bazar ramadhan

Dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1444 H, tahun ini, PT Gema Kreasi Perdana menggelar Bazar Ramadhan, kegiatan ini tidak saja untuk memeriahkan datangnya bulan yang mulia dan penuh maghfirah, tetapi juga untuk membangkitkan perekonomian masyarakat melalui pemberdayaan UMKM, khususnya bagi masyarakat Roko-roko Raya.

Kegiatan Bazar Ramadhan 1443 Hijriyah (H) tahun ini mengangkat tema “Ramadhan BerGEMA”. Hadir dalam acara pembukaan, Camat Wawonii Tenggara, Iskandar, Kepala Desa Sukarela Jaya, Samaga dan Kepala Teknik Tambang (KTT) PT GKP site Wawonii, Aep Khaeruddin.

Camat Wawonii Tenggara, Iskandar dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada PT Gema Kreasi Perdana yang sudah menginisiasi kegiatan Bazar Ramadhan. Dengan harapan kegiatan ini bisa memberi dampak positif bagi masyarakat, serta mendorong peningkatan ekonomi masyarakat di Roko-roko raya.

“Acara Bazar Ramadhan sesuatu yang positif bagi kita semua. Mari kita sama-sama manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Terutama peningkatan ekonomi warga selama kegiatan ini digelar dalam bulan Ramadhan tahun ini,” ungkap Iskandar.

Lebih jauh, ia juga memberi apresiasi atas sinergi dengan pihak Pemerintah Desa Sukarela Jaya yang menyediakan lokasi bazar, dan saat ini menjadi sentra kuliner bagi masyarakat Roko-roko Raya selama bulan Ramadhan. Ia juga berharap, selain kegiatan bazar juga diisi dengan kegiatan positif lainnya, semisal lomba menghafal alquran, lomba adzan ataupun kegiatan yang mampu meningkatkan pemahaman keagamaan bagi masyarakat terutama bagi generasi muda.

“Disatu sisi ada peningkatan ekonomi tetapi disisi lain ada nuansa keagamaan, sehingga nilai-nilai Ramadhan tetap dirasakan oleh masyarakat,” ujarnya menambahkan.

Kepala Desa Sukarela Jaya, Samaga, juga mengharapkan agar masyarakat bisa memanfaatkan kegiatan bazar ini dengan menyediakan berbagai kebutuhan berbuka puasa. Apalagi, masyarakat tidak dipungut biaya. Semuanya disediakan oleh perusahaan, masyarakat tinggal mengisi lapak-lapak yang sudah disiapkan.

“Kegiatan bazar ini akan dilaksanakan selama bulan Ramadhan, jadi bagi masyarakat di Desa Roko-roko raya yang berkeinginan untuk berjualan dipersilahkan memanfaatkan lapak yang ada. Semuanya gratis dan tidak dipungut biaya sepeserpun,” jelas Samaga.

Tak lupa Samaga berterima kasih kepada PT GKP yang telah menyelenggarakan kegiatan Bazar Ramadhan tahun ini.

“Atas nama pemerintah desa dan pribadi mengapresiasi setiap program yang dibuat oleh tim CSR PT GKP, dimana setiap programnya banyak memberi dampak positif bagi masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, KTT PT GKP, Aep Khaeruddin menjelaskan, kegiatan bazar ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk terus memberi manfaat bagi masyarakat sekitar melalui berbagai kegiatan sosial dan peningkatan ekonomi masyarakat.

“Alhamdulillah kegiatan bazar Ramadhan menjadi ikon baru masyarakat. Selain itu, bentuk komitmen kami adalah tumbuh bersama masyarakat dalam berbagai kegiatan. Termasuk juga kegiatan Ramadhan tahun ini, salah satunya adalah Bazar Ramadhan,” jelas Aep.

Bazar Menjadi Ikon Baru

Dalam kegiatan Bazar Ramadhan BerGEMA ini, berbagai kudapan disediakan. Bagi para pengunjung banyak pilihan ifthar yang bisa dibawa untuk berbuka puasa. Mulai dari kue-kue basah, gorengan, es buah, es cincau hingga es pisang ijo.

Bazar Ramadhan ini juga menjadi ikon baru di Desa Sukarela selama bulan ramadhan, pasalnya banyak kaum milenial yang menjadikan tempat ini untuk acara bukber, dan ngabuburit.

Lokasi bazar yang tepat di samping dermaga ini mampu mencuri perhatian pengunjung, apalagi dimanjakan dengan pemandangan laut dan sunset dari ujung Sukarela, selain itu Panitia Bazar menyediakan spot photo booth/Instagram yang langsung menghadap ke laut serta menikmati senja di ujung dermaga. Malam hari, selepas sholat tarawih, lokasi ini menjadi tempat nongkrong dan live music bagi muda-mudi.

Tak cukup sampai di situ. Jika ingin menikmati  pemandangan langsung dari atas perahu, masyarakat setempat juga menyewakan perahu ketinting, sehingga bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana bazar dan senja di Desa Sukarela.

