pada intinya masyarakat tidak menolak keberadaan tambang di Wawonii atau Konkep.

“Kami ini bukan harga mati untuk menolak pertambangan di Wawonii menguntungkan sepanjang masyarakat Pulau Wawonii,” tutup Ayatullah.

.

Sumber: BumiSultra.com