Pemeriksaan kesehatan gratis yang diadakan oleh PT GKP dilaksanakan di Balai Desa Tumbu-tumbu Jaya

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) bekerjasama dengan UPTD Puskesmas Lampeapi melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis. Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu, 18 Desember 2024 tersebut digelar di Balai Desa Tumbu-tumbu Jaya, Kecamatan Wawonii Tengah.

“Kami ucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh PT GKP, sehingga kegiatan bakti sosial pengobatan dan pemeriksaan kesehatan gratis ini bisa terselenggara,” kata Kepala UPTD Lampeapi, Zainal Abidin.

Selain pemeriksaan dan pengobatan gratis, rangkaian kegiatan lain dalam bakti sosial tersebut yakni khitanan masal.

Dia berharap, dukungan dan support bisa terus dilakukan oleh PT GKP pada kegiatan-kegiatan lainnya di masa mendatang.

“Sinergi dan kerjasama yang baik ini, semoga terus langgeng di masa-masa mendatang. Dan saya yakin, PT GKP punya kepedulian yang kuat di bidang kesehatan,” harapnya.

Frans da Lopez, CSR Supervisor PT GKP mengungkapkan, kesehatan merupakan salah satu dari delapan pilar utama yang menjadi prioritas PT GKP dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR).

Kerjasama di bidang kesehatan dengan UPTD Lampeapi, semakin meneguhkan komitmen PT GKP dalam mewujudkan masyarakat sehat, khususnya di Pulau Wawonii.

Selain bekerjasama dengan UPTD Lampeapi, PT GKP juga menjalin kerjasama dengan UPTD Puskesmas lainnya seperti Puskesmas Rokoroko dan Polara.

“Selain pemeriksaan dan pengobatan kesehatan gratis, kegiatan lainnya seperti pemberian makanan tambahan untuk bayi dan balita,” terang dia.

Dalam menjalankan program CSR, imbuh Frans, PT GKP selalu bersinergi dan bekerjasama dengan berbagai lembaga atau pemangku kepentingan.

“Semua pihak, baik pemerintah, masyarakat harus ambil bagian dalam sinergi program yang dijalankan. Value penting dari program yang dijalankan adalah partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan,” terangnya.

Pada kegiatan tersebut, antusiasme masyarakat untuk ikut dalam kegiatan tersebut cukup besar.

“Alhamdulillah, animo masyarakat cukup tinggi, setidaknya mereka bisa melakukan pemeriksaan dan pengobatan secara cuma-cuma sekaligus juga bisa berkonsultasi dengan tenaga medis atas sakit atau masalah kesehatan yang mereka alami,” terang tokoh pemuda Lampeapi Edison yang juga ikut mensupport kegiatan tersebut.

Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, menjaga kesehatan dan mengantisipasi berbagai penyakit yang kerap dialami masyarakat.

Sumber: Sorot Sultra
Program CSR PT GKP hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat Pulau Wawonii melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Dengan kontribusi dana CSR sejak 2017 hingga November 2024, perusahaan ini telah berhasil menghadirkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang positif di wilayah lingkar tambang. Program CSR PT GKP dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat melalui pengembangan infrastruktur, pemberdayaan sosial budaya, layanan kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Komitmen ini tidak hanya mendukung keberlanjutan operasional perusahaan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Salah satu dampak terbesar dari kehadiran PT GKP adalah peningkatan ekonomi masyarakat di desa-desa lingkar tambang, seperti Desa Roko-Roko, Desa Teporoko, Desa Sukarela Jaya, Desa Dompo-Dompo Jaya, dan Desa Bahaba. Data menunjukkan bahwa jumlah usaha masyarakat, termasuk usaha rumahan, warung, dan pedagang eceran, meningkat dari 15 unit pada 2019 menjadi 62 unit pada 2024. Pertumbuhan ini mencerminkan daya beli masyarakat yang semakin kuat, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru yang mengurangi ketergantungan pada sektor formal.

Dalam aspek infrastruktur, PT GKP berfokus pada pembangunan yang berdampak langsung terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat. Perbaikan jalan dan pembangunan jembatan di Desa Sukarela Jaya, misalnya, telah mempermudah akses masyarakat ke pusat-pusat ekonomi dan pendidikan. Infrastruktur ini tidak hanya memfasilitasi mobilitas warga, tetapi juga mendukung distribusi hasil pertanian dan produk UMKM lokal, sehingga menciptakan rantai nilai ekonomi yang lebih luas. Bambang Murtiyoso, GM External Relations PT GKP, menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari strategi besar perusahaan untuk mendukung masyarakat lokal.