Kegiatan Bazar Ramadhan BerGEMA ini akan berlaku selama Bulan Ramadhan, semoga selama satu bulan ini bisa membantu memajukan geliat perekonomian masyarakat setempat khususnya di lingkar tambang. Para pengunjung bazar tidak hanya masyarakat, tetapi juga karyawan perusahaan baik itu PT GKP maupun kontraktor lainnya.

Salah satu pelaku UMKM, Ma’anawia sangat bersyukur digelarnya kegiatan Bazar Ramadhan oleh PT GKP.

“Saya sangat berterima kasih dan senang dengan adanya bazar ini, jadi setiap sore bisa datang berjualan, pengunjungnya juga rame bukan hanya dari masyarakat saja, namun karyawan juga banyak yang datang belanja takjil,” jelas Ma’anawia.

Bazar Ramadhan BerGEMA hanya berlangsung selama bulan Ramadhan saja, selain kegiatan bazar, PT GKP juga menyelenggarakan kegiatan Safari Ramadhan yang didalamnya ada pembagian sembako dan bakti sosial yang rencana akan direalisasikan di pertengahan Ramadhan.

Sumber: Sorot Sultra
Oputa Yi Koo

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengagendakan ajang sejarah dan pariwisata di Pulau Buton. Yakni tapak tilas Oputa Yi Koo, guna mengenang satu-satunya pahlawan nasional yang berasal dari daerah tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Sultra Belli Harli Tombili di Kendari, mengatakan tapak tilas Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi yang memiliki gelar Oputa Yi Koo, diselenggarakan agar masyarakat dapat mengingat kembali jejak-jejak sejarah perjuangannya. Selama mempertahankan tanah Wolio untuk terhindar dari penindasan penjajah.

“Ini untuk me-refresh kembali jejak-jejak sejarah perjuangannya selama mempertahankan tanah Wolio. Rencananya ajang tersebut bakal digelar pada 22 sampai 28 Mei 2022 ke depan,” katanya, Selasa 10 Mei 2022.

Dia menyampaikan, dalam tapak tilas itu akan menelusuri jalannya sang pahlawan ketika dulu berperang sampai ke makamnya beliau di puncak gunung Sioantapina.

Kata dia, perjalanan ditargetkan selama dua hari dengan jarak kurang lebih sepanjang 28 kilometer yang bakal diikuti oleh 200 tim terdiri dari berbagai daerah.

“Targetnya penelusuran itu akan diikuti sekitar 200 tim dari berbagai daerah, jarak tempuh kurang lebih 28 kilometer dengan menargetkan perjalanan penelusuran selama dua hari,” ujar dia.

Ia menyebut, ajang itu nantinya akan menjadi kegiatan terbesar yang digelar Pemprov Sultra di Tahun 2022 ini dengan mengundang dari berbagai daerah serta empat menteri untuk ikut hadir, menyaksikan dan merasakan kegiatan tersebut nantinya.

Dia berharap, nantinya akan ada keterlibatan masyarakat agar bisa bersama-sama mendorong serta mempromosikan pariwisata di Sultra.

“Sehingga pariwisata di Sultra dikenali baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Belli. 

Sumber: SuaraSulsel.id

Objek wisata di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, pada momentum hari libur Tahun Baru 2022 ramai dikunjungi warga daerah itu meski masih dalam situasi pandemi.

Pantauan ANTARA, Minggu, suasana pantai Nirwana maupun objek wisata permandian Kelapa Gading dalam dua hari awal tahun ini (1-2/1) cukup padat dikunjungi wisatawan dari berbagai kalangan, baik orang dewasa maupun anak-anak.

Destinasi wisata Pantai Nirwana yang terletak Kelurahan Sulaa, Kecamatan Betoambari, pada Minggu (2/1) nampak meriah. Arus pengunjung sejak pagi hingga menjelang siang hari ramai.

Antusiasme warga seakan tak mau ketinggalan ingin menikmati suasana air laut yang jernih dipadu dengan pasir putih yang indah pada momentum libur tahun baru ini.

Pantai Nirwana yang jaraknya kurang lebih 7km dari pusat kota itu merupakan salah satu objek destinasi wisata andalan yang dimiliki daerah itu.

Setiap tahun, saat momentum hari libur tahun baru maupun libur hari-hari besar lainnya jumlah warga yang hadir memang cukup banyak, baik yang datang perorangan maupun secara berkelompok.

Mereka tidak  sekadar menikmati keindahan pantai, tetapi sebagian besar juga memanfaatkan momentum itu dengan mengabadikan gambar menggunakan smartphone.

Selain itu, ada pula yang memanfaatkannya sebagai kegiatan terapi yang konon katanya untuk mengobati beberapa jenis penyakit seperti stroke dan asma atau gangguan saluran pernapasan dengan berendam dalam air laut itu.

Di samping itu, dari bibir pantai Nirwana, pengunjung juga dapat menyaksikan pemandangan alam pulau terdekat seperti Pulau Kadatua, Pulau Ular, dan Pulau Siompu, serta aktifitas perahu nelayan rakyat yang mondar-mandir di seputar pantai tersebut.

Di kawasan pantai Baubau tersebut juga para pengunjung dapat menikmati sejumlah hidangan kuliner lokal seperti makanan jagung rebus dan minuman buah kelapa muda.

Tidak hanya itu, di lokasi tersebut juga, selain warga setempat menyediakan gazebo-gazebo atau tempat istirahat sewaan bagi pengunjung sebesar Rp30 hingga Rp50 ribu per unit, juga terdapat alat pelampung berenang dari ban mobil sebesar Rp5.000 hingga Rp10.000 per buah, serta sampan kecil sebesar Rp30 ribu.

Salah seorang warga Kelurahan Waruruma, Kecamatan Kokalukuna, Maharani mengatakan, dirinya bersama keluarga memilih berekreasi pada hari libur tahun baru di pantai Nirwana karena selain suasananya ramai juga cukup memanjakan mata.

“Tidak hanya tahun baru ini, biasanya hari libur lainnya juga kita biasa ke sini,” ujar perempuan yang masih duduk di bangku SMA ini.

Begitu pula dengan objek wisata pemandian Kelapa Gading yang berada di Kelurahan Ngkari-ngkaring Kecamatan Bungi, pada momen libur tahun baru ini sangat ramai dikunjungi.

Objek wisata pemandian buatan yang menyediakan beberapa kolam dan wahana lainnya sangat memanjakan pengunjung. Situasinya, selain dapat menyaksikan hamparan sawah padi dari sekitar lokasi, suasananya juga terbilang cukup indah.

Sumber: antarasultra

Dispar Sultra

Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara akan mengadakan pelatihan penulisan konten dan fotografi di enam daerah di Sultra yang diperuntukkan bagi kaum milenial.

Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi Kreatif (Ekraf) Dispar Sultra, Syamsinar mengungkapkan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) daerah daratan diwakili oleh Kota Kendari, Kabupaten Bombana, dan Kolaka, sedangkan daerah kepulauan yakni Kabupaten Muna, Buton dan Kota Bau-Bau.

Generasi milenial dipilih menurutnya, karena dapat mempromosikan potensi pariwisata serta mengembangkan pelaku ekonomi kreatif di Sultra itu sendiri. Lanjutnya, sebab tidak bisa dipungkiri bahwa sekarang layanan telah berbasis pada jaringan digital.

“Digital itukan eranya para kaum milenial, bisa dikatakan di media sosial mereka telah memiliki followers (pengikut) yang banyak kemudian, jaringan pertemanan yang lebih luas. Berangkat dari hal itu, mereka diharapkan dapat lebih mempromosikan pariwisata khususnya berbasis digital,” ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin, (8/11/2021).

Lanjut Syamsinar, enam daerah tersebut jika dibandingkan dengan daerah lain pengembangan ekonomi kreatif serta pengembangan pariwisatanya sudah terbentuk atau terkelola dengan baik serta menjadi simpul atau penghubung dengan wilayah yang lain.

“Maka dipilih lah enam daerah itu karena merupakan daerah simpul misalnya, Kota Kendari terlink (terkoneksi), penyangganya itu ada Kabupaten Konsel, Konawe dan Konut,” papar Syamsinar.

Sehingga diharapkan apa yang menjadi potensi dari setiap daerah tersebut kedepannya dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas melalui digital.

Dia juga membeberkan setelah pelatihan dilaksanakan maka diakhiri dengan lomba dengan tema yang sama yakni penulisan konten dan fotografi yang terbuka untuk umum. Pendaftaran kata dia, dapat dilakukan melalui laman media sosial Dispar Sultra.

“Kami juga berharap kepada peserta yang ikut pelatihan agar dapat berpartisipasi dalam lomba yang diadakan sehingga apa yang mereka peroleh langsung diterapkan,” ujarnya.

Untuk diketahui, sesuai jadwal kegiatan akan dilakukan pertama kali di Kota Kendari dari 11 November hingga 13 November 2021. Kemudian diakhiri 12 Desember 2021 di Kabupaten Kolaka.

Sumber: SultraKini

desa wungkolo

Konawe Kepulauan (Konkep) merupakan salah satu daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dianugerahi bermacam objek wisata. Salah satunya adalah wisata di desa Wungkolo Raya Kecamatan Wawonii Selatan.

Desa Wungkolo merupakan salah satu Desa yang mempunyai wisata multikomplit, mulai dari wisata Mangrove, Persawahan, Bukit (Area Camp), Pohon Pinus, Air Terjun Pendek, Gua, Air Panas serta Danau. Sehingga layak jika dikatakan Wungkolo Raya diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum.

Menurut Ketua Himpunan Pemuda Pelajar Wungkolo Raya, Iwan Husain sekaligus pengurus Dewan Pimpinan Daerah Explore Sultra Konkep menjelaskan bahwa potensi wisata yang terletak di desa Wungkolo merupakan wisata yang sangat indah.