“Kami percaya bahwa pembangunan fisik adalah fondasi untuk mendorong kemajuan ekonomi. Program ini dirancang tidak hanya untuk mendukung aktivitas harian masyarakat, tetapi juga menciptakan peluang-peluang ekonomi baru yang berkelanjutan,” ujar Bambang.

Selain infrastruktur, PT GKP juga berinvestasi besar dalam sektor pendidikan dan kesehatan. Pada tahun 2023, perusahaan meluncurkan program peningkatan kapasitas bagi para pelajar di desa-desa lingkar tambang. Program ini meliputi pelatihan soft skill hingga program GKP Mengajar. Dengan adanya dukungan ini, para pelajar di Pulau Wawonii mendapatkan akses yang lebih baik untuk meningkatkan potensi mereka. Supervisor Community Development PT GKP, Frans da Lopez menekankan pentingnya pendidikan dalam menciptakan perubahan jangka panjang.

“Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan. Dengan memberikan pelatihan pendidikan, kami berharap generasi muda di Wawonii dapat lebih percaya diri dan siap bersaing di masa depan,” ungkap Frans.

Di sektor kesehatan, PT GKP rutin mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis, distribusi obat-obatan, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk bayi dan balita. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya sulit mendapatkan akses layanan kesehatan. Pada tahun 2022, program pelayanan kesehatan keliling berhasil menjangkau ratusan warga, memberikan layanan medis dasar, dan edukasi tentang pola hidup sehat.

Sebagai bagian dari strategi pemberdayaan ekonomi, PT GKP juga mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM). Melalui pelatihan pengolahan makanan lokal dan fasilitas promosi, perusahaan membantu masyarakat meningkatkan kapasitas produksi dan akses pasar. Salah satu inisiatif yang sukses adalah pelatihan pengolahan produk  yang bersumber dari hasil kebun dan laut, yakni kacang mete (Samaturu), kelapa (Mohawi), dan olahan ikan laut (Marimba). Beberapa dari produk ini kini mulai dipasarkan di luar wilayah Wawonii, membuka peluang pendapatan baru bagi pelaku usaha lokal.

Made Fitriansyah, Manager External Relations PT GKP, menyoroti pentingnya kolaborasi dengan masyarakat untuk menciptakan keberlanjutan ekonomi.

“Kami tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga mendampingi masyarakat dalam mengembangkan keterampilan dan kapasitas usaha mereka. Kami ingin mereka menjadi pelaku ekonomi yang mandiri dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” jelas Made.

Sebagai bagian dari program sosial budaya, PT GKP juga mendukung kegiatan keagamaan. Rutin pada tahun 2023 dan 2024 ini, perusahaan turut memperbaiki sejumlah masjid di desa lingkar tambang, mendukung pelaksanaan hari besar keagamaan, serta memberikan bantuan sosial, serta hewan kurban saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Komitmen PT GKP terhadap tanggung jawab sosial tidak berhenti pada pencapaian saat ini. Ke depan, perusahaan akan terus memperluas program CSR yang berdampak langsung pada masyarakat.

Beberapa inisiatif yang sedang dirancang termasuk pelatihan guru, hingga pengembangan lebih lanjut untuk UMKM lokal.

“Apa yang kami lakukan di Wawonii adalah bukti bahwa kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk terus mendukung masyarakat menuju masa depan yang lebih baik,” pungkas Bambang Murtiyoso.

Sumber: Telisik.id
Kegiatan pemberian makanan tambahan untuk bayi dan balita

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-58 PT Gema Kreasi Perdana (GKP) bekerjasama dengan puskesmas Roko-Roko melakukan Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada bayi dan balita. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, Senin, 14 November 2022 di posyandu Desa Nambo Jaya dan Rabu 16 November 2022 di posyandu Desa Sainoah Indah.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Bambang Murtiyoso GM External PT GKP, Kepala Puskesmas Roko-Roko Alwi dan Kepala Desa Nambo Jaya, Lamido.

Selain pemberian makanan tambahan, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan pemeriksaan lansia, penimbang berat badan, pengukuran tinggi badan serta pemberian Kartu Menuju Sehat (KMS).

Pemberian makanan tambahan merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) GKP, di bidang kesehatan. Kegiatan ini juga sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap bayi dan balita. Tujuannya, untuk memberikan gizi terbaik dan mencegah terjadinya gizi buruk terhadap anak-anak di daerah lingkar tambang.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya bayi stunting. Fokus PMT, bahwa di area ring satu perusahaan tidak boleh terdapat kasus gizi buruk. Selain itu harapannya kegiatan ini sebagai bentuk kerja sama dengan instansi-instansi lain di area lingkar perusahaan, ” ucap Aldo Sastra tim CSR GKP.