“Apalagi jika para wisatawan melakukan kunjungan di air panas yang dimana bingkai wisata air panas ini membentuk hati”, ucapnya saat di wawancarai. Minggu (4/4/2021).

Iwan juga mengharapkan dukungan dari berbagai macam stakeholder khususnya pemerintah daerah, untuk bersama sama dalam memanfaatkan potensi wisata yang ada di Wungkolo Raya,

“Apabila wisata ini dapat dimanfaatkan dengan baik maka kedepannya pulau Wawonii akan dikenal dengan keindahan akan potensi wisatanya”, tutupnya.

Sumber: Tegas.co

Indonesia kaya akan destinasi wisata. Namun, banyak yang belum dikelola dengan baik. Misalnya, destinasi wisata di Kabupaten Konawe Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tenggara.
 
Air Terjun Tumburano menjadi wisata andalan di sana, namun kurangnya perhatian dari pemerintah membuat Air Terjun Tumburano masih sepi pengunjung.
 
Air Terjun Tumburano dijuluki air terjun tertinggi dan terbesar di Kecamatan Wawonii Utara. Air Terjun Tumburano memiliki ketinggian sekira 120 meter dengan tiga undakan air terjun besar dan beberapa undakan kecil.

Air Terjun Tumburano terbagi atas tiga tingkatan. Pada tingkatan ketiga merupakan air terjun tertinggi (80 meter) dan bisa diakses melalui air terjun tingkat kedua dengan tinggi sekitar 15 meter.
 
Tak hanya memesona, Air Terjun Tumburano memiliki kisah legenda tentang sepasang kekasih, Durubalewa dan Wulangkinokooti, yang tidak direstui kedua orang tuanya. Mereka memutuskan mengakhiri hidup di air terjun tersebut.
 
Untuk mencapai air terjun Tumburano dari Kota Langara, Ibu Kota Kabupaten Konawe Kepulauan, harus menempuh jarak 7 kilometer. Sebelum mencapai air terjun, pengunjung dihadapkan pada kondisi jalan yang rusak. Pengunjung harus menggunakan kendaraan doule cabin karena medan yang sulit.
 
Ketua Bappeda Kabupaten Konawe Kepulauan Syafiuddin Alibnas mengatakan, untuk membuka akses jalan ke Air Terjun Tumburano butuh pendekatan khusus dengan pemilik tanah. Sebab, untuk mencapai air terjun Tumburano harus melalui kebun warga.
 
Meskipun destinasi wisata di Pulau Wawonii atau Kabupaten Konawe Kepulauan belum tersentuh infrastruktur, Pemkab Konawe terus melakukan berbagai upaya mengenalkan kawasan wisata unggulan.
 
“Kita harus mempromosikan air terjun ini di Kota Kendari dan tempat-tempat pelabuhan. Misalnya, di Langara. Kita siapkan transportasi jika ada yang ingin melihat atau menikmati Air Terjun Tumburano,” kata Syafiuddin Alibnas.

Salah seorang pengunjung wisata Air Terjun Tumburano Helen mengatakan pesona Air Terjun Tumburano sangat indah dan pesona, namun terkendala sulitnya akses jalan.
 
“Infrastruktur jalan sangat memprihatinkan. Sebenarnya kalau pemerintah bisa memperbaiki infrasturktur menuju air terjun, tempat ini pasti banyak pengunjungnya,” ucap Helen.
 
Pj Bupati Konawe Kepulauan Muhamad Yusuf mengatakan destinasi wisata di daerahnya harus diperkenalkan hingga tingkat nasional.
 
“Untuk mengenalkan destinasi wisata di Kabupaten Konawe Kepulauan disatukan dengan wisata di Kota kendari, Pulau Bokori di Kabupaten Konawe, Pulau Labengki di Kabupaten Konawe Utara dan destinasi wisata di Kabupaten Muna,” ujarnya.
 
Sejak dimekarkan menjadi Kabupaten Konawe Kepulauan, kabupaten ini baru memiliki bupati definitif satu periode, yakni Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan Amrullah dan Wakil Bupati Muhamad Lutfi. Meraka terpilih pada Pilkada 2015. Saat ini, mereka kembali maju untuk mencalonkan diri pada Pilkada 2020 yang akan digelar pada 9 Desember.
 
Gubernur Sulawesi Tenggara menunjuk Muhamad Yusuf yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Koperasi Sulawesi Tenggara untuk menjabat sebagai PJ Bupati Konawe Kepulauan.
 
Selain Air Terjun Tumburano masih ada sejumlah destinasi wisata lain yang tak kalah memukau, yaitu Air Terjun Kopea, Air Terjun Lanuku, dan Air Terjun Ringkulele di Sungai Mesolo.
 
Untuk wisata pantai, terdapat Pantai Kampa yang memiliki pemandangan indah dengan hamparan pasir putih sepanjang 1,3 kilometer. Selain itu ada juga Pantai Tengkera, Batu Belah, dan pemandian air panas.

Sumber: Medcom ID

Terdiri dari banyak pulau, membuat Indonesia memiliki banyak kesenian tradisional yang patut dibanggakan dan dilestarikan, tidak terkecuali kesenian tradisional Sulawesi Tenggara. Beragam alat musik, seni tari hingga upacara adat, menjadi suatu hal yang kini harus diketahui seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda.

Hal tersebut sangat penting, agar generasi muda dapat lanjut melestarikan kebudayaan dan kesenian tradisional yang ada. Sehingga, semua kesenian tradisional selalu lestari, tidak diambil alih negara lain, atau bahkan mencapai titik kepunahan.

Sulawesi Tenggara sendiri, awalnya merupakan salah satu nama kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara Sulselra, dengan Baubau sebagai ibukota kabupaten. Kemudian, Sulawesi Tenggara akhirnya ditetapkan sebagai Daerah Otonom, berdasarkan Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No. 13 tahun 1964.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa kesenian tradisional Sulawesi Tenggara sangat banyak dan beragam. Tidak hanya kaya akan seni tari tradisionalnya saja, tetapi juga memiliki segudang alat musik tradisional dan upacara adat, yang menjadi ciri khas dari kesenian tradisional Sulawesi Tenggara itu sendiri.

Adapun semua kesenian tradisional Sulawesi Tenggara tersebut, nantinya akan diulas secara lengkap berdasarkan tiga sub-pembahasan, yaitu sub-pembahasan seni tari, alat musik dan upacara adat.

Kesenian tradisional Sulawesi Tenggara yang akan dibahas pertama adalah Seni Tari. Pada dasarnya, tari tradisional Sulawesi Tenggara sangat banyak.

1. Tari Tradisional Molulo

Tari tradisional pertama yang menjadi kesenian tradisional Sulawesi Tenggara adalah Molulo. Tari yang kerap kali disebut dengan tari Lula ini merupakan sebuah tarian sakral, yang memiliki banyak makna dan filosofi.

Tari ini juga menjadi salah satu tarian yang digemari oleh suku bangsa Tolaki, karena mencerminkan suku Tolaki yang cinta damai dan mengutamakan persahabatan serta persatuan. Sehingga, tarian ini biasanya hanya akan ditampilkan apabila ada acara penting atau peristiwa tertentu saja.

Seperti misalnya, ketika menjelang musim panen untuk menghargai para dewi panen, upacara pernikahan, pelantikan raja, atau bahkan ketika ada suatu penyakit yang menjangkit masyarakat suku Tolaki. Maka dari itu, tidak heran apabila tarian ini dianggap sebagai tarian sakral.

Namun, seiring perkembangan zaman, tarian ini menjadi sebuah tarian rakyat yang seringkali ditampilkan di acara-acara kerakyatan maupun acara resmi.

Terlebih, beberapa alat musik yang digunakannya pun mengalami perubahan, seperti gong yang kini sudah tergantikan dengan electone atau organ tunggal.

2. Tari Tradisional Lariangi

Sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi kepada para tamu, tari tradisional Lariangi kerap kali ditampilkan sebagai tarian pembukaan pada sebuah acara pesta pertemuan. Kesenian tradisional Sulawesi Tenggara yang satu ini, umumnya ditarikan oleh satu orang penari pria dan beberapa orang penari wanita.

Tetapi sayangnya, tidak semua orang bisa menarikan tari lariangi. Pasalnya, hanya gadis-gadis keturunan bangsawan saja yang dapat menarikan tarian ini. Oleh karena itu, tarian lariangi pada masanya dianggap sebagai tarian sakral.

Dalam pertunjukannya, para penari akan menggunakan kostum yang terdiri dari kain, hiasan sanggul, logam berukir untuk gelang, serta manik-manik untuk penari wanita. Sementara, penari pria hanya akan mengenakan hiasan sarung saja.

Setiap bagian pada kostum yang dikenakan penari tersebut mencerminkan nuansa Kerajaan Buton. Tidak hanya dari derajat kebangsawanannya saja, tetapi juga mencerminkan kemegahan istana Kerajaan Buton itu sendiri.

3. Tari Tradisional Mowindahako

Di urutan ketiga ada tari tradisional Mowindahako, yang menjadi kesenian tradisional Sulawesi Tenggara. Tari yang satu ini meminang gadis pujaannya.

Hal itu dilakukan sebagai wujud rasa Bahagia dan senang atas diterimanya sebuah pinangan. Untuk itu, tarian ini tidak bisa ditarikan oleh sembarang orang. Karena, tari ini meman hanya ditujukan untuk golongan bangsawan atau anakia saja.

Tari Mowindahako juga kerap disebut sebagai tarian mombesara. Bahkan, sebagian besar orang melihat tarian ini sebagai upacara adat perkawinan, karena gerakan dari tarian ini serupa dengan kegiatan adat perkawinan. Seperti memakai klao, siwole hingga meniru gaya percakapan antara juru bicara laki-laki dan perempuan.

4. Tari Tradisional Mangaru

Sebagai salah satu kesenian tradisional Sulawesi Tenggara, tari tradisional Mangaru menjadi salah satu ikon kebudayaan Indonesia yang sangat populer.