Dari data puskesmas pada kegiatan PMT ini, rerata berat bayi 5,25 kg tinggi badan 43,05 cm. Sedangkan rerata berat badan Balita 10,4 kg dengan tinggi badan 84,79 cm. Dari data tersebut, menunjukan bayi dan balita dalam kondisi sehat.

Bambang Murtiyoso, GM External PT GKP berharap, lewat program PMT ini, gizi anak-anak bisa terpenuhi dengan baik sehingga menjadi lebih sehat dan siap menjadi generasi penerus bangsa.

“Semoga kegiatan PMT ini bisa menjadi penambah gizi bagi bayi dan balita dan kita berharap putra putri di di sini sebagai generasi penerus bisa berkembang lebih sehat lagi sehingga memiliki satu akhlak yang mulia sehingga jadi kebanggan orang tua masyarakat dan agama, amin.” Jelas Bambang Murtiyoso dalam sambutannya.

Alwi, Kepala Puskesmas Roko-Roko dalam sambutannya sangat mengapresiasi kegiatan PMT yang diselenggarakan pihak perusahaan.“ lewat kegiatan PMT ini semoga masyarakat bisa memanfaatkan dengan baik, dan saya sangat berterimakasih kepada pihak perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan ini, karena sangat-sangat membantu, “jelas Alwi.

Lamido , Kepala Desa Nambo Jaya memberikan apresiasi kegiatan PMT ini. Ia berharap kegiatan ini bisa berkelanjutan dan bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat.

“ Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak perusahaan atas kolaborasinya dengan pihak kesehatan dalam hal ini pemberian makanan tambahan. Jangan berpikir ini nilai dan jumlahnya, bantuan itu bukan besar dan kecilnya tapi keikhlasan dan kepedulian. Dan saya rasa ini akan berkepanjangan” jelas Lamido dalam sambutannya.

Kegiatan PMT mendapat respon positif dan didukung penuh oleh masyarakat Nambo Jaya dan Sainoah Indah. Ini terlihat dari antusiasme masyarakat yang sangat tinggi, bukan hanya kegiatan PMT saja, tetapi juga kegiatan apa saja yang diselenggarakan perusahaan.

“Terima kasih atas kegiatan ini, sangat bermanfaat, tidak saja bagi anak-anak tetapi juga para ibu. Kegiatan ini sekaligus membuka kesadaran para ibu dan orang tua, tentang pentingnya gizi yang baik bagi bayi dan anak-anak. Biasanya makanan tambahan hanya sedikit, sekarang jumlahnya lebih banyak. Terima kasih GKP, ” Demikian ujar ibu Daniati, warga Sainoa Indah usai mendapatkan susu dan biskuit bayi.

Pada awal Desember kegiatan serupa akan dilaksanakan di lima desa di Roko-Roko Raya, “Kegiatan PMT untuk lima desa di Roko-Roko Raya akan dilaksanakan di awal Desember sesuai jadwal posyandu masing-masing desa” demikian disampaikan Idris Toande, PIC program PMT CSR PT GKP.

Sumber: PotretTerkini.ID

Tenaga kesehatan (Nakes) di Kabupaten Konawe unjuk rasa menyuarakan tuntutan pembayaran insentif di Kantor DPRD Konawe, Senin(12/4/2021).

Dalam unjuk rasa mereka menduduki kantor dewan, lantaran tak digubris para Anggota DPRD Konawe.

Para Nakes menyuarakan hak mereka yang belum disahuti Pemkab Konawe, dan nekat bertahan di kantor dewan hingga tuntutan mereka disahuti.

“Kita tunggu di gedung ini Anggota DPR untuk menemui kita,” ungkap Jasmilu, salah satu pengunjuk rasa dalam orasinya.

Sementara itu, Kabag Umum Kabupaten Konawe, Jasman, hadir menjelaskan kepada massa pengunjuk rasa tak ada satu pun anggota dewan yang menemui mereka, karena bertugas di luar kota.

“Mereka lagi kunjungan tugas di luar kota,” katanya.

Jasman berjanji kepada pengunjuk rasa akan menyampaikan pada Komisi III DPRD Konawe, terkait tuntutan mereka hari ini.

Hingga berita ini diturunkan, massa masih berada di Gedung DPRD Konawe menunggu kejelasan dewan soal nasib mereka.