Tari yang berasal dari Desa Konde, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara ini memiliki pesan positif berupa semangat dan keberanian dalam berperang.

Di mana, dalam pertunjukannya tarian ini akan menunjukan gerakan yang memperlihatkan kegigihan dan semangat juang laki-laki, dalam beradu kekuatan menggunakan keris. Disisi lain, beberapa penari lainnya pun yang menarikan tarian mangaru menggunakan belati.

Tari ini nantinya akan ditampilkan dengan iringan musik tradisional Sulawesi Tenggara, dan umumnya dipertunjukan di acara-acara penting yang melibatkan masyarakat Desa Konde, seperti pesta rakyat dan lain sebagainya.

5. Tari Tradisional Umoara

Tari tradisional yang terakhir adalah Umoara. Kesenian tradisional Sulawesi Tenggara ini, kerap kali digunakan sebagai tarian untuk menyambut tamu penting atau tamu agung, pada acara perkawinan para bangsawan dan acara pengantaran jenazah bangsawan. Selain itu, tari umoara juga dipertunjukan ketika berlangsungnya upacara pelantikan seorang raja.

Tarian ini sejatinya memiliki gerakan yang serupa dengan tari mangaru, karena memperlihatkan ketangkasan, kewaspadaan, kemampuan menyerang musuh hingga kemampuan dalam membela diri di tengah peperangan.

Maka dari itu, tidak heran apabila tari ini dilakukan oleh dua hingga tiga orang penari laki-laki. Yang mana, para penari tersebut akan membawakan tarian dengan penuh semangat.

Terlihat dari banyaknya gerakan melompat, berduel dengan saling menyerang satu sama lain, yang dihiasi dengan teriakan-teriakan keberanian.

Sumber: Cekaja

Sungai dapat diartikan sebagai aliran air yang memanjang dan mengalir terus-menerus dari hulu menuju hilir. Keberadaan sungai tentunya sangat bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Kita juga mengenal sungai-sungai dengan panjang ratusan bahkan ribuan kilometer, sebut saja Sungai Nil yang mempunyai panjang sekitar 6.650 kilometer.

Namun, terdapat sungai yang hanya mempunyai panjang tidak lebih dari 100 meter lho! Berikut daftarnya!

1. Sungai Tamborasi, Indonesia

Sungai Tamborasi tepatnya berada di Pantai Tamborasi, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan panjang yang hanya 20 meter membuat sungai ini menjadi yang terpendek di dunia.

Wisatawan yang berkunjung ke sini selain mendapat pemandangan pantai yang indah juga berkesempatan melihat sungai terpendek di dunia. Suatu hal yang bisa dibanggakan juga tentunya.

2. Sungai Reprua, Georgia

Sungai yang terletak di Distrik Gagra, Abkhazia, Georgia ini hanya mempunyai panjang 27 meter. Hulu dari Sungai Reprua bermula dari Karst di Gua Krubera dan mengalir sampai bermuara di Laut Hitam. Jika dilihat, sungai ini merupakan sungai berbatu yang memiliki arus cukup deras.

3. Sungai Ombla, Kroasia

Sungai Ombla merupakan sungai terpendek di Kroasia dan yang terpendek ke-4 di dunia. Memiliki panjang sekitar 30 meter, sungai ini juga merupakan mata air bagi warga di Kota Dubrovnik. Sumber dari sungai ini sendiri bermula dari aliran air di bawah tanah hingga bermuara ke Laut Adriatik.

4. Sungai Jezernica, Slovenia

Sungai yang terletak di Slovenia ini mempunyai panjang hanya 55 meter yang menjadikannya sungai terpendek di negara tersebut. Sungai Jezernica sejatinya adalah anak sungai dari Sungai Idrijca yang mengalir sejauh 60 kilometer, hingga bermuara di Laut Adriatik. Aliran air Sungai Jezernica tercatat cukup deras, bisa mencapai 60 meter kubik per detik.

5. Sungai Roe, Amerika Serikat

Sungai yang mengalir di Montana, Amerika Serikat ini mempunyai panjang 61 meter. Tidak seperti kebanyakan sungai yang bermuara ke laut, Sungai Roe sendiri bermula di mata air raksasa dan bermuara ke Sungai Missouri. Sungai ini juga pernah tercatat di Guiness book of World Records sebagai sungai terpendek di dunia sebelum Guiness menghapus kategori tersebut.

6. Sungai Rio Los Patos, Dominika

Sungai ini terletak di dekat Kota Paraiso, Provinsi Barahona, Republik Dominika. Warga di desa sekitar sungai sendiri hidup dari perikanan serta pariwisata lokal.

Dengan panjang yang hanya 61 meter, sungai ini bermuara di Pantai Baharona yang terletak di Laut Caribbean. Sungai Rio Los Patos juga cukup populer dijadikan tempat mandi di akhir pekan karena suhunya yang dingin.

Itulah sungai-sungai terpendek dari seluruh penjuru dunia, semoga informasi menarik tadi bisa menambah pengetahuan serta wawasan kamu.

Sumber: IDNTimes

Bagi pecinta laut, wisata bahari menjadi salah satu tujuan yang pas. 5 Tempat wisata bahari yang ada di Sulawesi Tenggara ini bisa masuk dalam daftar destinasi liburan kamu.

Sulawesi Tenggara merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tenggara Pulau Sulawesi dengan ibu kota Kendari. Di daerah ini memang memiliki keindahan alam yang ciamik. Mulai dari pegunungan hijau hingga biru dan jernihnya laut.

Dirangkum dari detikTravel, berikut ini beberapa destinasi wisata bahari di Sulawesi Tenggara yang bisa kamu datangi:

1. Wakatobi

Wakatobi jadi salah satu wisata bahari yang terkenal di Sulawesi Tenggara. Wakatobi merupakan akronim dari empat pulau yaitu Wangiwangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Keempat pulau ini begitu indah dan masuk dalam kategori “Top Ten Destinasi Wisata Indonesia’.

Wisata Wakatobi ini juga sudah ditetapkan sebagai Taman Nasional Indonesia dan cagar alam dunia untuk biosfer oleh UNESCO. Di sini ada sekitar 942 spesies ikan dan 750 spesies karang.

2. Pulau Labengki

Memiliki pemandangan mirip Raja Ampat, kini Kendari, Sulawesi Tenggara punya Pulau Labengki. Letaknya di Kabupaten Konawe Utara, Kecamatan Lasolo Sultra.

Pulau Labengki terdiri dari 5 pulau di antaranya Labengki Besar, Labengki Kecil, Mauang, Tokoh Kuley, dan Alnamira. Di pulau ini terdapat beberapa bukit di atas danau yang dinamakan Blue Lagoon dengan pasir pantai berwarna pink. Sama cantiknya dengan Wakatobi, pemandangan bawah laut di Labengki juga patut diacungi jempol.

3. Pulau Bokori

Terletak tak jauh dari Kota Kendari, ada Pulau Bokori. Untuk sampai ke sini, kamu membutuhkan waktu 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat untuk sampai di Desa Bajo Indah.

Penghuninya adalah orang-orang Bajo. Mereka menyewakan speed boat untuk berkeliling di sekitar pulau. Ada juga gazebo-gazebo yang berada di bawah pohon kelapa. Tempatnya indah dengan pemandangan biru yang cantik.

4. Air Terjun Moramo

Air terjun ini berada di kawasan suaka alam margasatwa Tanjung Peropa di Desa Sumbersari, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Air terjun ini bentuknya bertingkat dengan ketinggian sekitar 100 meter.

Air Terjun Moramo, wisata bahari yang ada di Sulawesi Tenggara memiliki fasilitas berupa kamar mandi, toilet hingga tempat ganti pakaian. Bahkan, kamu juga bisa menginap di hotel yang terletak di dekat air terjun ini.

5. Sungai Tramborasi

Kawasan wisata bahari di Sulawesi Tenggara yang menarik untuk dikunjungi adalah Sungai Tramborasi. Sungai Tramborasi Kolaka di Sulawesi Tenggara ini memiliki panjang 20 meter dan lebar 15 meter, sehingga menjadikannya sebagai salah satu sungai terpendek di dunia.

Aliran airnya yang mengarah ke bibir pantai membuatnya dijuluki sebagai sungai. Sungai ini memiliki air yang jernih dan letaknya berdekatan dengan hutan serta pantai.

Kondisi sungai yang berimpitan langsung dengan dinding tebing dan pohon-pohon berakar hingga ke dasar sungai menjadikan sungai ini terasa sejuk walaupun berada di pinggir pantai.

Jadi kalau kamu berwisata bahari ke Sulawesi Tenggara, kamu pilih yang mana?

Sumber: Detik Travel

Sulawesi Tenggara ini memiliki banyak sekali tempat wisata

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang ibu kotanya yaitu Kendari. Sulawesi Tenggara ini memiliki banyak sekali tempat wisata yang begitu terkenal dengan keindahan alam yang berada di tiap tempatnya. Tapi jika kita berbicara mengenai terkenal, tentu saja ada surga wisata yang berupa tersembunyi atau belum di kenal orang banyak. Nah maka dari itu disini saya akan membagikan tentang daftar Objek tempat wisata yang wajib dikunjungi di Sulawesi Tenggara, diantaranya:

1. Danau Biru Kolaka Utara

Nah jika kamu berkunjung ke danau ini, maka kamu akan disuguhkan dengan suasana yang hening, air yang jernih serta pemandangan dinding batu kapur yang menjulang tinggi. Disini kamu juga dapat menemukan spot foto yang indah dengan panorama yang begitu mempesona. Cocok bagi kamu yang suka foto – foto. Danau Biru Kolaka Utara ini berlokasikan di Walasiho, Wawo, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Jika kamu ingin mengunjungi tempat ini, maka kamu akan menempuh perjalanan sekitar 20 menit dari pusat kota Kolaka Utara.