Senin, 12 April, massa dari tenaga kesehatan Kabupaten Konawe, turun unjuk rasa mendesak pemerintah kabupaten segera membayarkan uang insentif penanganan Covid-19 yang empat sampai delapan bulan terkahir belum dibayarkan.

Sumber: DetikSultra

Sebanyak 41 dokter yang terhimpun di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara (Sultra), termasuk Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Muh Ridwan, terinfeksi Virus Corona.

Sejauh ini, sudah ada 32 orang dokter yang dinyatakan sembuh sementara sembilan orang masih dalam perawatan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra La Ode Rabiul Awal menyebut dokter terakhir yang dinyatakan terinfeksi adalah Muh Ridwan. Total jumlah dokter yang tergabung di IDI Sultra sendiri mencapai 986 orang. Sebanyak 41 dokter yang terhimpun di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara (Sultra), termasuk Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Muh Ridwan, terinfeksi Virus Corona.

 Sejauh ini, sudah ada 32 orang dokter yang dinyatakan sembuh sementara sembilan orang masih dalam perawatan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra La Ode Rabiul Awal menyebut dokter terakhir yang dinyatakan terinfeksi adalah Muh Ridwan. Total jumlah dokter yang tergabung di IDI Sultra sendiri mencapai 986 orang. 

“Itu data terakhir yang kita himpun per hari ini,” kata pria yang akrab disapa Dokter Wayong ini kepada CNNIndonesia.com, Senin 21 September 2020.


Menurut Wayong, jumlah dokter yang terinfeksi ini di luar dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).

“Mereka punya organisasi tersendiri juga,” katanya.

Ia menyebut, salah satu anggota PDGI Sultra dilaporkan meninggal dunia terinfeksi Covid yang berasal dari Kabupaten Konawe Selatan. Namun, soal jumlah dokter gigi yang terinfeksi ia belum tahu pasti detilnya.

Dokter Wayong menyebut mayoritas dokter yang terinfeksi adalah dokter umum sebanyak 32 orang dan dokter spesialis 9 orang.

Hal ini menunjukkan bahwa, dokter umum paling rentan kontak langsung dengan pasien Covid yang tidak memiliki gejala.

“Jumlah nakes kita juga sudah banyak, sudah ratusan yang terinfeksi dan ada yang meninggal dunia,” jelasnya.

Karena tenaga kesehatan dan dokter sangat rentan tertular, maka ia mendorong adanya perlindungan tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya di garda terdepan melawan virus asal Wuhan China ini.

“Minimal ada kebijakan agar tenaga kesehatan dan dokter bisa swab jika ada gejala atau tanpa gejala namun memiliki riwayat kontak dengan pasien terinfeksi,” jelasnya.

Menurut Rabiul, hal ini penting dilakukan mengingat banyak dokter dengan tanpa gejala, namun berbahaya karena bisa menjadi carier bagi pasiennya.

“Jangan sampai tujuannya menolong pasien, padahal bisa menulari. Ini pentingnya bahwa dokter perlu dilakukan swab secara periodik jangan sampai menjadi penular dan akibatnya virus corona tidak bisa dikendalikan,” bebernya.

Berdasarkan data gugus tugas, pada hari ini, Senin 21 September 2020, terjadi penambahan 36 kasus baru yang terdiri dari Kota Kendari 23 orang, Kota Baubau 6 orang, Konawe Utara 2 orang, Konawe Selatan 2 orang, Kolaka 1 orang dan Konawe 2 orang. Total pasien positif hingga saat ini sebanyak 2.223 orang.

Sementara pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 45 orang yang berasal dari Konawe Selatan 1 orang, Konawe Utara 1 orang, Buton Tengah 6 orang, Kendari 9 orang dan Baubau 28 orang.

Total pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 1.417 orang. Sementara pasien yang meninggal dunia sebanyak 48 orang dan pasien yang masih menjalani perawatan sebanyak 758 orang.

Sumber: CNN Indonesia

Tim Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Sulawesi Tenggara (Sultra) menyampaikan bahwa pasien sembuh dari virus corona di daerah itu sebanyak 221 orang dari total 343 kasus hingga Minggu 28 Juni 2020.

Juru Bicara (Jubir) GTPP COVID-19 Sultra, dr La Ode Rabiul Awal di Kendari, mengatakan per hari ini tidak ada penambahan baik kasus baru, sembuh ataupun kasus meninggal.

“Hari ini kita tidak ada penambahan kasus baik kasus baru ataupun sembuh. Kasus sembuh tetap sebanyak 221 atau 64,43 persen,” kata Rajiul.