2. Pulau Labengki

Objek tempat wisata yang wajib dikunjungi di Sulawesi Tenggara selanjutnya adalah Pulau Labengki. Pulau Labengki ini merupakan pulau yang terdiri dari beberapa gugusan pulau karang besar serta pulau karang kecil. Di Pulau Labengki ini, kamu dapat melakukan aktivitas snorkeling untuk dapat menikmati pesona bawah laut. Selain itu, kamu juga akan disuguhkan dengan pemandangan yang cantik dimana air yang begitu biru jernih ketika berkunjung di Pulau ini.

Pulau Labengki ini berlokasikan di Desa Labengki, Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. jika kamu ingin mengunjungi Pulau Labengki ini, maka kamu akan menempuh perjalanan sekitar 70 km dari Pusat Kendari.

3. Sungai Tamborasi

Objek tempat wisata yang wajib dikunjungi di Sulawesi Tenggara berikut ini berupa Sungai yaitu Sungai Tamborasi. Sungai Tamborasi ini merupakan sungai ukurannya begitu pendek sekali, yaitu hanya mempunyai ukuran panjang 20 meter dan lebar 15 meter. Pemandangan di Sungai Tamborasi ini begitu menakjubkan indah serta pesonanya. Selain itu, kamu juga dapat menemukan air yang ada di sungai terasa dingin dan segar, Fasilitas yang ada di tempat ini juga cukup lengkap, jadi kamu tak perlu khawatir jika kehabisa makanan atau ingin buang air. Sungai Tamborasi ini berlokasikan di Desa Tamborasi, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

4. Wawolesea

Objek tempat wisata yang wajib dikunjungi di Sulawesi Tenggara selanjutnya berupa  wisata permandian air panas yang bernama Wawolesea atau sering disebut juga Wales. ini dijamin seksi dan merangsang selera wisata Anda. Permandian air panas  Wawolesea ini letaknya berada di antara pegunungan kapur, Jika kamu berkunjung ke tempat ini, maka kamu juga dapat menikmati keindahan pemandangan laut dari atas bukit yang ada di Wawolesea ini. Wawolesea ini berlokasikan di Kabupaten Konawe Utara, Kecamatan Lasolo, Desa Wawolesea

5. Danau Anano

Danau Anano ini lokasinya berada di Kepulauan Wakatobi. Sulawesi Tenggara. Danau Anano ini merupakan surga wisata yang tersembunyi karena memang kepulauan Wakatobi ini merupakan tempat yang jarang sekali disentuh oleh tangan manusia. Disini kamu akan disuguhkan dengan pemandangan – pemandangan yang luar biasa indahnya serta banyak sekali hewan penyu yang dapat kamu temukan disini. Selain itu kamu juga dapat melakukan snorkeling untuk dapat menikmati pesona bawah laut yang ada di Danau Anano ini.

6. Teluk Kendari

Objek tempat wisata yang wajib dikunjungi di Sulawesi Tenggara yaitu Teluk Kendari. Teluk ini berbatasan dengan kecamatan Kendari Barat, Mandonga, Poasia dan Abeli. Nah disini kamu dapat menikmati pesona indahnya pemandangan teluk di sebuah cafe sambil ngopi ngopi hehe.

7. Hutan Mangrove Bungkutoko

Hutan Mangrove Pulau Bungkutoko ini merupakan surga tersembunyi lainnya yang ada di Sulawesi Tenggara, Tempat ini juga merupakan tempat yang wajib kamu kunjungi. Disini kamu dapat berjalan – jalan menikmati keindahan serta pesona hutan mangrove. Selain itu, kamu juga akan disuguhkan dengan udara yang begitu segar dan sejuk di Hutan ini yang dapat kamu nikmati. Hutan Mangrove Pulau Bungkutoko ini berlokasikan di Kelurahan Lahundape Kec. Kendari Barat dan Pulau Bungkutoko, Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli.

8. Padang Pajongang

Objek tempat wisata yang wajib dikunjungi di Sulawesi Tenggara selanjutnya yaitu Padang Panjongang. Di Padang Panjongang ini kamu akan merasakan suasana yang begitu indahnya seperti di film – film. Disini kamu dapat menyaksikan serta menikmati pesona biru rerumputan serta biru nya laut yang dapat kamu lihat dari atas bukit. Padang Panjongang ini berlokasikan di Jln. Poros Kessipute, Waemputang, Poleang Selatan, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.

9. Puncak Wakila

Objek tempat wisata yang wajib dikunjungi di Sulawesi Tenggara terakhir adalah Puncak Wakila.  Wisata Surga tersembunyi yang satu ini cocok untuk kamu yang ingin menikmati liburan bersama sang kekasih. Di Puncak Wakila ini, kamu dapat menyaksikan pemandangan indah dari ketinggian. Selain jaraknya yang dekat dengan kota Raha, disini juga terdapat desain – desain bunga yang begitu mempesona. Jika ingin berfoto maka tempat ini cocok sekali. Puncak Wakila ini berlokasikan di Kondongia, Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Sumber: Pariwisataku