Selain itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara ini mengungkapkan bahwa hingga saat ini kasus meninggal di daerah Sulawesi Tenggara juga tidak ada penambahan yakni tetap sebanyak enam orang.

Sementara pasien yang tengah menjalani perawatan isolasi maupun karantina sebanyak 116 orang atau 33,81 persen.

“Kami sampaikan kepada saudara-saudara kami yang sampai hari ini belum dinyatakan sembuh, kami mohon tetap bersabar dan berdoa. Seluruh jajaran gugus tugas baik provinsi maupun kabupaten/kota dan khususnya tenaga kesehatan tidak akan pernah menyerah untuk berusaha memberikan pertolongan yang sebaik-baiknya,” pungkasnya.

Sementara itu, jumlah orang tanpa gejala (OTG) tercatat 541 orang, orang dalam pemantauan (ODP) 43 orang, dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 24 orang.

“Dalam menjalani tatanan normal baru atau new normal agar selalu patuh menjalankan protokol kesehatan dan memproteksi diri sekurang-kurangnya selalu memakai masker, menjaga jarak dan sering-sering cuci tangan. Karena masyarakat adalah kunci pertama agar new normal ini bisa berlangsung aman di masa wabah atau pandemi kita belum terakhir,” pungkasnya.

Sumber: Antara News

Virus Corona yang terjadi di kendari

Virus Corona. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan pasien MW (22) yang sempat dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Bahteramas Kendari tak terjangkit virus corona

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sultra Andi Hasnah mengatakan seseorang bisa dikatakan suspect corona jika mempunyai gejala demam atau riwayat penyakit batuk, pilek, nyeri tenggorokan, pneumonia berat berdasarkan gejala klinis dan atau gambaran radiologis.


Meski demikian, klaim negatif virus corona terhadap pasien tersebut bukan atas dasar hasil uji laboratorium melainkan perkiraan riwayat perjalanannya ke Korea Selatan.

Menurut dia, MW sudah batuk lebih dulu sebelum berangkat ke Korea. Ia menduga, pasien mengalami sakit setelah tiba di tanah air karena kelelahan dalam perjalanan empat hari di Korea Selatan.

“Saya curigai akibat dari perjalanannya. Perjalanan jauh kan capek,” tuturnya.

Terhadap hasil uji laboratorium pasien, Dinkes Sultra baru meminta bahannya dari Kementerian Kesehatan untuk kemudian memeriksa kondisi MW.

“Tapi menurut pusat, kenapa harus diperiksa, dia itu bukan suspect corona,” tegasnya.

Sementara itu, Plt Direktur RSU Bahteramas dr Sjarif Subijakto menyebut, diagnosa wabah corona adalah pneumonia berat, berasal dari China.

“Nah ini pasien cuma demam, batuk, tapi ada riwayat dari Korea. Dari dua kriteria itu saja tidak masuk kriteria diagnosis corona,” katanya.

Dokter, kata dia, sudah memeriksa fisik paru pasien dalam kondisi normal. Hanya saja, semua itu perlu dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui infeksi sekunder.

“Kenapa diisolasi, antisipasi saja karena ada wabah. Saat ini pasien cenderung normal ya diisolasi 7 hari lagi. Jadi flu saja. Yang bikin dicurigai ya karena riwayat dari Korea siapa tahu tertular. Tapi kriteria yang betul high risk ya riwayat dari Wuhan, atau dari China,” ujar Sjarif.

Sebelumnya, MW tergabung dalam rombongan 38 orang yang bepergian di Korea Selatan. Delapan orang dari Kendari, 28 orang dari Makassar dan 2 orang dari Jakarta.

MW bersama tujuh orang lainnya berangkat dari Kendari ke Jakarta pada 23 Januari 2020. Kemudian dari Jakarta bertolak ke Korea Selatan pada 24 Januari serta kembali di Kendari pada 27 Januari 2020.

Tiba di Kendari, pasien sempat masuk kerja. Namun, pada 1 Februari mengalami sakit dan ia sempat berobat ke Puskemas Poasia dengan keluhan demam dan sakit kepala.

Keluarga pasien kemudian merujuknya ke RSU Bahteramas pada 2 Februari 2020 karena tidak ada perubahan, hingga akhirnya dirawat di ruang isolasi khusus akibat kekhawatiran pasien terjangkit virus corona.

Namun, kata Sjarif, kondisi pasien saat ini sudah membaik usai mendapatkan pengobatan di RSU Bahteramas.